Kesadaran Masalah dan Kesadaran Perbaikan

Keselamatan dalam bekerja merupakan hal yang penting untuk menghasilkan kualitas produk yang baik. Untuk tetap melindungi diri selama bekerja, maka karyawan perlu bekerja dengan teliti. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kecelakaan kerja selain itu menghindari seringnya melakukan kesalahan dalam bekerja. Bekerja dengan teliti dapat mencerminkan bahwa adanya kesadaran kualitas. Hal ini sudah dilakukan dengan sangat baik oleh karyawan dengan nilai rata-rata 3,41. Proyek yang dapat dijadikan obyek kerja GKM dapat merupakan satu daftar panjang yang tidak terbatas jumlahnya. Citra organisasi dapat ditingkatkan dengan mencegah timbulnya keluhan-keluhan mereka yang dilayani, apalagi bagi organisasi yang memang hakikat tugasnya memberi pelayanan umum kepada masyarakat Zainun, 2001. Hal ini dilakukan pula oleh perusahaan dimana kualitas produk yang dihasilkan sangat memperhatikan keinginan dari pelanggan. Sehingga karyawan dituntut untuk mampu memahami bagaimana pentingnya standar kualitas produk pada perusahaan dan bagaimana cara kerja yang baik sehingga dapat dapat menghasilkan produk yang diinginkan.

8. Kesadaran Masalah dan Kesadaran Perbaikan

Satu GKM tidak akan pernah kehabisan masalah untuk ditelaah apalagi bila cukup jeli dan peka terhadap apa saja yang terjadi di lingkungan kerjanya. Sejauh mungkin GKM pun harus peka terhadap perubahan dan lingkungan di luar organisasi yang dapat diperkirakan akan terjadi dan mempunyai pengaruh terhadap kerja dan kegiatan organisasi. Terjadinya hal demikian menuntut usaha agar setiap organisasi dapat menyesuaikan diri kepada setiap perubahan dan pengaruh perubahan yang memaksa penyesuaian tersebut Zainun, 2001. Berdasarkan hasil kuesioner pada variabel GKM dalam indikator kesadaran masalah dan kesadaran perbaikan, total dari rata-rata nilai jawaban sebesar 3,03. Nilai tersebut dapat dikategorikan baik dan dapat diinterpretasikan bahwa karyawan merasa paham bahwa masalah merupakan hal yang dapat menghambat pekerjaan maka perlu adanya perbaikan dalam mengatasi masalah tersebut. Beberapa hal yang mencerminkan adanya kesadaran masalah dan kesadaran perbaikan pada kegiatan GKM dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Penilaian Rataan Skor Indikator Kesadaran Masalah dan Kesadaran Perbaikan INDIKATOR STS TS S SS Rataan Skor Kategori 1 2 3 4 Mencari penyebab utama masalah dengan sasaran yang dapat terukur 10 49 7 2.95 Baik Mengidentifikasi persoalan selama kegiatan GKM dilakukan 13 47 6 2.89 Baik Melakukan pengendalian kualitas pada tahap produksi 9 45 12 3.05 Baik Melakukan pengendalian terhadap masalah berdasarkan fakta 3 45 18 3.23 Baik Indikator kesadaran masalah dan kesadaran perbaikan 35 186 43 3.03 Baik Keterangan : 1,00 – 1,75 = sangat tidak baik; 1,76 – 2,5 = tidak baik; 2,51 – 3,25 = baik; 3,26 – 4,00 = sangat baik Karyawan mencari penyebab utama masalah yang akan dibahas dalam kelompok gugus. Karyawan telah melakukan dengan baik untuk mencari masalah yang akan dibahas dengan nilai rata-rata 2,95. Selain itu kesadaran akan masalah dan perbaikan juga dapat dilihat saat kegiatan GKM dilakukan. Selama kegiatan GKM dilakukan tidak dipungkiri bahwa memungkinkan jika terdapat masalah muncul yang mengganggu kegiatan GKM, maka anggota gugus harus dapat mengidentifikasi persoalan yang mungkin muncul selama kegiatan GKM dilakukan. Hal ini juga dilakukan dengan baik oleh karyawan dengan nilai rata-rata 2,89. Permasalahan juga dapat timbul dalam melakukan pekerjaan, karyawan harus dapat menyadari masalah yang dapat timbul dalam melakukan tahap produksi dan dapat menanggulanginya segera yang merupakan wujud sadar akan perbaikan. Jika produk yang sedang diproduksi sudah terlihat tidak memenuhi standar kualitas, maka tidak perlu dilanjutkan. Hal ini sudah dilakukan dengan baik oleh karyawan dengan nilai rata-rata 3,05. Masalah yang ada harus dapat dikendalikan, namun melihat data dan fakta yang terjadi di lapangan, sehingga dapat memperkirakan seberapa pentingkah masalah untuk diselesaikan dan bagaimana cara menyelesaikannya. Hal ini mendapat nilai rata- rata 3,23 yang dapat dikategorikan baik. Maka dapat diartikan bahwa karyawan sudah dengan baik melakukan pengendalian terhadap masalah berdasarkan fakta dan tidak mengada-mengada, mengurangi, ataupun melebih-lebihkan permasalahan. GKM merupakan sarana agar karyawan dapat mengungkapkan masalah-masalah yang terjadi pada bagian unitnya yang ingin diselesaikan serta membahas bagaimana perbaikan yang dapat dilakukan. Dalam proses melaksanakan kegiatan GKM, bisa saja terjadi permasalahan baru yang menghambat kegiatan GKM. Karyawan dituntut untuk selalu dapat menganalisis apa saja masalah yang dapat terjadi selama kegiatan GKM dilakukan. JUSE 1991 menyatakan bahwa diperlukan suatu sikap mental tertentu agar sadar akan masalah dan perbaikan. Sikap ini merupakan dasar psikologis kegiatan GKM yang dapat diuraikan sebagai berikut : menerima dalil bahwa selalu ada masalah, mempunyai pikiran yang mengandung pertanyaan dan bertanya pada diri sendiri apakah keadaan sekarang ini dapat diterima atau tidak, mendorong keingintahuan, berpikir dengan keras jika mengalami kesulitan, menunjukkan inisiatif JUSE, 1991. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat rekapitulasi persepsi responden mengenai penerapan GKM Tabel 10. Dapat dilihat pada Tabel 10 bahwa nilai rata-rata mengenai penerapan GKM yaitu sebesar 3,07. Hal ini dapat dikatakan bahwa penerapan GKM sudah diterapkan dengan baik dan diterima dengan baik oleh karyawan. Hal ini dikarenakan pula dengan adanya kegiatan GKM, banyak manfaat yang dapat diterima oleh karyawan selain itu dapat memberikan dampak yang baik bagi perusahaan. Tabel 10. Rekapitulasi Persepsi Responden Mengenai Penerapan GKM No Indikator Rataan Penilaian 1 Kesadaran Kualitas 3,31 Sangat Baik 2 Pengembangan Diri 3,22 Baik 3 Kegiatan Kelompok 3,20 Baik 4 Kesadaran Masalah dan Kesadaran Perbaikan 3,03 Baik 5 Partisipasi Karyawan 2,99 Baik

6 Prinsip Berkesinambungan

2,96 Baik 7 Kegiatan Sukarela 2,95 Baik 8 Pendalaman Pemahaman 2,89 Baik Kesimpulan 3,07 Baik Keterangan : 1,00 – 1,75 = sangat tidak baik; 1,76 – 2,5 = tidak baik; 2,51 – 3,25 = baik; 3,26 – 4,00 = sangat baik Kesadaran kualitas memiliki bobot nilai paling besar. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa kesadaran akan kualitas merupakan hal yang paling mendorong karyawan untuk melakukan kegiatan GKM. Karyawan menyadari bahwa PT Sierad Produce, Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi. Produk yang berkualitas baik merupakan hal yang dituju untuk menciptakan kepuasan pelanggan. Dengan mengikuti kegiatan GKM, karyawan dapat lebih menyadari bahwa kualitas produk sangatlah penting untuk memajukan perusahaan dalam menghadapi kondisi bisnis yang berfluktuasi. Sedangkan indikator yang memiliki bobot nilai paling kecil yaitu pendalaman pemahaman. Hal ini dapat diartikan bahwa karyawan sudah mengetahui mengenai GKM namun belum benar-benar memahami dengan baik bagaimana cara-cara penerapan GKM.

4.4.2. Analisis Persepsi Karyawan terhadap Budaya Kerja