5.4.2 Pengumpul dan pedagang
Pada saat penelitian berlangsung, jumlah pengumpul yang diketahui dan diwawancarai sebanyak 4 orang, sedangkan jumlah pedagang hanya 2 orang. Dari
jumlah tersebut 2 orang pengumpul berada di Panti sebagai pemasok, 2 pengumpul lainnya berada di Desa Gunung Marijo Kecamatan Pinangsori
Kabupaten Tapanuli Tengah, sedangkan 2 orang pedagang kalong kapauk adalah orang yang bekerja pada pengumpul tersebut. Pengiriman kalong kapauk lintas
provinsi ini dimulai pada tahun 2009. Jumlah pengumpul dan pedagang kalong kapauk di dalam dan sekitar KHBT akan bertambah bila musim perburuan kalong
kapauk tiba. Seseorang dapat menjadi pengumpul kalong kapauk jika memiliki modal
uang yang cukup. Besarnya modal awal yang dikeluarkan akan terbayar oleh besarnya keuntungan yang akan diperoleh. Sebelum menjadi pengumpul dan
pedagang, 5 responden 83,33 pernah menjadi pemburu kalong kapauk. Sebanyak 2 responden 33,33 menjalani profesi ini selama 1 tahun, 2
responden 33,33 selama 2-4 tahun, dan 2 responden 33,33 lain selama 5- 10 tahun. Pengumpul dan pedagang menganggap profesi ini sebagai pekerjaan
tambahan, karena hanya dapat dilakukan pada musim kalong kapauk saja dan masing-masing responden memiliki matapencaharian utama yaitu berkebun
66,67 dan pedagang kios 33,33. Pedagang kalong kapauk keliling akan berjualan kalong kapauk jika
jumlahnya mencukupi lebih dari 60 ekor. Apabila jumlah kalong kapauk sedikit, kalong kapauk akan disimpan untuk dijual keesokan harinya. Jumlah kalong
kapauk yang diperdagangkan setiap hari berbeda-beda, dengan rata-rata 70-90 ekor per hari. Pedagang memiliki pelanggan tetap, baik itu pembeli rumah tangga
maupun pemilik rumah makanwarung tuak. Menurut pengumpul dan pedagang, jumlah pembeli setiap tahun selalu tinggi karena peminat daging kalong kapauk
banyak. Kalong kapauk yang dibawa oleh pedagang selalu habis terjual.
5.4.3 Pembeli
Responden membeli kalong kapauk untuk keperluan konsumsi keluarga. Responden yang berasal dari Kabupaten Tapanuli Tengah Tabel 3 ini
diwawancarai ketika sedang membeli kalong kapauk dari pedagang keliling.
Berdasarkan hasil wawancara, 1 responden 5 sudah menjadi pembeli kalong kapauk selama 1-4 tahun, 4 responden 20 menjadi pembeli 5-10 tahun, 8
responden 40 menjadi pembeli 10-20 tahun, 5 responden 25 menjadi pembeli 20-30 tahun, dan 2 responden 10 menjadi pembeli selama 30-40
tahun. Tabel 3 Asal responden yang menjadi pembeli kalong kapauk di Kabupaten
Tapanuli Tengah
Asal pembeli DesaDusun
Kecamatan Persen Jumlah
Orang
Pinangsori Pinangsori
5,00 1
Tukka Tukka 10,00
2 Sipange Tukka
20,00 4
Huta Nabolon Tukka
10,00 2
Sigiring-giring Tukka 10,00
2 S Kalangan II Haramonting
Tukka 25,00
5 Bonan dolok
Sitahuis 20,00
4 Total
100,00 20
Sebanyak 10 responden 50 membeli kalong kapauk sebagai teman makan nasi lauk, 7 responden 35 membeli kalong kapauk untuk dimakan
begitu saja, serta 3 responden 15 lainnya membeli kalong kapauk karena khasiatnya. Menurut responden, daging kalong kapauk memiliki beberapa
keunggulan yang membuatnya berbeda dengan daging hewan lainnya, yaitu: sebagai obat asma dan penambah stamina tubuh 5 responden, 25; sebagai obat
asma dan rasanya tidak membosankan 3 responden, 15; sebagai obat asma dan tidak menaikkan tensi darah 4 responden, 20; serta memiliki rasa daging yang
enak, keras, dan tidak membosankan 8 responden, 40. Masing-masing responden membeli kalong kapauk 1-6 kali dalam satu
bulan, dengan 1-2 ekor kalong kapauk dalam setiap pembelian. Sebanyak 3 respoden 15 membeli 1 kali dalam sebulan, 5 responden 25 1-2 kali dalam
sebulan, 8 responden 40 2-4 kali dalam sebulan, dan 4 responden 20 5-6 kali dalam sebulan. Responden umumnya membeli kalong kapauk berdasarkan
kondisi keuangan masing-masing. Seluruh responden mengaku tidak mampu membeli kalong kapauk siap saji di rumah makan, karena harganya mahal.
Menurut 14 responden 70 harga kalong kapauk yang ditawarkan pedagang
tidak tergolong mahal, sedangkan 6 responden 30 lainnya mengatakan harga kalong kapauk tergolong mahal.
5.4.4 Pemilik rumah makan dan warung tuak yang menjual kalong kapauk