Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai WTP Penambang
60 disimpulkan tidak terjadi masalah autokorelasi dalam model regresi. Nilai DW
dalam model ditunjukkan dalam Lampiran 1. 4. Uji Normalitas
Uji normalitas berdasarkan pada uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan software SPSS16. Penelitian ini menggunakan taraf nyata alpha
sebesar 5 persen. Pada lampiran 3 dapat dilihatnilai Asymp. Sig. 2-tailed 0.802 lebih besar dari alpha 0.05 lima persen, maka asumsi residual menyebar normal
terpenuhi. Asumsi-asumsi analisis regresi terpenuhi, hal ini menunjukkan model
layak untuk digunakan. Model regresi yang dihasilkan dalam analisis ini adalah:
WTP = - 0.037 + 0.462 USIA + 0.251 PNDP + 0.306 JTK + 0.057 FP - 0.191 LM + 0.163DPNB + 0.037 DKEDANGKALAN
Tabel 14 Hasil estimasi model regresi linier berganda terhadap besarnya nilai wtp penambang PETI
Variabel B
Beta t
sig Tolerance
VIF Constant
-.037 -.080
.936 USIA
.462 .476
3.508 .001
.553 1.809
PNDP .251
.378 2.954
.005 .621
1.609 JTK
.306 .351
2.810 .008
.655 1.527
FP .057
.061 .423
.674 .483
2.069 LM
-.191 -.251
-2.095 .043
.707 1.414
PNB dummy .163
.052 .449
.656 .749
1.335 KEDANGKALAN
dummy .037
.012 .092
.927 .617
1.621 R-square
61.3 persen R-square adj.
54.2 persen Durbin-Watson
1.736 Asymp. Sig. 2-tailed
0.802 Uji F
0.000 Sumber : Data primer diolah, 2013
Keterangan :
: nyata pada taraf α=1 : nyata pada taraf
α=5 Hasil lengkap dari pengolahan data model regresi di atas dapat dilihat pada
Lampiran 1. Uji F dengan P = 0.000 menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel-variabel bebas independent variable berpengaruh terhadap perubahan
nilai WTP. Berdasarkan Tabel 14 diketahui bahwa variabel-variabel yang
61 berpengaruh nyata signifikan terhadap model regresi pada taraf alpha satu
persen α=1 adalah usia, tingkat pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga dan yang berpengaruh nyata pada taraf alpha
lima persen α=5 adalah lama menetap responden.
Variabel usia memiliki nilai P-value 0.001 alpha 0.01 satu persen yang artinya variabel ini berpengaruh nyata terhadap model. Koefisien variabel
positif + menggambarkan tambahan usia responden mampu meningkatkan nilai WTP dengan asumsi cateris paribus. Variabel tingkat usia sesuai dengan hipotesis
awal bahwa variabel tersebut berpengaruh positif terhadap besarnya nilai WTP. Bertambahnya usia responden maka diduga akan meningkatkanrata-rata nilai
WTP penambang dengan asumsi cateris paribus. Hal ini dikarenakan responden dengan usia yang lebih tua lebih memahami masalah lingkungan dan cenderung
mengeluarkan WTP yang lebih besar. Variabel tingkat pendapatan memiliki nilai P-value 0.005 alpha 0.01
satu persen yang artinya variabel ini berpengaruh nyata terhadap model. Koefisien variabel positif + menggambarkan jika pendapatan responden
meningkat mampu meningkatkan WTP dengan asumsi cateris paribus. Variabel tingkat pendapatan sesuai dengan hipotesis awal bahwa variabel tersebut
berpengaruh positif terhadap besarnya nilai WTP. Bertambahnya Tingkat pendapatan maka diduga akan meningkatkan rata-rata nilai WTP penambang
dengan asumsi cateris paribus.Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya pendapatan responden maka kesediaan untuk mengeluarkan WTP semakin tinggi
sebagai bentuk tanggung jawab responden terhadap pencemaran Sungai Kampar. Variabel jumlah tanggungan keluarga memiliki nilai P-value 0.008
alpha 0.01 satu persen yang artinya variabel ini berpengaruh nyata terhadap model. Koefisien variabel positif + menggambarkan bahwa jika jumlah
tanggungan keluarga meningkat mampu meningkatkan WTP dengan asumsi cateris paribus. Bertambahnya jumlah tanggungan keluarga responden maka
diduga akan meningkatkan rata-rata nilai WTP penambang dengan asumsi cateris paribus. Hubungan positif antara jumlah tanggungan keluarga dengan nilai WTP
tidak sesuai dengan hipotesis awal. Berdasarkan data di lapangan, diketahui bahwa seorang penambang memiliki kecenderungan untuk meminta bantuan
62 dalam melakukan kegiatan PETI kepada anggota keluarganya, tetapi anggota
keluarga yang membantu tidak mengeluarkan WTP secara individu melainkan digabung dengan penambang. Hal tersebut mengakibatkan nilai WTP yang
dikeluarkan berbanding lurus dengan jumlah anggota keluarga yang membantu penambang, akibatnya walaupun jumlah tanggungan meningkat maka besar WTP
yang harus dikeluarkan disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga yang membantu kegiatan penambangan.
Variabel lama menetap penambang memiliki nilai P-value 0.043 alpha 0.05 lima persen yang artinya variabel ini berpengaruh nyata terhadap model.
Koefisien variabel negatif - menggambarkan bahwa jika lama tinggal semakin lama akan menurunkan WTP dengan asumsi cateris paribus. Bertambahnya lama
tinggal responden maka diduga akan menurunkan rata-rata nilai WTP penambang dengan asumsi cateris paribus.Variabel lama tinggal tidak sesuai dengan hipotesis
awal. Berdasarkan data di lapangan, mayoritas penambang PETIyaitu sebanyak 31 penambang tidak tinggal di sekitar sungai atau pendatang dari desa lain sehingga
tidak merasakan langsung eksternalitas negatif yang ditimbulkan kegiatan PETI. Hal ini menyebabkan WTP yang dikeluarkan penambang tidak searah dengan
lama menetap penambang,WTP yang dikeluarkan penambang hanya sebagai bentuk tanggung jawab atas eksternalitas yang dirasakan masyarakat yang tinggal
di sekitar sungai. Variabel frekuensi menambang, dummy jenis pekerjaan penambang
utama atau sampingan dan dummy kedangkalan air sungai tidak berpengaruh nyata dalam model regresi ini. Nilai P-value masing-masing variabel lebih besar
dari taraf alpha 0.05 lima persendapat dilihat dalam Tabel 14. Variabel tersebut tidak berpengaruh nyata dalam model karena menyebabkan perubahan yang kecil
dibandingkan dengan variabel lainnya yang berpengaruh nyata. Hal tersebut dapat terjadi karena nilai yang kurang beragam dalam model.
Variabel frekuensi menambang memiliki nilai P-value 0.674 alpha 0.05 lima persen yang artinya variabel ini tidak berpengaruh nyata terhadap
model. Koefisien variabel positif + menggambarkan jika frekuensi menambang bertambah maka diharapkan meningkatkan WTP sebesar dengan asumsi cateris
paribus. Bertambahnya frekuensi menambang penambang PETI maka diduga
63 akan meningkatkan rata-rata nilai WTP penambang dengan asumsi cateris
paribus. Variabel frekuensi menambang sesuai dengan hipotesis awal bahwa frekuensi menambang berpengaruh positif terhadap besarnya nilai WTP. Hal ini
dikarenakan semakin seringnya responden melakukan kegiatan PETI sehingga menyebabkan kerusakan dan eksternalitas yang besar maka kesediaan untuk
mengeluarkan WTP semakin tinggi. Variabel dummyjenis pekerjaan penambang utama atau sampingan
memiliki nilai P-value 0.656 alpha 0.05 lima persen yang artinya variabel ini tidak berpengaruh nyata terhadap model. Koefisien variabel positif +
menggambarkan jika pekerjaan sebagai penambang merupakan pekerjaan utama maka diharapkan meningkatkan WTP dengan asumsi cateris paribus. WTP
penambang utama lebih besar dibanding WTP penambang sampingan.Jika penambang menjadikan PETI sebagai pekerjaan utama maka rata-rata nilai WTP
penambang lebih besar dibanding penambang yang menjadikan PETI hanya sebagai pekerjaan sampingan. Variabel jenis pekerjaan penambang utama atau
sampingan sesuai dengan hipotesis awal bahwa jenis pekerjaan penambang utama atau sampingan berpengaruh positif terhadap besarnya nilai WTP. Hal ini
dikarenakan jika penambang merupakan pekerjaan utama responden maka kesediaan untuk mengeluarkan WTP semakin tinggi.
Variabel dummykedangkalan sungai memiliki nilai P-value 0.927 alpha 0.05 lima persen yang artinya variabel ini tidak berpengaruh nyata
terhadap model. Koefisien variabel negatif - menggambarkan jika air sungai tidak mengalami kedangkalan maka akan menurunkan WTP dengan asumsi
cateris paribus sehingga dapat disimpulkan WTP apabila air sungai dangkal lebih besar dibanding WTP air sungai tidak dangkal. Jika air sungai dangkal maka rata-
rata nilai WTP yang dikeluarkan penambang lebih besar dibanding jika air sungai tidak mengalami pendangkalan. Varibel kedangkalan air sungai sesuai dengan
hipotesis awal bahwa kedangkalan air sungai berpengaruh positif terhadap besarnya nilai WTP. Hal ini dikarena apabila air sungai dangkal para penambang
semakin sering melakukan kegiatan penambangan PETI sehingga WTP yang dikeluarkan juga semakin besar. Kedangkalan air sungai merupakan salah satu
kerusakan yang ditimbulkan oleh kegiatan PETI di Sungai Kampar.
64
VII SIMPULAN DAN SARAN