Fasilitas Umum Desa Neglasari

60

4.3.2. Fasilitas Umum

Fasilitas umum ditampilkan untuk menunjukkan gambaran aksesibilitas warga desa studi terhadap berbagai fasilitas umum demi kebutuhan kehidupan mereka. Terkait keagamaan, saat ini terdapat 4 masjid yang cukup besar dan 4 musholla. Tidak terdapat tempat peribadatan lain di desa studi karena saat ini tidak ada pemeluk agama lain di sana. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga membeli di warung-warung kecil yang dimiliki warga, ada 19 warung saat ini di desa studi yang menyediakan sayur mayur dan berbagai kebutuhan sehari- hari warga. Kebutuhan elektronik, alat rumah tangga dan pakaian umumnya diperoleh warga dari tukang kredit keliling yang menawarkan dagangannya ke desa. Pada fasilitas pendidikan, di desa studi terdapat 9 pondok pesantren tradisional, sebuah SD Sekolah Dasar negeri, dua MI Madrasah Ibtidaiyah swasta, dan satu SMP Sekolah Menengah Pertama swasta. SMA Sekolah Menengah Atas belum tersedia di desa studi. SMA terdekat terdapat di kota kecamatan Jasinga atau di Provinsi Banten. Karena kendaraan umum masih sulit ditemui di desa studi, ojeg adalah pilihan transportasi yang umum digunakan oleh para penduduk. Beberapa responden yang memiliki anak bersekolah SMA menyatakan bahwa mereka mengeluarkan sekitar Rp 150-300 ribu per bulan untuk ongkos transportasi dari rumah ke SMA. Sebagian responden lain memilih untuk meminta anaknya tinggal di pesantren di dekat sekolahnya sehingga tidak perlu pulang ke rumah setiap hari dan mendapat pendidikan agama setiap harinya. Saat ini belum tersedia fasilitas kesehatan yang memadai di desa studi. Terdapat seorang bidan yang bertugas di desa ini, itupun di sela-sela tugas rutinnya di puskesmas yang terletak luar desa studi. Bidan ini memiliki alat-alat pertolongan minimal untuk membantu proses melahirkan normal. Jika penduduk membutuhkan pertolongan lebih lanjut, maka akan dirujuk ke rumah sakit terdekat yang terletak di Leuwiliang, sekitar 45-60 menit menggunakan kendaraan pribadi dari Desa Neglasari, atau 1,5-2 jam dengan menggunakan kendaraan umum. Untuk mengatasi masalah sakit sehari-hari, penduduk umumnya menggunakan obat warung atau ke bidan tersebut, ke puskesmas dilakukan jika masalah tidak terselesaikan di bidan. 61

4.3.3. Konteks Sosial-Budaya

Dokumen yang terkait

Cost Analysis of Madu Odeng in Bantar Jaya Village Bogor District, West Java

0 24 146

Gender Roles of Farmer Families in Vegetable Agro Forestry System (A Case Study At Nanggung SubDistrict, Bogor District, West Java Province)

0 9 17

Utilization of information by the vegetable farmers (Case of Ciaruteun Ilir Village, Cibungbulang Subdistrict, Bogor Regency, West Java Province)

4 19 260

The Response of Smallholder Private Forest Bussines Actors About The Origin Certificate of Wood (Case Studies in Jugalajaya Village, Jasinga District, Bogor Regency, West Java).

0 6 72

Management Model of Islamic Boarding School Forest (A case study in Darunnajah 2 Islamic Boarding School Cipining, Argapura Village, Cigudeg Sub District, Bogor Regency, West Java)

0 10 190

ANALYSIS OF IRRIGATION SUB-SYSTEM OF WEST WADASLINTANG PRIMARY CANAL IN PURING SUB-DISTRICT, ANALYSIS OF IRRIGATION SUB-SYSTEM OF WEST WADASLINTANG PRIMARY CANAL IN PURING SUB-DISTRICT, KEBUMEN DISTRICT, CENTRAL JAVA PROVINCE.

0 2 13

INTRODUCTION ANALYSIS OF IRRIGATION SUB-SYSTEM OF WEST WADASLINTANG PRIMARY CANAL IN PURING SUB-DISTRICT, KEBUMEN DISTRICT, CENTRAL JAVA PROVINCE.

0 2 8

LITERATURE REVIEW ANALYSIS OF IRRIGATION SUB-SYSTEM OF WEST WADASLINTANG PRIMARY CANAL IN PURING SUB-DISTRICT, KEBUMEN DISTRICT, CENTRAL JAVA PROVINCE.

0 4 11

CONCLUSION AND RECOMMENDATION ANALYSIS OF IRRIGATION SUB-SYSTEM OF WEST WADASLINTANG PRIMARY CANAL IN PURING SUB-DISTRICT, KEBUMEN DISTRICT, CENTRAL JAVA PROVINCE.

0 2 9

Strategy of Local Government in Household Waste Management in Jatinangor District Sumedang Regency West Java Province

0 0 25