Pengamatan observasi Wawancara interviu

3. Data perdagangan, yaitu: rantai perdagangan kelelawar dan lokasi penjualan. 4. Karakteristik responden pemanfaat kelelawar pemburu, pengumpul dan pedagang, pembeli, pemilik rumah makan dan warung tuak yang menyediakan kalong kapauk siap saji, dan pengkonsumsi kalong kapauk siap saji. 5. Data kondisi habitat, yaitu: pembukaan KHBT beberapa tahun terakhir, perubahan luas area kebun durian, posisi koordinat mulut gua, tinggi dan lebar mulut gua, jarak dengan pemukiman penduduk, bukti-bukti aktivitas perburuan, dan dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas perburuan tersebut. 6. Data kebun durian, yaitu: karakteristik petani durian, waktu musim berbunga durian, hasil panen buah durian beberapa tahun terakhir, penyebab penurunan panen buah bila panen menurun, dan pengaruh keberadaan kelelawar bagi kebun durian. Selain data diatas, data penunjang penelitian yang diperlukan adalah kondisi umum lokasi penelitian letak dan luas, topografi dan geologi, iklim, dan potensi flora maupun fauna, kondisi masyarakat di lokasi penelitian, dan peta lokasi penelitian.

3.4 Metode pengumpulan data

Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan metode Triangulasi, yaitu menggunakan beberapa metode pengumpulan data dan analisis data sekaligus dalam sebuah penelitian, termasuk menggunakan informan sebagai alat uji keabsahan dan analisis hasil penelitian Bungin 2003. Beberapa tahap yang dilakukan yaitu: 1 melakukan studi literatur dan konsultasi dengan ahli, 2 melakukan pengumpulan data di lapangan dengan pengamatan observasi, wawancara dan pemasangan camera trap, 3 melakukan pengolahan dan analisis data untuk mendapatkan hasil mengenai gambaran perburuan dan perdagangan kelelawar. Pendokumentasian dilakukan dalam setiap kegiatan pengumpulan data di lapangan.

3.4.1 Pengamatan observasi

Pengamatan adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang ia saksikan selama penelitian Gulo 2002. Dalam penelitian ini pengamatan lapang dilakukan dengan partisipasi penuh, yaitu peneliti menyamakan diri dengan orang yang diteliti. Artinya, peneliti ikut serta dalam aktivitas orang yang diteliti tanpa membatasi diri hanya sebagai pengamat saja Gulo 2002. Pengamatan dilakukan di lokasi perburuan kalong kapauk yang termasuk dalam lokasi penelitian, dan di Gua Liang habitat kelelawar yang mejadi lokasi perburuan lalai kembang dan kusing dayak.

3.4.2 Wawancara interviu

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden Gulo 2002. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal Gulo 2002. Dalam wawancara telah disiapkan daftar pertanyaan instrumen dalam bentuk panduan wawancara. Secara prosedur wawancara ini termasuk kedalam bentuk wawancara terpimpin, yang menggunakan panduan pokok-pokok masalah yang diteliti Gulo 2002. Wawancara dilakukan dengan menggunakan bahasa lokal Batak Toba, dan diusahakan tidak membuat responden tersinggung atau takut. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu pemilihan sampel secara sengaja yang melibatkan informan kunci Bungin 2003. Penggunaan teknik purposive sampling disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemampuan biaya dan waktu yang dimiliki oleh peneliti, dengan asumsi yang telah dipilih untuk dijadikan sampel dianggap dapat mewakili dari sampel yang diharapkan. Total responden berjumlah 247 orang, yang terdiri dari: 69 responden pemburu kalong kapauk; 6 responden pemburu lalai kembang dan kusing dayak; 4 responden pengumpul kalong kapauk; 2 responden pedagang kalong kapauk; 20 responden pembeli kalong kapauk; 25 responden pembeli lalai kembang dan kusing dayak; 25 responden pemilik rumah makan dan warung tuak yang menyediakan kalong kapauk siap saji; 37 responden pengkonsumsi kalong kapauk siap saji; dan 59 responden petani durian.

3.4.3 Camera trap