Usia Kawin Penggunaan Kontrasepsi

77 Tabel 11 Angka Bayi Lahir Desa Neglasari, Tahun 2009-2011 Tahun Bayi Lahir Hidup Bayi Lahir Mati 2009 46 2010 27 1 2011 36 Sumber: Pemerintah Desa Neglasari, 2011. Jika dihubungkan dengan data olahan kuesioner mengenai angka kematian bayi yang dialami oleh para responden yang cukup tinggi, angka kematian bayi yang rendah pada Tabel 11 dapat dimengerti karena kematian bayi yang dialami responden umumnya terjadi pada anak-anak pertama mereka; yang berarti terjadi sekitar 10-40 tahun yang lalu.

5.4 Usia Kawin

Usia kawin di desa studi saat ini umumnya berkisar antara 17 –20 tahun. Usia kawin ini sudah jauh meningkat dibandingkan pada masa dahulu saat para responden usia 45-59 tahun menikah pertama kali. Wawancara dengan para responden usia 45-59 tahun menunjukkan bahwa pada umumnya mereka menikah pada usia 12-14 tahun. Pada usia yang terlalu muda, beberapa responden mengaku bahwa sebenarnya pernikahan pertama mereka bukanlah keinginan mereka sendiri melainkan keinginan orangtua. Beberapa dari mereka bahkan mengaku bahwa mereka dibohongi orangtua tentang pernikahan tersebut. Ketidakpahaman dan terlalu mudanya usia inilah yang sering menjadi alasan singkatnya perkawinan pertama mereka dan berakhir di perceraian. Sebagaimana disampaikan oleh responden berikut. “Waktu dulu pertama kali kawin, saya sebenarnya masih sekolah Teh, lalu disuruh pulang sama orangtua karena orangtua katanya sakit. Eh ternyata sampai rumah dibawa ke KUA Kantor Urusan Agama, bukan ke rumah sakit. Saya tidak suka sama lelaki itu. Jadi baru 2 bulan sudah minta pulang ke rumah. Kalau suami kedua, yang sekarang, memang pilihan saya sendiri, makanya anaknya banyak”. Ibu A, 55 tahun, 8 anak Pada kasus-kasus lain, perkawinan pertama berakhir setelah anak pertama atau kedua lahir. Secara tidak langsung, hal ini berpengaruh terhadap jumlah anak yang pernah lahir. Karena saat para perempuan ini menikah kembali kedua atau 78 ketiga kalinya, mereka akan menginginkan anak dari pasangan barunya dan tidak akan menggunakan kontrasepsi meskipun telah memiliki beberapa anak hasil dari perkawinan pertama dan kedua mereka.

5.5 Penggunaan Kontrasepsi

Secara ideal, kontrasepsi dapat digunakan oleh perempuan maupun lelaki, tetapi pada kenyataannya di desa studi, para suami menyerahkan hampir sepenuhnya tanggung jawab di wilayah reproduksi kepada istri sehingga tidak ditemukan seorang lelakipun di desa studi yang menggunakan kontrasepsi. Tabel 5 Lampiran menunjukkan penggunaan kontrasepsi pada responden perempuan usia 35-44 tahun di desa studi yang relatif tinggi, sementara pada responden perempuan dengan usia 45 –59 tahun relatif rendah. Hal ini tercermin bahwa dari total 47 responden perempuan yang diwawancara 14 responden 35-44 tahun dan 33 responden usia 45-59 tahun; 18 responden menyatakan tidak menggunakan kontrasepsi dan dari 18 responden yang tidak memakai kontrasepsi tersebut, 16 diantaranya berasal dari golongan usia 45-59 tahun. Jika dihitung persentasenya maka persentase responden usia 35-44 tahun yang menggunakan kontrasepsi adalah sekitar 86 persen, sementara untuk responden usia 45-59 tahun persentase pengguna kontrasepsi hanya sekitar 48,5 persen. Tabel 5 Lampiran menunjukkan bahwa sebagian besar responden usia antara 35 –44 tahun pernah atau sedang menggunakan kontrasepsi 12 dari 14 responden, sementara bagi responden berusia 45 –59 tahun, hanya 17 dari 33 responden yang mengikuti program KB. Alasan para responden berusia 35-44 tahun yang tidak menggunakan kontrasepsi adalah karena memang mereka menginginkan banyak anak atau tidak diizinkan suami. Sementara responden pada kategori usia lebih tua 45-59 tahun umumnya beralasan karena tidak diizinkan suami, tidak pernah mendengar program KB, takut dengan bahaya kontrasepsi mendengar banyak cerita tentang pendarahan setelah menggunakan kontrasepsi dan khawatir dengan larangan agama. Dari Tabel 5 Lampiran, diketahui pula gambaran keterkaitan antara penggunaan kontrasepsi dengan jumlah anak yang dilahirkan. Tabel 5 Lampiran menunjukkan bahwa secara umum, responden yang mengikuti program KB 79 memiliki jumlah anak yang lebih sedikit dibandingkan responden yang tidak mengikuti program KB. Meski demikian, terdapat pula responden yang pernah atau sedang menggunakan kontrasepsi memiliki jumlah anak yang relatif banyak; di atas 4, bahkan sampai 12 anak. Hal ini umumnya karena keikutsertaan mereka dalam menggunakan kontrasepsi baru dimulai setelah mereka memiliki jumlah anak yang relatif banyak atau ada pula yang menggunakan kontrasepsi sekedar untuk menjaga jarak. Setelah anak sebelumnya berusia 3 tahun, mereka melepas kontrasepsi tersebut dan terus melakukan hal yang sama selama masa reproduksi mereka. Ada pula responden yang sama sekali tidak pernah menggunakan kontrasepsi tetapi hanya melahirkan anak 1 atau 2 orang, hal tersebut diketahui disebabkan oleh faktor biologis. Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan rata-rata jumlah anak lahir pada responden yang menggunakan dan tidak menggunakan kontrasepsi, disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 hanya menyajikan responden dengan usia di atas 45 tahun karena pada usia tersebut, sebagian besar responden sudah mengalami menopause, tidak mungkin menambah jumlah anak, sehingga data rata-rata anak yang dilahirkan lebih mudah diperbandingkan. Tabel 12 juga menunjukkan rata-rata jumlah anak yang dilahirkan responden pengguna kontrasepsi adalah 6,06 sementara rata-rata jumlah anak responden tanpa kontrasepsi adalah 7,43. Jumlah rata-rata anak lahir bagi pengguna kontrasepsi dapat lebih kecil jika kita mengeluarkan para pengguna kontrasepsi yang terlambat sebagaimana diketahui dari hasil wawancara. Terlambat yang dimaksud di sini adalah bahwa mereka menggunakan kontrasepsi saat anak sudah terlanjur banyak di atas 4 orang anak, bahkan ada pula beberapa responden yang mengaku bahwa dia baru menggunakan kontrasepsi menjelang masa menopausenya, setelah anak terakhirnya lahir. Tabel 12 Penggunaan Kontrasepsi pada Responden Perempuan dan Jumlah Anak yang Dilahirkan di Desa Neglasari, Responden Usia 45-59 Tahun, Tahun 2011 80 Pengguna Kontrasepsi Bukan Pengguna Kontrasepsi No Usia Tahun Jumlah Anak Dilahirkan No Usia Tahun Jumlah Anak Dilahirkan 1 45 4 18 45 8 2 45 8 19 45 5 3 45 5 20 45 12 4 45 9 21 47 8 5 45 2 22 50 7 6 45 3 23 50 5 7 46 9 24 50 5 8 47 12 25 50 10 9 48 5 26 50 14 10 50 6 27 55 8 11 50 7 28 55 6 12 50 5 29 57 5 13 51 6 30 59 9 14 55 4 31 59 1 15 55 3 32 59 10 16 55 9 33 59 6 17 58 6 Rata-rata 6,06 Rata-rata 7,43 Sumber: Data Primer diolah.

5.6 Nilai Fertilitas bagi Perempuan dan Lelaki

Dokumen yang terkait

Cost Analysis of Madu Odeng in Bantar Jaya Village Bogor District, West Java

0 24 146

Gender Roles of Farmer Families in Vegetable Agro Forestry System (A Case Study At Nanggung SubDistrict, Bogor District, West Java Province)

0 9 17

Utilization of information by the vegetable farmers (Case of Ciaruteun Ilir Village, Cibungbulang Subdistrict, Bogor Regency, West Java Province)

4 19 260

The Response of Smallholder Private Forest Bussines Actors About The Origin Certificate of Wood (Case Studies in Jugalajaya Village, Jasinga District, Bogor Regency, West Java).

0 6 72

Management Model of Islamic Boarding School Forest (A case study in Darunnajah 2 Islamic Boarding School Cipining, Argapura Village, Cigudeg Sub District, Bogor Regency, West Java)

0 10 190

ANALYSIS OF IRRIGATION SUB-SYSTEM OF WEST WADASLINTANG PRIMARY CANAL IN PURING SUB-DISTRICT, ANALYSIS OF IRRIGATION SUB-SYSTEM OF WEST WADASLINTANG PRIMARY CANAL IN PURING SUB-DISTRICT, KEBUMEN DISTRICT, CENTRAL JAVA PROVINCE.

0 2 13

INTRODUCTION ANALYSIS OF IRRIGATION SUB-SYSTEM OF WEST WADASLINTANG PRIMARY CANAL IN PURING SUB-DISTRICT, KEBUMEN DISTRICT, CENTRAL JAVA PROVINCE.

0 2 8

LITERATURE REVIEW ANALYSIS OF IRRIGATION SUB-SYSTEM OF WEST WADASLINTANG PRIMARY CANAL IN PURING SUB-DISTRICT, KEBUMEN DISTRICT, CENTRAL JAVA PROVINCE.

0 4 11

CONCLUSION AND RECOMMENDATION ANALYSIS OF IRRIGATION SUB-SYSTEM OF WEST WADASLINTANG PRIMARY CANAL IN PURING SUB-DISTRICT, KEBUMEN DISTRICT, CENTRAL JAVA PROVINCE.

0 2 9

Strategy of Local Government in Household Waste Management in Jatinangor District Sumedang Regency West Java Province

0 0 25