yang diburu dan diperdagangkan adalah kalong kapauk, lalai kembang dan kusing dayak Dyacopterus spadiceus Thomas, 1890. Ketiga jenis kelelawar ini berasal
dari genus yang berbeda-beda dan termasuk dalam kelas Mamalia, subordo Megachiroptera, dan famili Pteropodidae. Kalong kapauk termasuk dalam genus
Pteropus Andersen 1912; Yalden Morris 1975; Koopman 1993, diacu dalam Kunz Jones 2000; Suyanto 2001, lalai kembang termasuk dalam subfamili
Macroglossinae dan genus Eonycteris Suyanto 2001, sedangkan kusing dayak termasuk dalam genus Dyacopterus Suyanto 2001.
Masyarakat di dalam dan sekitar KHBT sudah lama mengenal ketiga jenis kelelawar ini. Kalong kapauk lebih dikenal dengan sebutan haluang, sedangkan
lalai kembang dan kusing dayak dikenal dengan sebutan lopong. Lopong merupakan sebutan lokal untuk semua jenis kelelawar yang tinggal di dalam gua.
Jenis lopong yang diburu adalah lalai kembang dan kusing dayak, karena memiliki ukuran tubuh yang lebih besar. Penulis tidak melakukan identifikasi
terhadap jenis kelelawar lain yang tidak diburu oleh masyarakat. Perburuan dan pedagangan kalong kapauk, lalai kembang dan kusing
dayak yang berlangsung secara terus menerus dikhawatirkan dapat menyebabkan penurunan populasi dari ketiga jenis kelelawar tersebut. Penurunan populasi
kelelawar ini dapat mengakibatkan produktivitas buah durian, petai dan jenis tanaman budidaya lainnya menurun, serta terganggunya ekosistem di KHBT.
Penelitian mengenai perburuan dan perdagangan kalong kapauk, lalai kembang dan kusing dayak di dalam dan sekitar KHBT perlu untuk dilakukan.
1.2 Perumusan masalah
Penelitian ini diarahkan untuk merumuskan jawaban atas pertanyaan- pertanyaan sebagai berikut: 1 jenis kelelawar yang diburu; 2 alat dan cara
perburuan; 3 daerah-daerah desadusun dan lokasi perburuan; 4 waktu perburuan; 5 frekuensi peburuan; 6 sex ratio hasil buruan; 7 estimasi jumlah
hasil tangkapan; 8 rantai perdagangan kelelawar; 9 bentuk pemanfaatannya; 10 letak lokasi penjualan; 11 karakteristik pemanfaat kelelawar; 12 kondisi
habitat kelelawar; dan 13 hasil panen durian dari tahun ke tahun. Data dan informasi yang menjawab permasalahan di atas diperlukan dalam upaya
konservasi terhadap jenis kalong kapauk, lalai kembang, dan kusing dayak khususnya di dalam dan sekitar KHBT.
1.3 Kerangka pemikiran
Kelelawar memiliki peranan penting dalam membantu proses penyerbukan dan pemencaran biji tumbuhan. Perburuan secara tidak lestari dikhawatirkan dapat
menekan populasinya di alam, karena perkembangbiakannya yang berlangsung lambat. Perburuan dan perdagangan kalong kapauk, lalai kembang dan kusing
dayak di dalam dan sekitar KHBT perlu segera disurvei untuk melihat kondisi yang sebenarnya, sehingga dapat dilakukan upaya yang tepat untuk mendukung
pelestarian dari ketiga jenis kelelawar ini. Kerangka penelitian perburuan dan perdagangan kalong kapauk, lalai kembang dan kusing dayak dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian perburuan dan perdagangan kelelawar
di dalam dan sekitar KHBT. 1.4
Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai perburuan dan perdagangan beberapa jenis kelelawar yang
terjadi di dalam dan sekitar KHBT, dalam upaya konservasi kelelawar.
Upaya-upaya konservasi Survei pasar tradisional
Persepsi para pihak Populasi berkurang
1. Produktivitas kebun
buah berkurang 2.
Ekosistem di KHBT terganggu
Kalong kapauk, lalai kembang, dan kusing dayak di dalam dan sekitar KHBT
Diburu secara tradisional
Konsumsi sendiri Diperdagangkan
secara komersial Survei lokasi perburuan
1.5 Manfaat