Alat dan cara perburuan Daerah dan lokasi perburuan

dikonsumsi jika sewaktu-waktu menginginkannya, sedangkan menurut 12 responden 32,43 lainnya harga tersebut tergolong mahal. Jumlah biaya yang dikeluarkan masing-masing responden setiap kali mengkonsumsi daging kalong kapauk tergolong tinggi. Sebanyak 11 responden 29,73 mengeluarkan biaya sebesar Rp 15.000-30.000, 8 responden 21,62 mengeluarkan biaya paling sedikit Rp 50.000, 7 responden 18,92 mengeluarkan biaya Rp 30.000-50.000, 6 responden 16,22 mengeluarkan biaya Rp 100.000-200.000, dan 5 responden 13,51 mengeluarkan biaya Rp 10.000-20.000.

5.5 Perburuan lalai kembang dan kusing dayak

5.5.1 Alat dan cara perburuan

Alat yang digunakan pemburu lalai kembang dan kusing dayak adalah jaring dan dua batang bambu 5-6 m. Selain buat sendiri, jaring juga dapat dibeli dengan harga Rp 300.000. Jaring diikatkan pada dua buah batang bambu yang pangkalnya disatukandiikat, sehingga bila kedua batang bambu ditegakkan akan berbentuk huruf V Gambar 19. Jaring dan bambu tidak diikat secara permanen, sehingga jaring dapat dilepas bila telah selesai berburu. Cara perburuannya adalah dengan mengayunkan batang bambu kearah datangnya lalai kembang dan kusing dayak. Kedua batang bambu kemudian disatukan, sehingga lalai kembang dan kusing dayak tidak dapat melepaskan diri. Lalai kembang dan kusing dayak diambil dengan menekan bagian kepalanya sampai mati. Gambar 19 Alat perburuan lalai kembang dan kusing dayak. Karena mulut gua tinggi dan lebar, maka perburuan dilakukan di atas patca Gambar 20. Patca membuat posisi pemburu menjadi lebih tinggi dan lebih mudah untuk menjangkau lalai kembang dan kusing dayak. Patca dibuat dengan memanfaatkan pepohonan di sekitar mulut gua, tetapi juga dapat dibuat dengan menggunakan tiang-tiang kayu yang disusun sedemikian rupa. Bila menggunakan pepohonan, pohon yang dijadikan patca adalah yang kokoh, tinggi, dan berada di sekitar jalur keluar masuknya lalai kembang dan kusing dayak. Perburuan dapat dilakukan dengan posisi duduk atau berdiri di patca. Gambar 20 Tempat perburuan lalai kembang dan kusing dayak patca dengan memanfaatkan pohon hidup a dan menggunakan tiang kayu b.

5.5.2 Daerah dan lokasi perburuan

Perburuan lalai kembang dan kusing dayak terjadi di salah satu gua yang ada di dalam KHBT blok barat. Posisi koordinat gua berada di 1 o 41’00” - o 68’00” Lintang Utara dan 99 o 00’-06 o 26’ Bujur Timur. Secara administratif gua tersebut termasuk dalam wilayah Kabupaten Tapanuli Utara. Oleh masyarakat setempat gua ini dikenal dengan nama Gua Liang Gambar 21 a. Di sekitar Gua Liang terdapat sebuah gua lainnya yang disebut-sebut sebagai Gua Anak Liang Gambar 21 b. Dalam bahasa lokal Batak Toba, ”liang” sama artinya dengan gua. Gambar 21 Gua Liang a dan Gua Anak Liang b di dalam KHBT blok Barat, Kabupaten Tapanuli Utara. Perburuan dilakukan di beberapa lokasi di sekitar mulut gua. Ada 14 lokasi yang sering dijadikan tempat beburu lalai kembang dan kusing dayak, yaitu 8 lokasi berada di depan mulut gua dan 6 lokasi berada di atas mulut gua. Perburuan awalnya terjadi di Gua Anak Liang, karena lalai kembang dan kusing dayak a b a b paling banyak ditemukan di gua tersebut. Seiring berjalannya waktu, lalai kembang dan kusing dayak di Gua Anak Liang mulai habis dan perburuan berpindah ke Gua Liang. Menurut pemburu, lalai kembang dan kusing dayak di Gua Anak Liang habis karena diburu dan sebahagian berpindah ke Gua Liang. Gua Liang berada jauh dari tempat tinggal pemburu dan hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Jarak Gua Liang dari Dusun Haramonting sejauh 12,39 km dan memerlukan waktu sekitar 6 jam, dari Dusun Badiri Pardomuan sekitar 5 jam, dari Tapian Nauli sekitar 7 jam, dan dari Lubuk Pariasan sekitar 8 jam bila berjalan kaki dengan cepat. Kondisi ini mengakibatkan pemburu harus menyediakan waktu paling sedikit 2 hari 1 malam, agar dapat berburu lalai kembang dan kusing dayak di Gua Liang. 5.5.3 Waktu perburuan Perburuan lalai kembang dan kusing dayak dilakukan tanpa mengenal musim. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, perburuan berlangsung 2 kali dalam 1 malam. Perburuan pertama berlangsung pada saat lalai kembang dan kusing dayak keluar dari mulut gua untuk mencari makan, yaitu dari pukul 18.50- 20.00 WIB. Perburuan pada waktu seperti ini dilakukan di depan mulut gua, baik di sisi kiri maupun sisi kanan gua. Perburuan kedua berlangsung ketika lalai kembang dan kusing dayak kembali ke dalam gua pukul 23.00-06.00 WIB dan perburuan dilakukan di atas mulut gua. Berdasarkan hasil wawancara kepada 6 responden pemburu lalai kembang dan kusing dayak, 3 responden 50 melakukan perburuan hanya dalam 1 malam, 2 responden 33,33 1-2 malam, dan 1 responden 16,67 melakukan perburuan dalam 2 malam. Menurut responden, lamanya waktu perburuan dipengaruhi oleh jumlah hasil tangkapan dan ketersediaan waktu yang dimiliki pemburu tersebut. Berdasarkan hasil pemasangan camera trap selama 12 bulan, lamanya waktu perburuan lalai kembang dan kusing dayak di Gua Liang dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Lamanya waktu perburuan lalai kembang dan kusing dayak di Gua Liang dalam 12 bulan, berdasarkan camera trap Lama Perburuan malam Haramonting H. Raja kelompok Tapian Nauli kelompok Lubuk Pariasan kelompok Badiri Pardomuan kelompok Jumlah kelompok Persen 1 21 9 6 2 38 84,44 2 4 - 2 - 6 13,33 3 1 - - - 1 2,22

5.5.4 Frekuensi perburuan