Prinsip Berkesinambungan Analisis Persepsi Karyawan terhadap GKM

2,89 dan dapat dikategorikan baik. Rangkaian kegiatan yang didalamnya terdapat pelaksanaan langkah-langkah penanggulangan masalah dan penggunaan alat-alat penyelesaian masalah merupakan aktivitas problem solving. Anggota gugus tidak hanya sekedar mengetahui bagaimana kegiatan GKM dilakukan, namun harus dapat memahami kegiatan tersebut. Dari hasil uji persepsi dapat diketahui bahwa karyawan sudah baik dalam memahami aktivitas problem solving dengan nilai rata-rata 2,85. Aktivitas problem solving merupakan serangkaian aktivitas dalam melakukan kegiatan GKM. Dalam melakukan aktivitas ini terdapat tema masalah yang dibahas. Menurut Zainun 2001, anggota gugus sebaiknya memulai kegiatannya dengan masalah- masalah yang sederhana dahulu. Dalam menentukan dan memilih hal-hal yang akan dijadikan mata acara kegiatan GKM ini yang perlu diperhatikan adalah kesanggupan dan kemungkinan bagi anggota untuk menggarap dan menyelesaikan hal itu sampai tuntas. Anggota gugus berusaha memperoleh data dan fakta kemudian dikaji bersama untuk menghasilkan kesimpulan dan usul-usul perbaikan.

6. Prinsip Berkesinambungan

Kegiatan berkesinambungan merupakan rangkaian kegiatan perusahaan mulai dari kegiatan tersebut direncanakan, kegiatan dilakukan, kegiatan dievaluasi dan adanya tindak lanjut dari kegiatan yang telah dilakukan. Hal ini pula yang dilakukan karyawan atau anggota gugus dalam melakukan kegiatan GKM. Prinsip berkesinambungan tercermin dari adanya langkah-langkah problem solving. Berdasarkan hasil kuesioner pada variabel GKM dalam indikator prinsip berkesinambungan, total dari rata-rata nilai jawaban sebesar 2,96. Nilai tersebut dapat dikategorikan baik dan dapat diinterpretasikan bahwa kegiatan GKM sudah baik dalam menjalankan prinsip berkesinambungan yang ditetapkan oleh perusahaan. GKM merupakan kegiatan yang ingin dibudayakan oleh perusahaan. Maka prinsip berkesinambungan haruslah dijalankan dengan baik oleh para karyawan yang menjadi anggota gugus. Bahkan prinsip berkesinambungan ini harus selalu dilakukan oleh seluruh karyawan pada perusahaan. Beberapa hal yang dapat mencerminkan adanya prinsip berkesinambungan pada kegiatan GKM yang merupakan cerminan dari adanya siklus PDCA dan merupakan bagian dari aktivitas problem solving dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Penilaian Rataan Skor Indikator Prinsip Berkesinambungan INDIKATOR STS TS S SS Rataan Skor Kategori 1 2 3 4 Dapat merencanakan alur kegiatan GKM 16 43 7 2.86 Baik Dapat melaksanakan alur kegiatan GKM sesuai dengan waktu yang ditargetkan 19 40 7 2.82 Baik Melakukan evaluasi terhadap hasil kerja selama melakukan kegiatan GKM 13 42 11 2.97 Baik Melakukan tindakan perbaikan agar masalah yang sama tidak terjadi kembali 4 46 16 3.18 Baik Indikator prinsip berkesinambu ngan 52 171 41 2.96 Baik Keterangan : 1,00 – 1,75 = sangat tidak baik; 1,76 – 2,5 = tidak baik; 2,51 – 3,25 = baik; 3,26 – 4,00 = sangat baik Kendali mutu tidak boleh diselenggarakan hanya untuk periode tertentu saja dan kemudian ditinggalkan. Selama tempat kerja atau perusahaan ada, GKM harus diteruskan. Selain itu perlu diingat bahwa perbaikan yang besar harus dimulai dengan kebiasaan melakukan perbaikan yang kecil JUSE, 1991. Perbaikan yang berkesinambungan yang perlu dilakukan setiap perusahaan adalah menyangkut siklus PDCA Siswanto, 2008. Karyawan dapat merencanakan alur kegiatan GKM. Hal ini sudah dilakukan dengan baik oleh anggota gugus dengan nilai rata- rata 2,86. Sebelum merealisasikan suatu kegiatan, dilakukan perencanaan. Dalam hal ini merupakan perencanaan dalam melaksanakan kegiatan GKM. Maka harus diketahui bagaimana alur-alur yang harus diterapkan. Setelah itu karyawan dapat melaksanakan alur kegiatan GKM yang telah direncanakan dengan tepat waktu. hal ini merupakan bagian dari pelaksanaan kegiatan GKM dan sesuai dengan hasil persepsi maka sudah dilakukan dengan baik pula oleh karyawan dengan nilai rata-rata 2,82. Hal selanjutnya yaitu merupakan evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan dapat dilihat dari melakukan evaluasi terhadap hasil kerja selama melakukan kegiatan GKM. Hal ini sudah dilakukan dengan baik oleh karyawan dengan nilai rata-rata sebesar 2,97. Setelah itu karyawan perlu melakukan tindak lanjut sehingga masalah yang sudah diselesaikan tidak akan terjadi lagi, maka karyawan perlu melakukan tindakan perbaikan. Dari uji persepsi diperoleh nilai rata-rata 3,18 dan dapat dikategorikan baik. Hal ini dapat diartikan bahwa anggota gugus tidak melepas begitu saja hasil dari kegiatan GKM yang sudah diselesaikan walaupun hasil kerjanya sudah baik dan masalah sudah terselesaikan, namun selalu melakukan tindakan perbaikan agar tidak terjadi masalah yang sama.

7. Kesadaran Kualitas