Teori Tipologi Desa Indeks Perkembangan Dan Kemandirian Desa Di Kabupaten Sukabumi: Tantangan Pembangunan Wilayah Perdesaan

Kabupaten di Provinsi Jawa Barat berdasarkan data potensi desa. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten-Kabupaten di Provinsi Jawa Barat dapat diklasifikasikan berdasarkan dua faktor, yakni faktor pelayanan dan faktor pendidikan. Berdasarkan hasil analisis faktor unit kecamatan, dilakukan suatu klasifikasi kecamatan menjadi empat tipologi. Tipologi 1 adalah kecamatan dengan tingkat pelayanan dan pendidikan rendah. Tipologi 2 adalah kecamatan dengan tingkat pelayanan rendah, pendidikan baik. Tipologi 3 adalah kecamatan dengan tingkat pelayanan baik, pendidikan rendah. Dan tipologi 4 adalah kecamatan dengan tingkat pelayanan dan pendidikan baik. Evianto Evan 2010 melakukan analisis disparitas IPM di Kabupaten Sukabumi dan faktor-faktor yang mempengaruhi capaiannya model regresi panel tahun 2003-2007. Penelitian tersebut menemukan fakta bahwa wilayah yang maju dan tumbuh cepat high growth and high income didominasi oleh kecamatan yang ada di utara Kabupaten Sukabumi yaitu Cisaat, Cibadak, Cicurug, Cidahu, Sukaraja, dan hanya ada dua dari wilayah selatan yaitu Pelabuhanratu dan Surade. Lima kecamatan wilayah utara menguasai PDRB Kabupaten Sukabumi sebesar 37,24 persen sedangkan sisanya 62,76 persen dibagi merata ke 42 kecamatan lainya. 2.7 Kerangka Pemikiran Struktur hirarki pemerintahan di Indonesia terdiri dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah KabupatenKota, Pemerintah Kecamatan, dan terakhir Pemerintah Desa sebagai satuan pemerintahan terdepan dan terkecil. Dari hirarki yang ada, dapat ditarik gambaran bahwa tingkat perkembangan dan kemandirian level pemerintahan, akan ditentukan oleh baik tidaknya perkembangan dan kemandirian level pemerintahan dibawahnya. Artinya, semakin baik dan berkembang suatu desa, maka semakin berkembang kecamatannya, dan kemudian demikian seterusnya. Pengukuran indeks perkembangan desa dilakukan dengan membandingkan kondisi perkembangan desa pada kurun waktu tertentu, dengan menggunakan berbagai indikator yang dianggap dapat mengukur tingkat perkembangan desa tersebut. Dalam studi ini, perkembangan desa akan dibagi menjadi empat kelas perkembangan desa, yaitu desa tertinggal, desa kurang berkembang, desa sedang berkembang dan desa maju. Sedangkan indeks kemandirian desa diukur berdasarkan kemampuan desa dalam menyediakan, mengelola dan menggunakan secara efisien self sufficient di bidang pangan, energi dan air dengan ambang batas trash hold yang ditentukan. Desa-desa yang dipilih dan dikaji dari 381 desa seKabupaten Sukabumi akan diukur tingkat kemandiriannya dan kemudian dibagi menjadi dua tingkatan yaitu desa bergantung dan desa mandiri. Pendekatan yang digunakan dari kedua kajian pengukuran ini ini menggunakan teknik scoring terhadap variable dan indikator yang ditentukan. Setelah hasil skoring mendapakatkan data indeks perkembangan dan kemandirian, kemudian akan dilakukan analisis dimensi dua ruang sehingga diperoleh tipologi desa irisan antara tingkat kemandirian dan tingkat perkembangannnya. Gambar 1. Kerangka Pikir 2.8 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pikir dan teori-teori serta acuan yang telah disebutkan, maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa terdapat keragaman tipologi desa berdasarkan indeks kemandirian dan tingkat perkembangan desa dengan dugaan sebagai berikut: 1. Diduga ada desa yang mandiri dan berkembang Tipologi Satu jika memenuhi kriteria mendapatkan skor yang tinggi 80 persen baik dalam skoring kemandirian maupun perkembangannya. 2. Diduga ada desa yang mandiri tapi tidak berkembang Tipologi dua jika memenuhi kriteria sebagai desa yang mendapatkan skor 80 di bidang kemandirian dan mendapatkan skor 70 pada bidang perkembangan desa. 3. Diduga ada desa yang tidak mandiri tapi berkembang Tipologi tiga jika memenuhi kriteria mendapatkan skor rendah kurang dari 70 persen dalam kemandirian dan mendapatkan skor tinggi dalam perkembangan skor 80. 4. Diduga ada desa yang tidak mandiri dan tidak berkembang Tipologi empat yang dalam skoring indeks kemandirian dan perkembangannya memiliki nilai yang rendah skor 50. Perkembangan Desa 1. Berkembang 2.Tidak berkembang Kabupaten Kecamatan Desa Kemandirian Desa 1. Mandiri 2. Tidak mandiri Tipologi Desa Tipologi I + Mandiri +Berkembang Tipologi II - Tidak Mandiri + Berkembang Tipologi III - Tidak Mandiri - Tidak Berkembang Tipologi IV + Mandiri - Tidak Berkembang