Perkembangan Desa-desa di Sukabumi Indikator Pengangguran

Terdapat 208 Desa yang memiliki keluarga miskin PRA KS diatas 20 persen dari total rumah tangga yang ada di desanya, artinya 53,7 persen desa di Kabupaten Sukabumi memiliki jumlah keluarga miskin diatas 20 persen sehingga pemberian sertifikat sebagai Kabupaten yang terentaskan dari ketertinggalan yang diperoleh oleh pemerintah Kabupaten Sukabumi di akhir tahun 2014 banyak dipertanyakan dan diperdebatkan. Pembuktian lain dari tingginya jumlah keluarga miskin di Kabupaten Sukabumi adalah tingginya persentase masyarakat yang memperoleh kartu perlindungan sosial Kartu Indonesia SehatKIS, Kartu Indonesia PintarKIP dan kartu-kartu jaminan sosial lainnya serta penerima Beras Sejahtera Rastra. Dikotomi utara-selatan juga sangat terlihat dari sebaran masyarakat miskin dan masyarakat sejahtera, dimana sebagian besar desa sejahtera di Kabupaten Sukabumi ada di wilayah utara, dan hanya sedikit saja desa sejahtera yang ada di wilayah selatan. Berdasar data BPS tahun 2014, jumlah desa sejahtera adalah sebanyak 61 desa dan 45 diantaranya ada di wilayah utara yang berarti hanya ada 16 desa sejahtera di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi. Tingginya keluarga miskin di Kabupaten Sukabumi yang terdapat di 208 desa se Kabupaten Sukabumi menunjukkan tingkat perkembangan dan kemajuan desa di Kabupaten Sukabumi berada pada kondisi yang kurang baik, sehingga fokus pembangunan perdesaan yang sedang gencar dilakukan oleh setiap desa harus terfokus pada upaya-upaya pengentasan kemiskinan agar jumlah keluarga miskin menjadi semakin kecil dan masyarakat menjadi semakin sejahtera.

5.7 Perkembangan Desa-desa di Sukabumi Indikator Akses Pasar

Pasar bagi masyarakat perdesaaan sesuatu yang berdaya tarik kuat dimana aktivitas utama transaksi ekonomi berlangsung di pasar-pasar tradisional. Dipasarlah perputaran ekonomi masyarakat tergenjot untuk melakukan proses jual beli hasil pertanian ataupun produk olahan yang dibutuhkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Disamping berperan sebagai tempat transaksi ekonomi, pasar di perdesaaan seringkali merupakan ruang-ruang kultural bagi bagi pertemuan dan pertukaran informasi. Kemudahan akses pasar bagi masyarakat merupakan sebuah nilai penunjang perekonomian, karena akses pasar sangat berpengaruh pada lalulintas arus barang, uang dan jasa antara masyarakat dan pasar. Semakin mudah akses pasar akan memangkas biaya dan waktu terjadinya sebuah proses jual beli.tidak semua kecamatan di Kabupaten Sukabumi memiliki pasar, akan tetapi ada juga beberapa kecamatan yang lebih dari satu desanya memiliki pasar desa baik yang permanen maupun non permanen, pasar harian maupun pasar mingguan. Berdasarkan data Kantor Pasar atau Bagian Pasar pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Diskoperindag, tercatat ada 17 Pasar Kecamatan dan 87 pasar Desa di seluruh wilayah Kabupaten Sukabumi. Hanya ada 19 pasar yang beroperasi setiap hari, dan sisanya merupakan pasar mingguan. Jarak antar kecamatan yang relatif jauh, kualitas jalan yang kurang baik serta terbatasnya layanan angkutan umumangkutan kota antar kecamatanantar desa menjadi faktor penunjang bagi rendahnya skor perkembangan desa untuk indikator akses pasar. Berdasarkan hasil pengolahan data pasar, hanya terdapat 26 desa yang memiliki akses sangat mudah terhadap pasar, 35 Desa yang akses pasarnya relatifsedikit mudah, dan 326 desa se Kabupaten Sukabumi masih berada pada kondisi sulitjauh dalam mengakses pasar. Akses pasar yang digunakan dalam indikator ini tidak hanya dihitung berdasarkan kualitas sarana pasar yang dapat diakses saja, tetapi juga dihitung berdasarkan jarak dan kualitas akses menuju serta dari pasar. Semakin jauh jarak antara desa dengan pasar, dan semakin sulit angkutan dari dan menuju pasar menjadi salah satu faktor penentu akses pasar. Jalan penghubung antar desa dan antar kecamatan yang lebih dari 67 persen nya rusak parah, juga diduga turut mempengaruhi rendahnya nilai akses pasar desa-desa di Kabupaten Sukabumi. Permasalahan jalan dan sempitnya jangkauan angkutan umum, serta adanya perselisihan antara angkutan umum dan pengemudi ojek pada sebagian desa adalah hal lainnya yang secara siginifikan menyulitkan masyarakat dalam upaya mengakses pasar. Gambar 11. Peta Akses dan Sarana Pasar tiap-tiap Desa di Kabupaten Sukabumi