Perkembangan Desa Berdasarkan Indikator Sarana Pendidikan

Akses jalan yang sangat buruk dan ketersediaan angkutan bagi orang sakit Ambulance dan angkot yang belum merata di setiap desa, menjadi nilai negatif bagi pelayanan kesehatan di Kabupaten Sukabumi. Kedua hal tadi Akses jalan dan Angkutan turut andil dalam rendahnya nilaiskor pelayanan kesehatan di Kabupaten Sukabumi sehingga jumlah desa yang nilai sarana kesehatannya rendah sangat banyak 318 desa82 persen hal ini juga disebabkan mayoritas desa di 318 desa dengan sarana kesehatannya buruk hanya memiliki Puskesmas PembantuPuskesmas tanpa rawat inap dan hampir tidak ada klinikpraktek dokter yang tersedia rutin. Peningkatan layanan kesehatan di Kabupaten Sukabumi sejauh ini selalu menjadi prioritas pemerintah daerah, hanya saja keterbatasan keuangan daerah mengharuskan pemerintah daerah untuk melakukan kerjasama dengan pihak swasta sejak periode tahun 2013, ada beberapa rumah sakit swasta atau klinik rawat inap berdiri di banyak wilayah di Kabupaten Sukabumi. Namun demikian jangkauan layanan sarana kesehatan di Kabupaten Sukabumi masih sangat kurang seperti tercermin dalam gambar delapan dibawah ini. Gambar 8. Peta Kondisi dan Jangkauan Sarana Kesehatan Kabupaten Sukabumi Tercatat ada 11 desa yang memiliki sarana kesehatan yang sangat primabaik karena selain memiliki puskesmas rawat inap, 11 desa ini juga menjadi tempat berdomisilinya Rumah Sakit, dan ada 46 desa yang sarana kesehatannya cukup, karena menjadi tempat domisili dari Puskesmas serta klinik. Keterkaitan akses layanan sarana kesehatan dengan jalan pada kasus aksesibilitas layanan kesehatan ini sangat terasa besar, karena kemudahan angkutan sangat bergantung kepada kualitas jalan yang dilalui.

5.5 Perkembangan Desa-desa di Sukabumi Indikator Pengangguran

Maraknya investasi perusahaan baik dalam negeri maupun luar negeri di Kabupaten Sukabumi sudah berlangsung sejak awal tahun 2007 lalu, mengingat semakin naik dan besarnya Upah Minimum Regional UMR di kota-kota Industri sekitaran Jakarta. Selain upah murah, Sukabumi juga menjanjikan iklim investasi yang mudah, murah, dan memiliki banyak tenaga kerja. Jumlah penduduk yang berjumlah ± 2,5 juta jiwa bahkan 2,8 juta jiwa jika ditambahkan dengan penduduk kota Sukabumi yang menjadi wilayah kantong enclave jelas menjadi potensi tenaga kerja yang bagus guna mendukung iklim investasi. Namun demikian, walaupun industri yang masuk ke Kabupaten Sukabumi semakin banyak dan beragam, laju penurunan jumlah pengangguran ternyata tidak signifikan. Penurunan jumlah gangguran di Kabupaten Sukabumi dari tahun 2014 sampai tahun 2015 mencapai angka 2.285 orang, dan pengangguran terbuka di Kabupaten Sukabumi masih berkutat di angka 124.381 orang yang tersebar hampir merata di seluruh desa atau kecamatan. Gambar 9. Peta Kondisi Jumlah Pengangguran per Desa di Kabupaten Sukabumi