35 Jika
maka terima yang artinya secara serentak variabel
tidak berpengaruh nyata terhadap Y. Jika , maka terima
yang artinya variabel
secara serentak berpengaruh nyata terhadap Y. 4. Uji Terhadap Multikolinier
Model dengan banyak peubah sering terjadi masalah multikolinier yaitu terjadinya korelasi yang kuat antar peubah-peubah bebas. Masalah tersebut
dapat dilihat langsung melalui hasil komputer, dimana apabila Varian Inflation Factor VIF 10 tidak ada masalah multikolinier.
5. Uji Heteroskedastisitas Salah
satu asumsi
metode pendugaan
kuadrat terkecil
adalah homoskedastisitas, yaitu ragam galat konstan dalam setiap amatan. Pelanggaran
atas asumsi ini disebut heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang telah di-studentized.
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Dasar analisis uji
heteroskedastisitasGhozali 2006: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
6. Uji Normalitas Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah error term dari data atau
observasi yang jumlahnya kurang dari 30 mendekati sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah. Data pada penelitian ini jumlahnya lebih dari 30,
oleh sebab itu diduga data telah mendekati sebaran normal. Pembuktian untuk
36 meyakini data telah mendekati sebaran normal perlu dilakukan dengan uji
Kolmogorov-Smirnov. Penerapan uji ini adalah bahwa signifikan dibawah lima persen 5 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan
dengan data normal baku, artinya data tersebut tidak normal. 7. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan diantara galat dalam persamaan regresi yang diperoleh. Autokorelasi cenderung akan
mengestimasi standar error lebih kecil daripada nilai sebenarnya, sehingga nilai statistic-t akan lebih besar. Uji yang digunakan untuk mendeteksi
autokorelasi adalah uji DW Durbin Watson test. Nilai statistik DW berada diantara 1.55 dan 2.46 maka menunjukkan tidak ada autokorelasi Firdaus
2004.
V GAMBARAN UMUM
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penambangan Emas Tanpa Izin PETI terjadi di beberapa desa di Kecamatan Kampar Kiri. Kegiatan PETI ini sudah menjadi mata pencaharian
37 masyarakat di daerah tersebut. Tabel 4menunjukkan beberapa desa di Kecamatan
Kampar Kiri yang melakukan kegiatan PETI. Tabel 4Desa di Kecamatan Kampar Kiri yang melakukan PETI dan jumlah
penambang
No Nama Desa
Jumlah Penambang 1
Padang Sawah ± 45 orang
2 IV Koto Setingkai
± 65 orang 3
Sungai Rambai ± 35 orang
4 Sungai Sarik
± 40 orang 5
Teluk Paman ± 50 orang
6 Lipatkain
± 150 orang Sumber : Kantor Camat Kampar Kiri Hulu 2013
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat desa-desa yang melakukan kegiatan PETI dan jumlah penambang yang ada pada tiap desa. Desa Lipatkain merupakan
desa dengan jumlah penambang yang paling banyak yaitu 150 orang dibanding desa lainnya sehingga eksternalitas negatif yang ditimbulkan juga lebih besar.
Desa Lipatkain merupakan desa yang paling besar dan merupakan pusat dari kegiatan PETI sehingga penelitian ini dilakukan di desa tersebut.
Desa Lipatkain secara administratif terletak di Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara : Desa Sungai Pagar
Sebelah selatan : Kabupaten Kuantan Singingi
Sebelah timur : Desa suka Makmur
Sebelah barat : Kecamatan IV Koto Setingkai
Berdasarkan informasi dari Kantor Camat Kampar Kiri, luas wilayah Desa Lipatkain adalah 5140 haterdiri dari sembilan Rukun Warga RW dan 25 Rukun
Tetangga RT dengan jumlah penduduk adalah sebesar 3682 jiwa. Jumlah penduduk tersebut terbagi atas 1938 jiwa penduduk laki-laki dan 1744 jiwa
penduduk perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga KK sebanyak 997 KK. Desa Lipatkain memiliki dataran rendah seluas 220 ha dan bukit seluas 280 ha.
Pemukiman masyarakat yang paling dekat dengan Sungai Kampar yaitu RW 03 dan RW 04. Sumber penghasilan utama masyarakat berasal dari sektor
perkebunan dengan jenis komoditi kelapa sawit, selain itu masyarakat juga bekerja sebagai wiraswasta, pedagang, nelayan dan penambang emas ilegal.
38 Potensi sumberdaya alam yang terdapat di Desa Lipatkain terdiri atas
sektor peternakan, perkebunan, perikanan serta bahan galian. Jenis populasi ternak Desa Lipatkain adalah sapi, ayam, kambing, dan itik. Sistem pemasaran untuk
komoditas peternakan yaitu langsung dijual ke pasar hewan. Sektor perkebunan dengan luas 800 ha sebagian besar merupakan perkebunan kelapa sawit dan
tanaman karet milik masyarakat desa. Perikanan yang berkembang di masyarakat Desa Lipatkain adalah perikanan ikan hasil tangkapan langsung dari sungai oleh
para nelayan. Potensi bahan galian di Desa Lipatkain yaitu pasir dan emas. bahan galian pasir pengelolaannya diatur oleh peraturan adat sedangkan emas diatur
perorangan masyarakat. Emas adalah bahan galian yang merupakan potensi desa yang produktivitasnya besar dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat Desa
Lipatkain. Pengelolaan bahan galian emas yang diatur sendiri oleh masyarakat menyebabkan pemanfaatannya tidak terkontrol dan menimbulkan eksternalitas
negatif bagi masyarakat desa. Desa Lipatkain memiliki sumberdaya air yang terdiri dari Sungai Kampar,
danau, dan mata air. Sungai Kampar merupakan sarana utama bagi kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitar sungai. Sungai ini berfungsi sebagai sarana
pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat seperti MCK mandi, cuci, kakus, dan sebagai sumber air minum. Panjang aliran Sungai Kampar yang mengaliri
Desa Lipatkain adalah sepanjang 15 km, namun saat ini kondisi sungai tersebut telah tercemar oleh kegiatan Penambangan Emas Tanpa Izin PETI yang
dilakukan masyarakat setempat maupun pendatang. Sungai Kampar yang menjadi sumber utama kegiatan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat yang
tinggal di sekitar sungai saat ini sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi.
5.2Karakteristik Responden
Karakteristik umum responden Desa Lipatkain didasarkan kepada hasil survei yang telah dilakukan terhadap 91 responden yang terbagi atas 5 orang