Pengembangan sumber daya manusia terarah dan terencana disertai pengelolaan yang baik akan dapat menghemat sumber daya alam, atau
setidak-tidaknya pengolahan dan pemakaian sumber daya alam dapat secara berdaya guna dan berhasil guna. Demikian pula pengembangan sumber daya
manusia secara mikro di suatu organisasi sangat penting dalam mencapai hasil kerja yang optimal. Baik secara makro maupun mikro pengembangan
sumber daya manusia merupakan bentuk investasi Notoatmodjo, 2003.
2.2. Gugus Kendali Mutu 2.2.1. Pengertian GKM
Menurut JUSE Union of Japanese Scientists and Engineers, 1991, GKM adalah suatu kelompok kerja kecil yang secara sukarela
mengadakan kegiatan pengendalian mutu di dalam tempat kerja mereka sendiri. Kelompok kecil ini berpartisipasi sepenuhnya secara
terus menerus sebagai bagian dari kegiatan kendali mutu menyeluruh perusahaan, mengembangkan diri serta pengembangan bersama,
pengendalian dan perbaikan di dalam tempat kerja dengan menggunakan teknik-teknik kendali mutu.
GKM merupakan sekelompok kecil pekerja yang memiliki seorang pemimpin dimana kelompok tersebut dibentuk menurut
bidang pekerjaan untuk memecahkan persoalan yang terdapat dalam bidang pekerjaan tersebut Charney, 2007.
Hasibuan 2007 menyatakan GKM adalah kelompok kecil dari lingkup kerja yang dengan sukarela melakukan kegiatan pengendalian
dan perbaikan secara berkesinambungan dengan menggunakan teknik- teknik quality control.
2.2.2. Konsep GKM
GKM bermanfaat untuk meningkatkan taraf dan mutu kerja di lingkungan gugus yang bersangkutan. Perbaikan kerja pada dasarnya
mempunyai makna sebagai peningkatan dan perbaikan mutu baik mutu manajemen, mutu pelayanan maupun mutu unsur-unsur lainnya dalam
organisasi seperti mutu prosedur, hasil kerja, masukan, karyawan atau
SDM, kerja sama, daya guna, daya hasil, sikap kerja, lingkungan kerja, informasi, kemampuan pemecahan masalah, tata krama, penggunaan
sumber-sumber, mutu pelaksanaan, penampilan dan lain-lain Zainun, 2001.
Keberhasilan suatu perusahaan untuk meningkatkan mutu kinerjanya sangat dipengaruhi oleh faktor mutu SDM. Karena itu, agar
kendali mutu produk dapat dilaksanakan dan dilembagakan maka dibutuhkan peninjauan kembali fungsi dari manajemen sumber daya
manusia. Praktik MSDM tidak berdiri sendiri atau lepas dari proses perbaikan mutu produk barang dan jasa suatu perusahaan. Dengan
demikian, MSDM harus dilaksanakan sejalan dengan pencapaian proses peningkatan mutu kinerja perusahaan Mangkuprawira, 2007.
Suatu GKM pada hakikatnya adalah sekelompok karyawan dari suatu organisasi tertentu yang mengadakan pertemuan secara tertib dan
teratur. Jumlah anggota dalam setiap gugus berlainan tergantung pada kebijaksanaan organisasi. Biasanya jumlah tersebut berkisar antara tiga
sampai dua puluh karyawan. Para anggota mengadakan pertemuan secara teratur dan mempelajari kecakapan pergaulan dan metode
statistik yang berkaitan dengan pemecahan persoalan serta memilih dan memecahkan persoalan.
Pertemuan dipimpin oleh kepala kelompok. Kepala kelompok tidak mempunyai kekuasaan terhadap anggota lainnya tapi lebih
merupakan seorang moderator pembicaraan yang memperlancar proses pemecahan persoalan. Kepala kelompok bertanggung jawab tetap
mengarahkan kelompok mencapai tujuannya dan menjaga supaya setiap orang ikut memberikan sumbang saran Charney, 2007.
Kebanyakan organisasi
juga menggunakan
fasilitator untuk
mempersiapkan program latihan, memberikan latihan dan bimbingan yang terus-menerus bagi para kepala gugus dan atas permintaan,
memberikan latihan bagi anggota tim.
2.2.3. Tujuan Kegiatan GKM