menggunakan skala Likert. Skala Likert berhubungan dengan pernyataan tentang sikap, pendapat, atau persepsi seseorang terhadap sesuatu atau
tentang fenomena sosial, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang, baik-tidak baik. Jawaban dari setiap instrumen akan diberi skor. Skor 4 bila
jawaban sangat setuju, skor 3 bila jawaban setuju, skor 2 bila jawaban tidak setuju, dan skor 1 bila jawaban sangat tidak setuju.
Nilai rata-rata jawaban diperoleh dari mengalikan jumlah jawaban berdasarkan skor dengan skor tersebut lalu dijumlahkan. Hasil penjumlahan
tersebut dibagi dengan jumlah responden. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan persepsi karyawan mengenai pelaksanaan GKM, budaya kerja
dan produktivitas kerja karyawan pada Departemen Produksi, Rumah Potong Ayam PT Sierad Produce, Tbk - Bogor.
4.4.1. Analisis Persepsi Karyawan terhadap GKM
Menurut JUSE 1991, GKM adalah suatu kelompok kerja kecil yang secara sukarela mengadakan kegiatan pengendalian mutu di
dalam tempat kerja mereka sendiri. Kelompok kecil ini berpartisipasi sepenuhnya secara terus menerus sebagai bagian dari kegiatan kendali
mutu menyeluruh
perusahaan, mengembangkan
diri serta
pengembangan bersama, pengendalian dan perbaikan di dalam tempat kerja dengan menggunakan teknik-teknik kendali mutu.
Indikator-indikator GKM, yaitu sikap dasar yang diperlukan dalam memperkenalkan, menggiatkan, dan menjalankan kegiatan
GKM. Indikator tersebut adalah pengembangan diri, kegiatan sukarela, kegiatan kelompok, partisipasi karyawan, pendalaman pemahaman,
prinsip berkesinambungan, kesadaran kualitas, kesadaran masalah dan kesadaran perbaikan Ishikawa, 1992.
1. Pengembangan Diri
Pengembangan diri
adalah suatu proses
mengenali kebutuhan, mengembangkan potensi yang belum dimanfaatkan,
memperbaiki kemampuan dan mencari bidang-bidang baru yang memberikan tantangan pribadi. Karyawan memiliki keinginan
untuk berusaha mengembangkan diri dan memperoleh pengetahuan
baru, terdapat kepercayaan pada diri sendiri karena telah mengerjakan sesuatu sendiri dan setelah dipelajari, pengetahuan
baru itu dapat diterapkan secara fleksibel dalam berbagai keadaan JUSE, 1991.
Berdasarkan hasil kuesioner pada variabel GKM dalam indikator pengembangan diri, total dari rata-rata nilai jawaban
sebesar 3,22. Nilai tersebut dapat dikategorikan baik. Hal ini menginterpretasikan bahwa pengembangan diri merupakan hal
yang ingin dicapai oleh karyawan dan dengan mengikuti kegiatan GKM pengembangan diri karyawan menjadi lebih baik. Hal-hal
yang mencerminakan pengembangan diri karyawan pada PT Sierad Produce, Tbk dalam melaksanakan kegiatan GKM dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Penilaian Rataan Skor Indikator Pengembangan Diri
Keterangan : 1,00 – 1,75 = sangat tidak baik; 1,76 – 2,5 = tidak baik; 2,51 – 3,25 = baik; 3,26 – 4,00 = sangat baik
Tujuan dari GKM pada hakekatnya adalah untuk mengembangkan upaya kreatif karyawan Kuswadi, 2004. Maka
dari itu dari hasil uji persepsi terhadap karyawan yang telah mengikuti kegiatan GKM, dapat disimpulkan bahwa adanya
peningkatan wawasan dalam bekerja dan hal ini dinyatakan dengan rata-rata nilai yaitu 3,32 yang dapat diinterpretasikan bahwa
pengetahuan karyawan terhadap pekerjaan menjadi lebih baik.
INDIKATOR STS
1 TS
2 S
3 SS
4 Rataan
Skor Kategori
Peningkatan wawasan dalam
bekerja 1
43 22
3.32 Sangat
Baik Keterampilan
yang meningkat 5
43 18
3.20 Baik
Kepercayaan kepada diri sendiri
2 46
18 3.24
Baik Kemampuan
berkomunikasi 6
45 15
3.14 Baik
Indikator pengembangan
diri
14 177 73 3,22
Baik
Keterampilan kerja karyawan juga meningkat dan hal ini dibuktikan dengan persepsi baik dari karyawan dengan nilai 3,20.
Hal ini menggambarkan bahwa karyawan lebih terampil dalam melakukan pekerjaan karena karyawan dituntut untuk terus
meningkatkan kemampuannya dalam bekerja. Karyawan lebih merasa percaya pada kemampuan diri sendiri
seiring dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan karyawan. Hal ini dapat dilihat dari hasil persepsi karyawan
sebesar 3,24 yang dinyatakan baik. Salah satu realisasi yang dapat dilihat secara langsung terhadap masing-masing karyawan adalah
kemampuan berkomunikasi
karyawan. Karyawan
dalam melakukan kegiatan GKM dituntut untuk berpartisipasi dalam
kelompok dimana
diadakan pertemuan
teratur untuk
mengidentifikasi dan menganalisis persoalan yang sedang dibahas Kuswadi, 2004. Maka dari itu karyawan harus dapat berani dalam
mengutarakan pendapat
ataupun melakukan
presentasi. Kemampuan berkomunikasi dinyatakan baik menurut uji persepsi
dengan rata-rata nilai 3,14. Pengembangan diri merupakan salah satu hal yang diperlukan
untuk melakukan kegiatan GKM. Adanya keinginan karyawan untuk selalu meningkatkan kemampuan diri dalam bekerja. Hal ini
sejalan pula dengan pernyataan Ishikawa 1992 yang menyatakan bahwa pengembangan diri berarti belajar sendiri. Penekanan
perusahaan selalu pada meningkatkan kemampuan manusia melalui pendidikan dan latihan sebagai alat untuk mempromosikan
pengendalian mutu terpadu. Tiap individu pada prinsipnya memiliki kelebihan dan kekurangan yang tidak dimiliki oleh orang
lain. Dengan menjadi anggota GKM, kemampuan karyawan dapat
lebih terasah dan bermanfaat bagi perusahaan. 2.
Kegiatan Sukarela
Kegiatan sukarela mencakup respek terhadap umat manusia dan pembebasan kemampuan manusia JUSE, 1991. Kegiatan
GKM paling produktif dalam lingkungan perusahaan, dimana inisiatif orang dihormati dan diperlihatkan sepenuhnya Umar,
2002. Berdasarkan hasil kuesioner pada variabel GKM dalam indikator kegiatan sukarela, total dari rata-rata nilai jawaban
sebesar 2,95. Nilai tersebut dapat dikategorikan baik dan dapat diinterpretasikan bahwa karyawan yang mengikuti kegiatan GKM
didasarkan pada rasa sukarela. Hal-hal yang mencerminkan kegiatan sukarela karyawan
Departmen Produksi, Rumah Potong Ayam PT Sierad Produce, Tbk untuk mengikuti GKM dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Penilaian Rataan Skor Indikator Kegiatan Sukarela INDIKATOR
STS TS
S SS
Rataan Skor
Kategori 1
2 3
4
Ketertarikan mengikuti
kegiatan GKM
11 46
9 2.97
Baik Perasaan ingin
mengikuti GKM di tahun
berikutnya 20
40 6
2.79 Baik
Berinisiatif sendiri untuk
mengikuti kegiatan
GKM 16
43 7
2.86 Baik
Termotivasi karena
mendapatkan kepuasan
kerja 5
44 17
3.18 Baik
Indikator kegiatan
sukarela
52 173
39 2,95
Baik
Keterangan : 1,00 – 1,75 = sangat tidak baik; 1,76 – 2,5 = tidak baik; 2,51 – 3,25 = baik; 3,26 – 4,00 = sangat baik
Karyawan mengikuti kegiatan GKM dengan sukarela menurut PT Sierad Produce, Tbk yaitu adanya ketertarikan
karyawan untuk mengikuti kegiatan GKM yang dinyatakan baik
dengan rata-rata nilai 2,97. GKM merupakan kegiatan yang baru dilakukan pada PT Sierad Produce, Tbk
untuk lebih
mengembangkan kemampuan karyawan, maka dari itu karyawan merasa ingin mengetahui lebih mendalam bagaimana kegiatan ini
dilakukan. Selain itu adanya keinginan karyawan untuk mengikuti kegiatan GKM di tahun selanjutnya dengan rata-rata nilai 2,79 dan
dapat dikategorikan baik. Kegiatan GKM sudah dilaksanakan selama tiga periode. Dalam kelompok gugus, terdapat karyawan
yang telah mengikuti kegiatan GKM pada periode sebelumnya. Karyawan yang mengikuti kembali kegiatan GKM menjadi
pendorong bagi karyawan lain dalam kelompok agar lebih mudah memahami bagaimana kegiatan GKM dilakukan.
Hal lain yang mencerminkan adanya kegiatan sukarela dalam mengikuti GKM yaitu berinisiatif sendiri untuk mengikuti kegiatan
GKM tanpa paksaan dari pihak manapun. Hal ini dipersepsikan baik oleh karyawan dengan rata-rata nilai 2,86. Dari hasil tersebut
dapat diartikan bahwa karyawan mengikuti kegiatan GKM memang dengan inisiatif sendiri tanpa adanya paksaan dari orang
lain. Karyawan juga merasa termotivasi dengan mengiktui
kegiatan GKM karena dengan mengikuti kegiatan ini karyawan merasa mendapat kepuasan kerja. hal ini dipersepsikan baik oleh
karyawan dengan rata-rata nilai 3,18. Sejalan dengan pendapat Zainun 2001 yang menyatakan bahwa bagaimanapun rendahnya
kedudukan seseorang dalam suatu organisasi, sesungguhnya dia ingin membanggakan organisasi tempat kerjanya itu. Bersama-
sama mereka sebagai sumber daya manusia organisasi tentunya ingin pula turut menunjukkan peranan mereka kepada organisasi.
Pemaksaan penunjukkan hanya akan merusak suasana GKM yang seharusnya penuh dengan ide dan gagasan. JUSE
1991 menyatakan bahwa GKM benar-benar bersifat sukarela dan pada dasarnya menghormati usaha sukarela orang lain disamakan
dengan hormat kepada umat manusia. Percayailah kemauan sukarela orang lain dan biarkan mereka bekerja sendiri. Yakinlah
bahwa orang akan mempunyai motivasi untuk mengambil langkah berikutnya. Karyawan yang tidak ingin mengikuti kegiatan GKM
tidak boleh dipaksa.
3. Kegiatan Kelompok