Sifat migrasi kalong kapauk Kondisi habitat

ekor, dan mencapai 189.861 ekor per tahun. Jumlah ini jauh lebih besar bila dibandingkan dengan perburuan kalong kapauk di Malaysia, yang dalam setahun mencapai 22.000 ekor Burns 2009. Jumlah lalai kembang dan kusing dayak yang diburu dalam 12 bulan penuh pada tahun 2008-2010 sekitar 19.720 ekor. Penelitian ini tidak dapat menyimpulkan bahwa populasi kalong kapauk, lalai kembang, dan kusing dayak yang ada di dalam dan sekitar KHBT mengalami penurunan, karena tidak ada data mengenai jumlah populasi setiap tahun dari ketiga kelelawar tersebut. Tetapi dengan berkurangnya hasil tangkapan pemburu, maka itu sudah menjadi indikasi bahwa populasi kalong kapauk, lalai kembang, dan kusing dayak di dalam dan sekitar KHBT telah mengalami penurunan.

5.10.3.2 Sifat migrasi kalong kapauk

Keberadaan kalong kapauk di dalam dan sekitar KHBT terjadi secara musiman. Hal ini terjadi karena penyebaran kalong kapauk sangat berkaitan dengan penyebaran tanaman pakannya, yaitu bunga dan buah Payne et al. 1985 diacu dalam Kunz Jones 2000; Liat 1966. Hasil penelitian Burns 2009 menyatakan kalong kapauk dapat terbang sejauh 60 km dalam semalam. Ini menunjukan bahwa kalong kapauk mampu melakukan perpindahan dengan jarak yang sangat jauh. Hasil penelitian Epstein et al. 2009 yang menggunakan telemetry juga mengatakan bahwa kalong kapauk melakukan pergerakan yang sangat luas, bahkan lintas internasional, yaitu Malaysia, Indonesia dan Thailand. Di Indonesia sendiri, kalong kapauk dapat dijumpai di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Suyanto 2001.

5.10.3.3 Kondisi habitat

Selain karena faktor perburuan, penurunan populasi kelelawar juga dapat disebabkan oleh berkurangnya sumber pakan Suyanto 2001; Racey Entwistle 2002 diacu dalam Fukuda et al. 2009. Berdasarkan informasi dari masyarakat, selain untuk bahan bangunan, penebangan durian karena kurang produktif juga sering terjadi beberapa tahun terakhir. Di beberapa tempat, kalong kapauk sudah tidak lagi terlihat karena sudah tidak ada durian. Menurut Struebig et al. 2007, hal itu disebabkan satwa tersebut bermigrasi ke daerah lain karena telah kehilangan pakannya. Kelestarian kelelawar sangat dipengaruhi oleh kuantitas dan kualitas lingkungan atau habitatnya. Sebaliknya, bila populasi kelelawar berkurang atau hilang maka dapat menyebabkan kuantitas dan kualitas lingkungan tersebut menurun. Sudah banyak penelitian yang menyatakan bahwa kelelawar sangat berperan sebagai penyerbuk dan penyebar biji tumbuhan yang secara ekonomi penting Fujita Tuttle 1991; Fukuda et al. 2009. Bahkan menurut Indra dan Fredriksson 2007, di dalam dan sekitar KHBT terdapat 186 jenis tumbuhan yang penyerbukan atau penyebaran bijinya di bantu oleh kelelawar. Dapat dibayangkan bila perburuan kalong kapauk di dalam dan sekitar KHBT terus terjadi, maka akan ada banyak kerugian yang dirasakan.

5.10.3.4 Upaya-upaya pemerintah