Tabel 20. Hasil Analisis Korelasi Pearson
No Variabel
Nilai Korelasi
r Nilai
Peluang P
Αlpha α
Hubungan dengan
Budaya Kerja
1. GKM
0,593 0,000
0,05 Hubungan
positif, kuat GKM merupakan program pada PT Sierad Produce, Tbk yang ingin
dibudayakan. Hal ini sedang dalam proses dibudayakan, namun belum membudaya pada PT Sierad Produce, Tbk. Hal ini dikarenakan kegiatan
GKM belum diterapkan pada semua grup Sierad. Dalam budaya organisasi pastinya terdapat budaya kerja di dalamnya. Seperti yang dikemukakan
Mangkuprawira 2007 bahwa budaya kerja diturunkan dari budaya organisasi. Pada perusahaan dikenal sebagai budaya korporat dimana di
dalamnya terdapat budaya kerja. GKM merupakan kegiatan yang akan dijadikan budaya perusahaan. Sikap-sikap yang diperlukan dalam melakukan
GKM nantinya akan dijadikan norma pada perusahaan sehingga akan membentuk budaya kerja baru guna menciptakan budaya perusahaan. Maka
dari itu ingin diketahui seberapa kuat hubungan antara penerapan GKM dengan Budaya Kerja yang diterapkan pada PT Sierad Produce, Tbk.
Berdasarkan Tabel 20, menunjukkan bahwa secara keseluruhan korelasi penerapan GKM dengan Budaya Kerja memiliki nilai koefisien korelasi
0,593, artinya kedua variabel memiliki keeratan kuat dan bersifat positif Nugroho, 2005. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik
penerapan GKM, maka Budaya Kerja yang dilakukan semakin baik pula.
4.6. Uji Normalitas
Data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner merupakan data ordinal karena Penentuan skor nilai atas jawaban responden berdasarkan
skala Likert. Skala likert adalah skala ordinal yang berisi beberapa alternatif jawaban. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh atau regresi.
Analisis regresi berganda merupakan metode parametrik Nugroho, 2005, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu data berasal dari distribusi
yang normal. Maka jawaban responden dirubah dari data berskala ordinal menjadi data yang berskala interval dengan menggunakan Software Global
Macro Minitab. Pada penelitian ini dilakukan uji normalitas dengan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. Berikut hasil uji normalitas data dapat dilihat
pada Tabel 21.
Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Variabel
Kolmogorov-Smirnov Statistic
Df Sig.
GKM 0,082
66 0,200
Budaya Kerja 0,087
66 0,200
Produktivitas Kerja 0,105
66 0,067
Pada Tabel 21 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk GKM sebesar 0,2; untuk budaya kerja sebesar 0,2; dan untuk produktivitas kerja
sebesar 0,067. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5 atau 0,05 Priyatno, 2008. Karena signifikansi untuk seluruh
variabel lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada seluruh variabel berdistribusi normal.
4.7. Uji Asumsi Klasik
Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari
asumsi-asumsi klasik
statistik baik
itu multikolinearitas
dan heteroskesdastisitas.
4.7.1. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya
hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Uji multikolinearitas dengan melihat nilai VIF inflation faktor pada
model regresi. Pada umumnya, jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut memiliki persoalan multikolinearitas dengan variabel
bebas lainnya Santoso dalam Priyatno, 2008. Berikut hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 22.
Pada Tabel 22 dapat diketahui bahwa nilai VIF kedua variabel yaitu 1,541 lebih kecil dari 5, sehingga diduga bahwa antarvariabel
indipenden tidak terjadi persoalan multikolinearitas.
Tabel 22. Hasil Uji Multikolinearitas Variabel
Collinearity Statistics Tolerance
VIF GKM
0,649 1,541
Budaya Kerja 0,649
1,541 Hal ini selaras dengan pernyataan Nugroho 2005 yang
menyatakan deteksi terhadap multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10
dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.
4.7.2. Uji Heteroskesdastisitas
Uji heteroskesdastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu
adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi Priyatno, 2008. Pada penelitian ini dilakukan
pengujian dengan Uji Park yaitu meregresikan nilai residual Lnei
2
dengan masing-masing variabel indipenden LnX
1
dan LnX
2
. Berikut hasil uji hetersokesdastisitas dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Hasil Uji Heteroskesdastisitas Lnei
2
dengan Lnx1 dan Lnx2
Variabel Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta
Lnx1 1,130
1,492 0,094
0,757 0,452
Lnx2 0,286
1,309 0,027
0,218 0,828
Dari hasil output dapat dilihat bahwa nilai t
hitung
adalah 0,757 dan 0,218. Nilai t
tabel
dicari pada tabel t dengan df = n-2 atau 66-2 = 64, yaitu 1,998. Karena nilai T hitung berada pada –t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
, yaitu -1,998
≤ 0,757 ≤ 1,998 dan -1,998 ≤ 0,218 ≤ 1,998, maka pengujian antara Lnei
2
dengan LnX1 dan Lnei
2
dengan LnX2 tidak ada gejala heteroskedastisitas.
4.8. Pengaruh Penerapan GKM dan Budaya Kerja terhadap Produktivitas
Kerja Karyawan
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji hubungan
pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Data pada analisis
regresi linear berganda merupakan data parametrik Nugroho, 2005. GKM merupakan kegiatan untuk mendayagunakan seluruh asset yang dimiliki
perusahaaninstansi terutama sumber daya manusianya secara lebih baik, guna meningkatkan mutu dan produktivitas, nilai tambah serta
meningkatkan keuntungan semua pihak termasuk produsen, karyawan, konsumen maupun pemerintah.
Melaksanakan budaya kerja mempunyai arti yang sangat dalam, karena akan merubah sikap dan perilaku SDM untuk mencapai produktivitas kerja
yang lebih tinggi dalam menghadapi tantangan masa depan Triguno, 1996. Maka ingin diidentifikasi bagaimana pengaruh penerapan GKM dan Budaya
Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan dimana produktivitas merupakan suatu aspek yang penting bagi perusahaan karena apabila tenaga
kerja dalam perusahaan mempunyai semangat kerja yang tinggi, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan dan hidup perusahaan akan
terjamin. Hasil pengaruh penerapan GKM dan Budaya Kerja terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan pada Departemen Produksi, Rumah Potong Ayam PT Sierad Produce, Tbk Bogor dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variabel
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std.
Error Beta
Constant 0,506
0,223 2,266
0,027 GKM
0,461 0,100
0,457 4,611
0,000 Budaya Kerja
0,331 0,080
0,410 4,135
0,000 Berdasarkan
hasil analisis
regresi linear
berganda dengan
menggunakan program SPSS pada tabel 24 diperoleh koefisien variabel GKM X
1
adalah 0,461 dan koefisien variabel budaya kerja X
2
adalah 0,331. Sedangkan konstanta sebesar 0,506, dengan demikian dapat diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut Y = 0,506 + 0,461 X
1
+ 0,331 X
2
. Konstanta sebesar 0,506 artinya jika GKM dan Budaya Kerja nilainya
adalah 0, maka produktivitas kerja nilainya adalah 0,506. Koefisien regresi variabel GKM sebesar 0,461 artinya jika GKM
mengalami kenaikan 1 dan variabel indipenden lain nilainya tetap, maka produktivitas kerja akan mengalami kenaikan sebesar 0,461. Koefisien
bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara penerapan GKM dengan produktivitas kerja karyawan, semakin GKM dilaksanakan dengan
baik maka produktivitas kerja karyawan semakin meningkat. Kegiatan GKM merupakan kegiatan perusahaan yang baru dilakukan
selama tiga tahun. Kegiatan ini belum membudaya pada perusahaan karena kegiatan ini belum dilakukan diseluruh grup Sierad, namun GKM ingin
dibudayakan sehingga dapat menjadi budaya perusahaan. Kegiatan ini dirasa dapat meningkatkan produktivitas perusahaan, dengan adanya peningkatan
produktivitas kerja karyawan. Sesuai dengan tujuan dilaksanakannya GKM pada perusahaan yaitu untuk pengembangan sumber daya manusia. Kegiatan
GKM dilihat pada tiap bagian, telah menciptakan kedekatan antara karyawan yang satu dengan yang lain sehingga karyawan dapat bekerja lebih
baik, dan hal ini berdampak pada peningkatan kualitas kerja karyawan serta menumbuhkan komitmen karyawan untuk selalu memperbaiki kualitas
sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Koefisien regresi variabel Budaya Kerja sebesar 0,331 artinya jika
Budaya Kerja mengalami kenaikan 1 dan variabel indipenden lain nilainya tetap, maka produktivitas kerja akan mengalami kenaikan sebesar 0,331.
Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara penerapan Budaya Kerja dengan produktivitas kerja karyawan, semakin budaya kerja
dilaksanakan dengan baik maka produktivitas kerja karyawan semakin meningkat. Budaya kerja yang diterapkan pada perusahaan sudah dilakukan
dengan baik, namun budaya kerja ini belum ditetapkan secara tertulis. Maka budaya kerja belum sepenuhnya efektif dalam pencapaian produktivitas
kerja. Akan lebih baik apabila budaya kerja ditetapkan secara tertulis oleh
perusahaan sehingga karyawan memiliki kode etik perilaku dalam bekerja yang tidak menyimpang dari budaya kerja yang ditetapkan.
4.8.1. Analisis Determinasi R
2
Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel
indipenden secara serentak terhadap variabel dependen Priyatno, 2008. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar persentase variasi
variabel indipenden yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Besarnya koefisien korelasi
dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Hasil Analisis Determinasi Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 0,774
0,599 0,586
0,28951 Besarnya kontribusi sumbangan yang diberikan oleh variabel
GKM dan budaya kerja terhadap produktivitas kerja karyawan Departemen Produksi, Rumah Potong Ayam PT Sierad Produce, Tbk
- Bogor secara simultan dapat diketahui dari harga koefisien determinasi atau R
2
. Besarnya R
2
berdasarkan hasil analisis tabel 25 yaitu sebesar 0,599. Dapat di interpretasikan bahwa variabel
indipenden GKM dan Budaya Kerja mampu menjelaskan sebesar 59,9 variasi variabel dependen Produktivitas Kerja sedangkan
sisanya 40,1 dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.
4.8.2. Uji Koefisien Regresi secara Bersama-Sama Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel indipenden secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen Priyatno, 2008. Hasil uji koefesien regresi secara bersama-sama dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Hasil Uji F Model
F Sig.
Regresion Residual
Total 46,964
0,000
Dirumuskan hipotesis pada penelitian ini, yaitu: H
: tidak ada pengaruh secara signifikan antara GKM dan Budaya Kerja secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja
karyawan. H
1
: ada pengaruh secara signifikan antara GKM dan Budaya Kerja secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja karyawan.
Tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5, F
hitung
yang diperoleh sebesar 46,964 lebih besar dari F
tabel
yaitu 3,143. Sesuai dengan Tabel 26, karena nilai F
hitung
F
tabel
46,9643,143, maka H ditolak, artinya terdapat pengaruh signifikan antara penerapan GKM
dan Budaya Kerja secara bersama-sama terhadap produktivitas kerja karyawan.
4.8.3. Uji Koefisien Regresi secara Parsial Uji t
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel indipenden secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen Priyatno, 2008. Hasil uji koefisien regresi secara parsial dapat dilihat pada Tabel 24.
Pada pengujian koefisien regresi variabel GKM terhadap produktivitas kerja karyawan dirumuskan hipotesis, yaitu :
H : secara parsial tidak ada pengaruh secara signifikan antara
penerapan GKM dengan produktivitas kerja karyawan. H
1
: secara parsial ada pengaruh secara signifikan antara penerapan GKM dengan produktivitas kerja karyawan.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regesi linear berganda dengan pengujian secara parsial diketahui bahwa variabel GKM X
1
diperoleh t
hitung
sebesar 4,611 lebih besar dari t
tabel
sebesar 1,998 dengan taraf signifikansi 5. Karena nilai t
hitung
t
tabel
4,6111,998, maka H ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh
signifikan antara penerapan GKM terhadap produktivitas kerja karyawan.
Pada pengujian koefisien regresi variabel budaya kerja terhadap produktivitas kerja karyawan dirumuskan hipotesis, yaitu :
H : secara parsial tidak ada pengaruh secara signifikan antara
penerapan budaya kerja dengan produktivitas kerja karyawan. H
1
: secara parsial ada pengaruh secara signifikan antara penerapan budaya Kerja dengan produktivitas kerja karyawan.
Perhitungan parsial pada analisis regresi berganda diperoleh hasil bahwa variabel budaya kerja X
2
diperoleh t
hitung
sebesar 4,135 lebih besar dari t
tabel
sebesar 1,998 dengan taraf signifikansi 5 . Karena nilai t
hitung
t
tabel
4,1351,998, maka H ditolak, artinya
secara parsial ada pengaruh signifikan antara penerapan Budaya Kerja terhadap produktivitas kerja karyawan.
4.9. Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa menurut uji persepsi karyawan pada variabel penerapan GKM diketahui
bahwa penerapan GKM sudah dilakukan dengan baik. Namun perusahaan perlu melaksanakan kegiatan GKM lebih baik lagi, seperti melakukan
pelatihan lebih mendalam terhadap anggota gugus untuk pendalaman pemahaman materi GKM, lebih sering melakukan evaluasi terhadap kelompok
gugus agar dapat melaporkan perkembangan kegiatan GKM yang sedang dilakukan. Jika kelompok gugus tidak menyelesaikan laporan sesuai dengan
rencana yang dibuat, maka diberikan himbauan dan peringatan, sebaliknya apabila kelompok dapat menjalankan kegiatan sesuai dengan rencana, maka
mendapatkan hadiah. Uji persepsi terhadap budaya kerja diperoleh nilai rata-rata yang dapat
dikategorikan baik. Hal ini menyatakan bahwa budaya kerja sudah dilakukan dengan baik pada perusahaan. Namun akan lebih baik lagi apabila budaya
kerja dapat ditetapkan secara tertulis, seperti menempelkan poster pada dinding-dinding perusahaan atau pembuatan buku panduan budaya kerja
perusahaan. Hal ini sebagai wujud realisasi budaya kerja yang ditetapkan secara tertulis dan tidak hanya tersirat sehingga budaya kerja dapat dilakukan
lebih efektif. Dari hasil uji regresi diketahui bahwa terdapat pengaruh penerapan
GKM dan budaya kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. Maka GKM
dan budaya kerja harus dapat dilaksanakan secara berkesinambungan guna meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Salah satu pengukur
produktivitas kerja karyawan adalah kuantitas kerja. Dari hasil uji persepsi karyawan terhadap indikator kuantitas kerja diketahui bahwa masalah
keterlambatan ayam dapat mempengaruhi jumlah ayam yang harus diproduksi. Maka permasalahan yang dapat mengganggu produktivitas kerja harus dapat
diatasi oleh perusahaan dengan lebih baik, seperti mengadakan perjanjian dengan pihak pemasok bahwa waktu kedatangan ayam harus lebih cepat dari
ketetapan waktu biasanya. Diharapkan implikasi manajerial ini dapat bermanfaat bagi PT Sierad
Produce, Tbk, terutama dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan sehingga dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Secara keseluruhan persepsi karyawan Departemen Produksi, Rumah Potong Ayam PT Sierad Produce, Tbk terhadap penerapan GKM dinilai baik
dengan urutan berdasarkan nilai rata-rata yaitu kesadaran kualitas, pengembangan diri, kegiatan kelompok, kesadaran masalah dan kesadaran
perbaikan, partisipasi karyawan, prinsip berkesinambungan, kegiatan sukarela, dan pendalaman pemahaman. Persepsi terhadap budaya kerja dinilai baik
dengan urutan berdasarkan nilai rata-rata yaitu disiplin kerja, loyalitas, dan tanggung jawab. Produktivitas kerja karyawan dinilai baik pula dengan urutan
berdasarkan nilai rata-rata yaitu efisiensi kerja, efektivitas kerja, kualitas kerja, dan kuantitas kerja.
Terdapat korelasi yang kuat antara penerapan GKM dengan budaya kerja, Hal ini terkait dengan GKM merupakan kegiatan perusahaan yang ingin
dibudayakan sehingga dapat menjadi budaya perusahaan. Budaya perusahaan pastinya mengandung unsur budaya kerja.
Penerapan GKM dan budaya kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan baik secara bersama-sama maupun secara parsial. Penerapan
GKM memiliki pengaruh yang lebih besar daripada budaya kerja terhadap produktivitas kerja karyawan hal ini dikarenakan GKM sudah efektif
diterapkan pada perusahaan sedangkan budaya kerja belum diterapkan secara efektif karena belum ada ketetapan secara tertulis.
2. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan yang diperoleh, maka masukan yang dapat direkomendasikan terkait pengaruh penerapan GKM dan budaya kerja terhadap
produktivitas kerja karyawan Departemen Produksi, Rumah Potong Ayam PT Sierad Produce, Tbk - Bogor adalah sebagai berikut:
Budaya kerja merupakan unsur pembentuk budaya organisasi. Maka GKM harus selalu dibudayakan sehingga dapat menjadi budaya perusahaan.
Penerapan GKM harus lebih dilaksanakan dengan baik, seperti dalam hal pendalaman pemahaman yang pada uji persepsi mendapat nilai terendah.
Budaya kerja harus dapat dilaksanakan lebih efektif, yaitu adanya penerapan budaya kerja yang ditetapkan secara tertulis sehingga dapat
lebih meningkatkan produktivitas kerja karyawan dan lebih mendukung kegiatan GKM pada perusahaan.
GKM dan budaya kerja merupakan bagian dari berbagai hal yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, maka perusahaan perlu terus
memperbaiki dan meningkatkan kegiatan yang dapat meningkatkan produktivitas kerja, seperti pemberian reward, keselamatan dan kesehatan
kerja dan kenyamanan kerja. Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai penerapan GKM dan budaya
kerja untuk menggali lebih dalam bagaimana kegiatan pada perusahaan ini dapat mewujudkan tujuan perusahaan. Pendekatan yang dapat dilakukan selain
analisis regresi linear berganda dapat dilakukan dengan PLS ataupun SEM sehingga dapat membantu perusahaan dalam menindaklanjuti strategi
perusahaan untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan dalam rangka meningkatkan produktivitas perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, M. 2005. Analisis Pengaruh Pembentukan GKM terhadap Kerja Sama, Tanggung Jawab, Komunikasi, dan Kualitas Kain pada Divisi Weaving PT
Unitex Tbk Bogor. Skripsi pada Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Charney, S. 2007. GKM, Pedoman, Partisipasi, dan Produktivitas. Bumi Aksara, Jakarta.
Dessler, G. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Indeks, Jakarta. Hariandja, M. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Grasindo, Jakarta.
Hasibuan, M. 2008. Organisasi dan Motivasi. Bumi Aksara, Jakarta. Hasibuan, M.S.P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara,
Jakarta. Ishikawa, K. 1992. Pengendalian Mutu Terpadu. PT Remaja Rosdakarya,
Bandung. JUSE Union of Japanese Scientists and Engineers. 1991. GKM. Prinsip-Prinsip
Dasar Tentang Kendali Mutu. PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Kusumawarni, D. 2007. Pengaruh Semangat dan Disiplin Kerja terhadap
Produktivitas Karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum PDAM Kabupaten Kudus. Skripsi pada Jurusan Manajemen Ekonomi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Semarang. Kuswadi. 2004. Delapan Langkah dan Tujuh Alat Statistik untuk Peningkatan
Mutu Berbasis Komputer. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Mangkuprawira. 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Ghalia
Indonesia, Bogor. Narbuko, C. 2001. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara, Jakarta.
Nasution, M. 2004. Manajemen Mutu Terpadu Total Quality Manajemen. Ghalia Indonesia, Bogor.
Ndraha, T. 2005. Teori Budaya Organisasi. PT Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, S. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. PT Asdi Mahastya,
Jakarta.
Nugroho, B. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. ANDI, Yogyakarta.
Pratiwi, D. 2006. Mempelajari Efektivitas Peran GKM dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan Studi Kasus : PT Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap.
Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Priyatno, D. 2008. Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis Data dan Uji Statistik. MediaKom, Yogyakarta.
Riyanto, T. 2007. Kelompok Kerja yang Efektif. Kanisius, Yogyakarta. Semuel, H. 2003. Penerapan Total Quality Management Suatu Evaluasi Melalui
Karakteristik Kerja Studi Kasus Pada Perusahaan Gula Candi Baru Sidoarjo. Vol 5, No.1. http:puslit.petra.ac.idjournalsmanagement [27
Mei 2011] Simanjuntak, P. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. FEUI, Jakarta.
Sinungan, M. 2008. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara, Jakarta. Siswanto. 2008. Pengantar Manajemen. Bumi Aksara, Jakarta.
Triguno. 1996. Budaya Kerja Menciptakan Lingkungan yang Kondusive untuk
Meningkatkan Produktivitas Kerja. PT Golden Trayon Press, Jakarta. Umar, H. 2002. Evaluasi Kinerja Perusahaan. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta. Umar, H. 2003. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta. Wulandari, D. 2006. Analisis Hubungan Faktor Budaya Perusahaan dengan
Disiplin Kerja Karyawan Studi Kasus pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Pakuan Kota Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Yuniarsih, T. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Alfabeta, Bandung. Zainun, B. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia. PT Toko Gunung
Agung, Jakarta. .
http:www.kemenperin.go.idasppelatihan_ikmgkmgkm.pdf [2 April 2011] http:www.sieradproduce.com [10 Maret 2011]
http:jurnal-sdm.blogspot.com200907prestasi-kerja-penegertian-penilaian.html [5 Mei 2011]
http:jurnal-sdm.blogspot.com200907produktivitas-kerja-definisi-dan.html [4 Mei 2011]
http:jurnal-sdm.blogspot.com200906iklim-organisasi-definisi-pendekatan.html [5 Mei 2011]
http:www.masbow.com200911loyalitas-kerja.html [5 Mei 2011] http:jurnal-sdm.blogspot.com201001efektifitas-kerja-definisi-faktor-yang.html
[3 Mei 2011]
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian DISA RUSDIANA H24070019
Mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN GKM DAN BUDAYA KERJA TERHADAP
PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Studi Kasus: Departemen Produksi, Rumah Potong Ayam
PT Sierad Produce, Tbk - Bogor
Yth. BapakIbuSdri Karyawan PT Sierad Produce, Tbk Saya mohon kesediaan BapakIbuSdri untuk dapat membantu penelitian
saya dengan mengisi kuesioner ini dimana kuesioner ini hanya digunakan untuk kepentingan
studi dan
jawaban-jawaban BapakIbuSdri
tidak akan
mempengaruhi pekerjaan dan kedudukan BapakIbuSdri di perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan GKM GKM
QCC dan Budaya Kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. Adapun penelitian ini dilakukan di Departemen Produksi, RPA PT Sierad Produce, Tbk,
Parung- Bogor. Saya ucapkan terima kasih atas kesediaan BapakIbuSdri mengisi
kuesioner ini. Saya memahami bahwa waktu yang BapakIbuSdri miliki terbatas dan sangat berharga. Oleh karena itu, Saya mohon kesediaan BapakIbuSdri
untuk meluangkan waktu dalam menjawab beberapa pertanyaan dan pernyataan- pernyataan dalam kuesioner ini. Untuk dapat menjawab kuesioner ini dengan
lengkap, BapakIbuSdri dimohon untuk mengikuti tahapan di bawah ini: 1. Bacalah petunjuk umum yang terdapat pada setiap bagian pertanyaan dan
pernyataan kemudian
jawablah sesuai
dengan keadaan
yang BapakIbuSdri alami sebenarnya.
2. Pastikan BapakIbuSdri telah menjawab semua pernyataan dalam kuesioner ini. Apabila ada pernyataan yang tidak dijawab maka akan
menyebabkan seluruh jawaban tidak dapat diolah.
Lanjutan Lampiran 1 DISA RUSDIANA H24070019
Mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
I. Identitas Responden Petunjuk Pengisian : Berilah tanda silang X pada salah satu jawaban yang
BapakIbuSdri anggap paling sesuai. 1. Apakah Anda adalah karyawan Departemen Produksi, Rumah Potong Ayam
PT Sierad Produce, Tbk dan pernah mengikuti kegiatan GKM Quality Control Circle?
a. Ya b. Tidak
Jika ya maka silakan menjawab pertanyaan selanjutnya. Namun jika tidak
maka pengisian kuesioner cukup sampai disini dan terima kasih atas kesediaan waktu Anda.
2. Nama : .........................................................
3. Jenis kelamin : a. Laki-laki
b. Perempuan 4. Usia
: a. 20 tahun b. 21 s.d. 30 tahun
c. 31 s.d. 40 tahun d. 40 tahun
5. Pendidikan Terakhir : a. SMP Sederajat
b. SMA Sederajat c. Diploma
6. Masa Kerja : a. 5 tahun
b. 5 s.d. 10 tahun c. 10 tahun
Lanjutan Lampiran 1 DISA RUSDIANA H24070019
Mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
II. Penerapan GKM Petunjuk Pengisian : Berilah tanda silang X pada salah satu jawaban yang
BapakIbuSdri anggap paling sesuai. Bayangkan saat BapakIbuSdri sedang dan setelah mengikuti kegiatan
GKM
Quality Control Circle. Jawablah pernyataan berikut sesuai dengan kondisi yang BapakIbuSdri rasakan sebenarnya.
Jawablah pernyataan berikut sesuai skala yang ditentukan:
1. Sangat tidak setuju
3. Setuju 2.
Tidak setuju 4. Sangat setuju
a. Pengembangan Diri No
Pertanyaan Jawaban
1 2
3 4
1 Wawasan saya menjadi meningkat dalam bekerja.
2 Keterampilan saya menjadi terasah dalam melakukan
pekerjaan. 3
Saya merasa lebih percaya diri dalam mengutarakan pendapat.
4 Kemampuan berkomunikasi saya menjadi lebih baik
dalam melakukan presentasi. b. Kegiatan Sukarela
No Pertanyaan
Jawaban 1
2 3
4 5
Saya merasa tertarik dengan kegiatan QCC. 6
Saya merasa ingin mengikuti kegiatan QCC di tahun selanjutnya.
7 Saya berinisiatif untuk mengikuti kegiatan QCC.
8 Saya merasa termotivasi karena mendapatkan
kepuasan kerja dengan mengikuti kegiatan QCC. c. Kegiatan Kelompok
No Pertanyaan
Jawaban 1
2 3
4 9
Setiap anggota kelompok gugus saling mendukung untuk mencapai tujuan kerja.