Analisis pada Level Mikro

Gambar 4. Alur Penelitian Empat Tipologi Desa di Kabupaten Sukabumi Analisis Level Mikro Data Primer Sampling satu Desa per Tipologi Ploting data dalam kuadran untuk penentuan tipologi Persepsi Stakeholder Desa terhadap Kemandirian dan Perkembangan Desa Wawancara dan Observasi Updating Indikator Kemandirian dan Perkembangan Desa di Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sukabumi Desa di Kabupaten Sukabumi Penentuan Indikator berdasarkan literature review penentuan threseholdindikator Indeks Perkembangan Desa - Indikator Pangan - Indikator Energi - Indikator Air Indeks Kemandirian Desa - Indikator Sosial - Indikator Ekonomi - Indikator Ekologi Pemberian Bobot dengan Teknik Skoring Data sekunder Principal Componenet Analysis PCA untuk menentukan komponen indeks utama Indeks Terbobot 4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Administrasi Wilayah Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sukabumi merupakan daerah yang berbatasan dengan provinsi Banten, tepatnya dengan Kabupaten Lebak. Kabupaten Sukabumi adalah kabutaten terluas se Jawa-Bali yang Terdiri dari 47 kecamatan dan 381 Desa serta lima Kelurahan. Saat ini ibukota Kabupaten Sukabumi berada di Kecamatan Palabuhanratu, meskipun beberapa kantor pemerintahan masih ada yang berdomisili di Kecamatan Cisaat dan Kecamatan Cibadak bahkan di wilayah Kota Sukabumi. Menurut hasil pendataan potensi desa yang terakhir, kecamatan Cisaat, Cicurug dan Cisolok memiliki jumlah desakelurahan yang paling banyak yaitu 13 desa. Sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah desakelurahan terkecil hanya mempunyai lima desakelurahan, yaitu kecamatan Cidolog, Lengkong, Kebonpedes, Cireunghas dan Bojonggenteng. Luas Wilayah Kabupaten Sukabumi adalah 4.128 km2 atau 14,39 persen dari luas Jawa Barat atau 3,01 persen dari luas Pulau Jawa. Jarak tempuh Kabupaten Sukabumi ke ibukota Propinsi Jawa Barat Bandung sejauh 96 km dan 119 km dari Ibukota Negara Jakarta. Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak diantara 6 o 57’ - 7 o 25’ Lintang Selatan dan 106 o 49’ - 107 o 00’ Bujur Timur, dengan batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak Propinsi Banten dan Samudera Indonesia 4. SebelahTimur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur Selain itu secara administratif Kabupaten Sukabumi juga berbatasan secara langsung dengan wilayah Kota Sukabumi yang merupakan daerah kantong enclave dikelilingi beberapa wilayah kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Sukabumi di sebelah Utara, Kecamatan Cisaat dan Kecamatan Gunungguruh di sebelah Barat, Kecamatan Nyalindung di sebelah Selatan, Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Kebon Pedes di sebelah Timur. 4.2 Kondisi Biofisik Wilayah Kabupaten Sukabumi Berdasarkan data dari BPS dalam Kabupaten Sukabumi Dalam Angka 2014,bentuk topografi wilayah Kabupaten Sukabumi pada umumnya meliputi permukaan yang bergelombang di daerah selatan dan bergunung di daerah utara dan tengah. Dengan ketinggian berkisar 0 – 2.960 m. dengan puncak tertinggi terdapat di Gunung Salak 2.211 m danGunungGede 2.958 m. Daerah pesisir pantai dengan ketinggian 0-25 m seluas 10.455,45 ha meliputi 10 kecamatan di Sukabumi Selatan yaitu: Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung, Tegalbuleud, Cidolog, Palabuhanratu, Simpenan, Cisolok, danCikakak. Daerah pegunungan dengan ketinggian1000 m umumnya terletak di bagian utara dengan luas 27.568,49 ha. Curah hujan yang terjadi selama tahun 2014 adalah sebesar 3.855 mm dengan puncak musim penghujan di bulan Desember 735 mm dan bulan puncak musim kering adalah bulan September dengan curah hujan Nol. Pembagian morfologi Kabupaten Sukabumi dibagi menjadi dataran, pantai, perbukitan dan pegunungan sehingga pemerintah Kabupaten Sukabumi sering menyebutnya dengan Gunung, RimbaHutan, Laut, pantai dan Sawah GURILAPS. Sumberdaya alam dan potensi yang dimiliki Kabupaten Sukabumi meliputi potensi sumberdaya pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Pertanian di Kabupaten Sukabumi terutama tersebar di bagian Utara aliran Sungai Cimandiri. Kondisi ini tidak bisa terlepas dari keberadaan Gunung Gede-Pangrango di sebelah Utara dan Gunung Salak di sebelah Barat. Selain karena didukung kondisi lembah dan lereng di kedua gunung tersebut yang melandai kearah Selatan juga karena kondisi hutannya yang memberi daya dukung iklim dan tata air yang baik sehingga daerah pertanian relatif lebih subur dibandingkan daerah pertanian bagian selatan aliran sungai Cimandiri. Dalam sejarahnya, sejak dulu daerah Utara terkenal sebagai penghasil komoditi perkebunan berupa karet dan teh yang sempat memegang peranan penting dalam perekonomian negara di masa lampau. Sementara adanya dukungan tata air yang sangat baik, menyebabkan daerah utara berkembang menjadi daerah persawahan, usaha tani sayur mayur, peternakan dan budidaya ikan air tawar yang cukup potensial. Potensi sumberdaya pertanian lain yang juga terdapat di Kabupaten Sukabumi adalah kehutanan. Sebaran kawasan hutan di Kabupaten Sukabumi terdapat di beberapa kecamatan, dengan pengelompokan besar terdapat di Sukabumi-Sukarajabagian Utara, Cicurug – Parungkuda – Parakansalak –Kalapanunggal – Cisolok, Palabuhanratu, Ciemas, Surade – Jampangkulon – Kalibunder – Lengkong – Tegalbuleud – Cidolog – Sagaranten dan Nyalindung. Potensi geologi pertambangan Kabupaten Sukabumi yang teridentifikasi Hasil Kajian Bahan Galian Gol. C dan Logam Kerjasama Distamben dengan LPM UNPAD Tahun 2001 meliputi Mineral Logam Besi, Timbal, Emas, Mangan, Perak, Tembaga, danSeng, Mineral Bukan Logam Batu gamping, Lempung, Zeolit, Fospat, Bentonit, Feldspar, Kaolin, BatuApung, Batusela Damar, Batubara Muda, Serpentin, Perlit, Dolomit, Kalsit, serta batuan Tras, Pasir,Sirtu, Marmer, Diabas, Gabro, Toseki, Andesit, Pasirkuarsa, Obsidian, Granit, danRijang. Potensi sumberdaya pesisir dan kelautan Kabupaten Sukabumi terutama tersebar di tujuh wilayah kecamatan yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia, yaitu sepanjang ± 117 km yang memanjang dari wilayah kecamatan Cisolok, Palabuhanratu, Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung, dan Tegalbuleud. Adapun jenis potensi sumberdaya pesisir dan kelautan yang ada antaralain: perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, penyu, bahan tambang dan mineral, serta pariwisata. Sejauh ini, pemanfaatan pesisir dan kelautan di wilayah Kabupaten Sukabumi, selain dimanfaatkan untuk pariwisata pantai, juga pelabuhan nelayan sebagai sarana bagi penangkapan ikan. Untuk Palabuhanratu dan sekitarnya yang saat ini menjadi pusat pemerintahan dan pengembangan industri perikanan dan kelautan. Variasi bentuk topografi wilayah Kabupaten Sukabumi menjadikan Kabupaten Sukabumi menjadi wilayah yang lengkap, hamparan pegunungan api dan hutan yang membentang sepanjang wilayah utara Gunung GedePangrango hingga wilayah selatan Gunung HalimunSalak memberikan anugrah bagi masyarakat Kabupaten Sukabumi berupa mata air yang berlimpah berikut dengan beberapa air terjun yang beberapa diantaranya sudah dimanfaatkan untuk dijadikan pembangkit listrik mikro hidro, sumber panas bumi yang diprediksi sebesar 825 MW baru termanfaatkan 377 MW - DISTAMBEN Sukabumi, ketersediaan kayu bakar, dan lain sebagainya. Sementara itu, wilayah pantai Sukabumi juga sangat potensial untuk dikembangkan menjadi daerah pembangkit listrik tenaga angin, karena memiliki kecepatan angin sebesar 4-8 mdetik kebutuhan angin untuk menggerakkan turbin adalah 2mdetik serta pembangkit listrik tenaga uap PLTU. Selain kelimpahan endowment sumberdaya, topografi Kabupaten Sukabumi yang sangat variatif antara pegunungan sampai pantai ternyata juga menyimpan potensi negatif. Kebakaran hutan, longsor, banjir bandang, ombak besar, angin puyuhputing beliung adalah beberapa jenis bencana yang sangat sering terjadi di wilayah Kabupaten Sukabumi sehingga hampir seluruh wilayah Kabupaten Sukabumi termasuk kedalam wilayah rawan bencan ala dengan intensitas yang cukup sering dan besar. Kontur wilayah Kabupaten Sukabumi yang berbukit, pegunungan, membelah sawahrawa serta luas wilayah yang sangat besar 4.128 km² atau hampir 78 persen luas provinsi bali menjadikan pembiayaan infrastruktur terutama jalan menjadi sangat besar. Sebaran penduduk yang timpang antara Utara-Selatan, dimana Utara yang merupakan daerah perlintasan Bogor-Cianjur memiliki kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan wilayah selatan. Pola permukiman di Kabupaten Sukabumi sebagian besar mengikuti pola jalan dan daerah aliran sungai. Di era kontemporer, nampaknya pola pertumbuhan mengikuti jalan lebih dominan pertumbuhannya.

4.3 Kependudukan dan Ketenagakerjaan

Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi menurut data hasil sensus penduduk pada tahun 2014 mencapai 2.422.133 jiwa yang terdiri dari 1.229.168 laki-laki dan 1.192.945 Perempuan dengan Rasio jenis kelamin sebesar 103,04 yang berarti bahwa dalam 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 103 laki-laki. Kepadatan penduduk Kabupaten Sukabumi adalah sebesar 582 orang per Km2. Jumlah KeluargaPra Sejahtera di Kabupaten Sukabumi pada tahun 2014 sebanyak 235.211 kepalakeluarga KK, turunsebesar 2,52 persendibandingtahun 2013. Keluarga Pra Sejahtera terbanyak berada di Kecamatan Cibadak dan Jampang Tengah dengan jumlah 12.988 dan 11.217 KK. Tingginya angka jumlah penduduk dengan rasio laki-laki dan perempuan 103:100 dapat menjadi modal penting bagi pembangunan di Kabupaten Sukabumi, selain kualitas dari penduduk itu sendiri. Jumlah penduduk usia produktif 15-64 Kabupaten Sukabumi per tahun 2014 adalah sebesar 1.579.629 dengan rasio beban tanggungan dependency ratio sebesar 53,3 yang berarti bahwa setiap 100 orang produktif secara potensial akan menanggung orang non produktif sebanyak 54 orang. Gambar 5. Piramida penduduk Kabupaten Sukabumi tahun 2014 Sumber: Kabupaten Sukabumi dalam angka 2015 diolah Gambar 5 menunjukan proporsi penduduk di Kabupaten Sukabumi berdasarkan umur yang menunjukkan bahwa 75,6 penduduk di Kabupaten Sukabumi berada pada rentang usia 0-44 tahun. Komposisi penduduk tersebut tergolong kedalam piramida expansive atau piramida penduduk muda dengan jumlah penduduk usia muda lebih besar daripada penduduk usia tua. Dalam tabel 12 dapat kita lihat informasi demografi Kabupaten Sukabumi yang meliputi jumlah penduduk, sex ratio dan angka beban tanggungan. Tabel 12 Informasi demografi Kabupaten Sukabumi Tahun 2014 Informasi Demografi 2013 2014 Jumlah Penduduk 2.408.417 2.422.113 Laki-laki 1.222.814 1.229.168 Perempuan 1.185.603 1.192.945 Sex Ratio 103,14 103,4 Angka Beban Tanggungan 53,45 53,3 Sumber: Sukabumi Dalam Angka 2015

4.4 Komposisi Tenaga Kerja Kabupaten Sukabumi

Luasnya areal peruntukan untuk pertanian baik lahan perkebunan maupun sawah, menjadikan sektor pertanian sebagai leading sector dalam penyumbang angka pekerja terbesar distribusi sektor pekerjaan di Kabupaten Sukabumi. Dari jumlah angkatan kerja yang memiliki pekerjaan, sektor pertanian menyumbang sebanyak 272.358 jiwa, diikuti oleh sektor perdagangan sebesar 135.118 jiwa. Tabel 13 Jumlah tenaga kerja per sektor di Kabupaten Sukabumi tahun 2014 Sektor tenaga kerja N Jiwa Pertanian 272.358 43,49 Industri 59.195 9,45 Perdagangan 135.118 21,57 Jasa-Jasa 46.327 7,4 Lainnya 113.163 18,07 Jumlah 626.161 100 Sumber: Suseda Kabupaten Sukabumi tahun 2014 Berdasarkan tabel 13 pertanian merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja paling besar di Kabupaten Sukabumi hingga mencapai 43,49 persen atau hampir separuh masyarakat pekerja di Kabupaten Sukabumi bekerja di bidang Pertanian, Perikanan, Perkebunan dan Kehutanan. Dominasi sektor ini dimungkinkan karena Kabupaten Sukabumi merupakan Kabupaten dengan luas wilayah terbesar se Jawa-Bali serta memiliki dua buah gunung yaitu gunung GedePangrango dan gunung HalimunSalak serta garis pantai yang membentang sejauh 117 km.

4.5 Gambaran Sosial Ekonomi Kabupaten Sukabumi

Luas wilayah Kabupaten Sukabumi yang sangat luas dengan hamparan pegunungan, perbukitan dan areal dataran yang terhampar sampai ke pantai, tidak lantas menjadikan Kabupaten Sukabumi sebagai wilayah yang aktifitas ekonominya didominasi oleh sektor padat karyapertanian. Berdasarkan pada data BPS per tahun 2014, sektor Jasa merupakan sektor yang paling besar menyumbang PDRB bagi Kabupaten Sukabumi dengan 25,78 persen diikuti oleh sektor pertanian sebesar 23,36 persen dan sektor perdagangan sebesar 20,3 persen. Tabel 14 PDRB Kabupaten Sukabumi per sektor tahun 2014 Uraian Jumlah juta rupiah Persen Pertanian 9.567.218,94 23,36 Industri 6.147.827,80 15 Perdagangan 8.315.589,27 20,3 Jasa-jasa 10.558.605,82 25,78 Pertambangan 3.310.324,96 8,1 Lainnya 3.058.084,82 7,4 Jumlah 40.957.651,49 100 Sumber: Suseda Kabupaten Sukabumi tahun 2014 Pertumbuhan industri pengolahan, pariwisata dan jasa angkutan di Kabupaten Sukabumi yang terlihat dalam tabel 14, menjadikan sektor Jasa serta pertambangan menjadi salah satu sektor penyumbang PDRB terbesar. Sektor jasa secara pasti menggeser sektor pertanian dalam menyumbangkan sumbangsih pada PDRB, sehingga sektor pertanian di Kabupaten Sukabumi hanya menempati peringkat dua sebagai penyumbang PDRB terbesar bagi Sukabumi. Walaupun sektor pertanian sudah tidak lagi menjadi sektor penyumbang PDRB terbesar, tapi masih menjadi sektor penyerap tenaga kerja terbesar dibandingkan sektor lainnya. Secara tradisional, pewilayahan Kabupaten Sukabumi dikenal dengan pembagian Utara-Selatan, dengan batas wilayah utara dan selatan dimulai dari