Kelestarian kalong kapauk, lalai kembang, dan kusing dayak,

menyatakan di beberapa lokasi kelelawar kecil diburu karena sudah tidak ada kelelawar berukuran besar lagi. Perburuan lalai kembang dan kusing dayak tidak dilakukan setiap malam. Dalam waktu 12 bulan, perburuan berlangsung sebanyak 53 malam. Itu artinya perburuan terjadi setiap 5-6 hari sekali. Waktu perburuan yang demikian dipengaruhi oleh lokasi gua yang jaraknya cukup jauh dari pemukiman pemburu. Namun, meskipun perburuan lalai kembang dan kusing dayak tidak berlangsung setiap malam, perburuan juga tidak memiliki musim atau atau batas waktu. Perburuan dilakukan sewaktu-waktu, bila pemburu ingin berburu lalai kembang dan kusing dayak.

5.10.3 Implikasi terhadap pengelolaan

5.10.3.1 Kelestarian kalong kapauk, lalai kembang, dan kusing dayak,

sebagai dampak perburuan Populasi kelelawar khususnya jenis kalong kapauk di dalam dan sekitar KHBT dalam 10 terakhir ini diperkirakan mengalami penurunan yang signifikan, akibat perburuan secara berlebihan. Ada 2 alasan yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan populasi ini. Alasan pertama, reproduksi kelelawar tergolong lambat. Masa bunting kelelawar umumnya sekitar 3-6 bulan dan melahirkan seekor anak dalam setiap kelahiran Yalden Morris 1975; Lecagul McNeely 1977; Suyanto 1979; Mickleburgh et al. 2009. Kejadian seperti ini sering terjadi di banyak tempat dan telah mengakibatkan penurunan populasi kelelawar Mickleburgh at al. 2009. Kedua, perburuan kalong kapauk dilakukan saat musim bereproduksi. Umumnya masa kelahiran bayi kalong kapauk dipengaruhi oleh ketersediaan sumber pakannya Lecagul McNeely 1977; Fujita 1988; Azlan at al. 2001; Struebig et al. 2007. Berdasarkan hasil penelitian, kelelawar jenis kalong kapauk lebih sering diburu dibanding dengan kelelawar jenis lalai kembang dan kusing dayak, bahkan hampir di setiap tempat yang dapat dijumpai kalong kapauk. Kondisi ini wajar karena kalong kapauk memiliki ukuran tubuh yang lebih besar. Menurut penelitian Mickleburgh et al. 2009, target utama perburuan kelelawar untuk dikonsumsi adalah genus pteropus. Berdasarkan hasil wawancara, jumlah kalong kapauk yang diburu di dalam dan sekitar KHBT dalam satu malam berkisar 9.041 ekor, dan mencapai 189.861 ekor per tahun. Jumlah ini jauh lebih besar bila dibandingkan dengan perburuan kalong kapauk di Malaysia, yang dalam setahun mencapai 22.000 ekor Burns 2009. Jumlah lalai kembang dan kusing dayak yang diburu dalam 12 bulan penuh pada tahun 2008-2010 sekitar 19.720 ekor. Penelitian ini tidak dapat menyimpulkan bahwa populasi kalong kapauk, lalai kembang, dan kusing dayak yang ada di dalam dan sekitar KHBT mengalami penurunan, karena tidak ada data mengenai jumlah populasi setiap tahun dari ketiga kelelawar tersebut. Tetapi dengan berkurangnya hasil tangkapan pemburu, maka itu sudah menjadi indikasi bahwa populasi kalong kapauk, lalai kembang, dan kusing dayak di dalam dan sekitar KHBT telah mengalami penurunan.

5.10.3.2 Sifat migrasi kalong kapauk