Macro Minitab. Pada penelitian ini dilakukan uji normalitas dengan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov. Berikut hasil uji normalitas data dapat dilihat
pada Tabel 21.
Tabel 21. Hasil Uji Normalitas Variabel
Kolmogorov-Smirnov Statistic
Df Sig.
GKM 0,082
66 0,200
Budaya Kerja 0,087
66 0,200
Produktivitas Kerja 0,105
66 0,067
Pada Tabel 21 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk GKM sebesar 0,2; untuk budaya kerja sebesar 0,2; dan untuk produktivitas kerja
sebesar 0,067. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5 atau 0,05 Priyatno, 2008. Karena signifikansi untuk seluruh
variabel lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada seluruh variabel berdistribusi normal.
4.7. Uji Asumsi Klasik
Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari
asumsi-asumsi klasik
statistik baik
itu multikolinearitas
dan heteroskesdastisitas.
4.7.1. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya
hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Uji multikolinearitas dengan melihat nilai VIF inflation faktor pada
model regresi. Pada umumnya, jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut memiliki persoalan multikolinearitas dengan variabel
bebas lainnya Santoso dalam Priyatno, 2008. Berikut hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 22.
Pada Tabel 22 dapat diketahui bahwa nilai VIF kedua variabel yaitu 1,541 lebih kecil dari 5, sehingga diduga bahwa antarvariabel
indipenden tidak terjadi persoalan multikolinearitas.
Tabel 22. Hasil Uji Multikolinearitas Variabel
Collinearity Statistics Tolerance
VIF GKM
0,649 1,541
Budaya Kerja 0,649
1,541 Hal ini selaras dengan pernyataan Nugroho 2005 yang
menyatakan deteksi terhadap multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10
dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1.
4.7.2. Uji Heteroskesdastisitas
Uji heteroskesdastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu
adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi Priyatno, 2008. Pada penelitian ini dilakukan
pengujian dengan Uji Park yaitu meregresikan nilai residual Lnei
2
dengan masing-masing variabel indipenden LnX
1
dan LnX
2
. Berikut hasil uji hetersokesdastisitas dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Hasil Uji Heteroskesdastisitas Lnei
2
dengan Lnx1 dan Lnx2
Variabel Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error
Beta
Lnx1 1,130
1,492 0,094
0,757 0,452
Lnx2 0,286
1,309 0,027
0,218 0,828
Dari hasil output dapat dilihat bahwa nilai t
hitung
adalah 0,757 dan 0,218. Nilai t
tabel
dicari pada tabel t dengan df = n-2 atau 66-2 = 64, yaitu 1,998. Karena nilai T hitung berada pada –t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
, yaitu -1,998
≤ 0,757 ≤ 1,998 dan -1,998 ≤ 0,218 ≤ 1,998, maka pengujian antara Lnei
2
dengan LnX1 dan Lnei
2
dengan LnX2 tidak ada gejala heteroskedastisitas.
4.8. Pengaruh Penerapan GKM dan Budaya Kerja terhadap Produktivitas