Teknologi PT AES AgriVerde Indonesia

26 floating yang berfungsi sebagai penyangga antara reaktor dengan mesin pembakar biogas. Pada penyimpan gas, terdapat arrestor nyala api dan keran pengatur tekanan.Dari gas holder, biogas yang bertekanan akan ditarik untuk memasuki mesin gas gas engine atau pembakar gas melalui blower. Alat-alat tersebut dapat dilihat pada Gambar 14, 15, dan 16. Mesin gas berfungsi untuk menghasilkan listrik yang dapat digunakan sendiri atau disalurkan ke PLN. Sementara, pembakar gas berfungsi untuk menghasilkan energi panas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar boiler sehingga biomassa kelapa sawit dapat digunakan untuk keperluan lain KIS Group 2012. Gambar 12. Flare stack Gambar 13. Gas holderKIS Group 2012 Gambar 14. Blower Gambar 15. Mesin gas Gambar 16. Pembakar gas

4.3.2. Teknologi PT AES AgriVerde Indonesia

Inti teknologi khusus dari PT AES AgriVerde Indonesia adalah penggunaan biodigester dan cover lagoon untuk pengolahan limbah anaerobiknya. Penggunaan biodigester lebih dipilih untuk menangani limbah pada sistem manajemen limbah dari peternakan, sedangkan cover lagoon digunakan untuk menangani limbah cair pabrik kelapa sawit AES AgriVerde Ltd. 2006. Kedua teknologi di atas lebih dikenal dengan istilah Upflow Anaerobic Sludge Blanket UASB dan teknologi AgriVerde Lagoon Digester TM Batasan sistem proyek pengembangan teknologi yang dilakukan oleh PT AES adalah bagian pengolahan limbah cair secara anaerobik hingga penangkapan dan pemanfaatan gas metana.Prinsip dari sistem PT AES adalah perbaikan sistem manajemen lagoon. Cover lagoon diinstalasi sebagai perbaikan kolam anaerobik terbuka yang sudah ada. Batasan dan skema paketteknologi yang disediakan oleh PT AES Agriverde Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 2. Alternative Energy Corporation 2012. Pada paket teknologi PTAES, proses pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit menggunakan teknologi dan fasilitas yang sudah ada pada PKS, kecuali sistem pengolahan anaerobiknya. Seperti 27 yang telah dijelaskan pada Bab Tinjauan Pustaka, pengolahan LCPKS diawali dengan fat pit untuk penangkapan minyak yang masih terbawa pada limbah. Setelah itu, limbah cair dengan suhu tinggi akan memasuki cooling pond untuk penurunan suhu. Dengan suhu mesofil mendekati suhu ruang, limbah cair memasuki sistem anaerobik. Biodigester anaerobik pada teknologi PT AES berupa lagoon yang telah ditutup menggunakan plastik HDPE. Sebelum ditutup dengan HDPE, bagian bawah lagoon diberi suatu dasar geomembran Gambar 17. Geomembran berfungsi untuk mencegah kontaminasi air tanah oleh limbah cair pabrik karena sifatnya adalah waterproof. Setelah dilakukan proses penutupan, cover lagoon berperan sebagai biodigester anaerobik. Biogas yang dihasilkan dari proses anaerobik akan tersimpan di dalamcover lagoon, kemudian disalurkan melalui pipa-pipa paralon menuju tempat penyimpanan gas. Kondisi biodigester tersebut dapat dilihat pada Gambar 18. Gambar 17. Dasar geomembran Gambar 18. Cover lagoon dan pipa penyalur gas Alternative Energy Corporation 2012 Limbah cair yang masuk ke dalam biodigester anaerobik akan menghasilkan biogas. Biogas akan disalurkan keluar lagoon untuk dimanfaatkan. Sebelum dimanfaatkan, biogas yang dihasilkan akan ditarik menggunakan blower sehingga memasuki bagian moisture removal. Hal tersebut dilakukan karena biogas yang digunakan untuk energi harus memiliki kadar metana tertentu. Biogas akan melewati indikator aliran. Indikator aliran berfungsi untuk monitoring data, pengendalian, serta pemindahan. Biogas yang telah melewati bagian indikator akan siap untuk dimanfaatkan. Pada paket teknologi yang disediakan, terdapat enam bagian subsistem sebagai opsi perlakuan Lampiran 2. Pertama, biogas dialirkan pada sistem flare. Sistem flare merupakan sistem penghancuran gas metanamenjadi karbon dioksida. Hal tersebut umumnya dilakukan apabila indikator aliran menunjukkan adanya biogas yang berlebih. Selain itu, aplikasi flaring dilakukan untuk memperkecil potensi pemanasan global karena karbon dioksida mempunyai potensi merusak lebih kecil 21 kali dibandingkan dengangas metana EPA 2010.Kedua, biogas akan dialirkan pada mesin gas gas engine yang menghasilkan listrik. Ketiga, biogas akan dilewatkan pada boiler uap untuk menghasilkan uap panas. Keempat, biogas digunakan untuk produksi hidrogen. Kelima, biogas dibotolkan menjadi energi terbarukan dalam bentuk gas metana. Keenam, biogas akan dilewatkan pada pipa gas. Dari keenam jenis subsistem di atas, pemanfaatan biogas yang diprioritaskan adalah pemanfaatan pertama hingga ketiga Soesanto 2012. Pada pemanfaatan gas metana untuk menghasilkan listrik, pengolahan limbah cair anaerobik dilakukan melalui tahap produksi biogas menggunakan cover lagoon, dilanjutkan dengan transmisi biogas ke scrubber. Pada scrubber, kandungan gas yang tidak bermanfaat didestruksi sehingga kadar gas metana pada biogas mencapai standar untuk dimanfaatkan atau dibakar. Biogas yang telah melewati scrubber akan disalurkan ke mesin gas menghasilkan listrik yang akan dialirkan ke 28 penggunaan internal ataupun ditransmisikan ke PLN yang bekerja sama dengan PKS Soesanto 2012. Pemanfaatan untuk menghasilkan energi listrik tersebut dapat dilihat pada Gambar 19. G ambar 19. Sistem mesin biogas untuk menghasilkan listrik Soesanto 2012 Selain biogas, limbah cair efluen yang dihasilkan dari proses anaerobik akan disalurkan ke lagoon fakultatif 1 dan 2 milik PKS yang bersangkutan, atau dengan kolam aerobik. Efluen akhir dari proses pengolahan limbah cair tersebut akan disalurkan ke badan air atau digunakan untuk keperluan land application.

4.3.3. Teknologi PT Karya Mas Energi