29
generasi. Kuatnya pengaruh ini antara lain dipengaruhi oleh banyaknya santri yang berada di pesantren yang dapat dimobilisasi oleh kiai
8.
Sejalan dengan kegiatan pesantren oleh para santri, kegiatan pengajian adalah kegiatan rutin yang
dilakukan oleh sebagian besar warga. Studi di desa ini kemudian menjadi menarik karena dalam lingkungan yang kental dengan konteks Islam konservatif dan
budaya Sunda yang patriarki, para perempuan di desa ini kemudian memiliki kesadaran mengenai pentingnya pembatasan kelahiran, dan lalu mampu
beradaptasi dalam lingkup relasi gendernya untuk mempengaruhi fertilitas mereka.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi fertilitas di desa studi?
2. Bagaimana karakteristik relasi gender pada keluarga-keluarga di desa
studi? 3.
Bagaimana relasi gender bekerja dalam mempengaruhi fertilitas di desa studi?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Mengkaji kondisi fertilitas di desa studi.
2. Mengkaji karakteristik relasi gender pada keluarga-keluarga di desa studi.
3. Menjelaskan bagaimana relasi gender bekerja dalam mempengaruhi
fertilitas di desa studi.
8
Salah satu contoh mobilisasi santri adalah saat santri menggerebek penyuluhan Keluarga Berencana dan Kontrasepsi oleh penyuluh kecamatan di balai desa karena kiai menganggap
kegiatan tersebut bertentangan dengan nilai-nilai agama. Peristiwa ini terjadi pada Bulan September 2011, saat kegiatan P2WKSS berjalan di desa studi.
30
1.4. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan, terutama di bidang ilmu kependudukan dan sosiologi, khususnya studi di wilayah
gender. Penelitian mengenai fertilitas memang bukanlah hal yang baru; tetapi sejauh ini penelitian-penelitian yang dilakukan belum menemukan teori yang tetap
mengenai keterhubungan kedua variabel; relasi gender dan fertilitas. Penelitian ini diharapkan akan memperkaya khasanah ilmu dalam bidang penelitian ini.
Pengkayaan ini terutama karena masih jarangnya penelitian yang menghubungkan kedua variabel dengan menggunakan metode kualitatif untuk mengkaji lebih
dalam bagaimana variabel relasi gender bekerja mempengaruhi fertilitas. Saat ini, kebijakan yang bersifat koersif untuk melakukan pembatasan
kelahiran sudah tidak ada sehingga kontrol atas jumlah anak tidak lagi berada di tangan pemerintah, keingintahuan kemudian muncul mengenai ke manakah
kontrol tersebut kemudian berada. Pengetahuan tentang hal ini berguna untuk mengkaji sejauh mana perempuan memiliki kontrol atas tubuhnya. Pengetahuan
tentang hal ini dapat dimanfaatkan untuk pemilihan strategi dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak yang saat ini sedang digalakkan oleh
pemerintah sesuai dengan konteks sosial budaya yang melatarbelakangi sang ibu.
31
II. TINJAUAN PUSTAKA