MANAJEMEN TEKNOLOGI TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. MANAJEMEN TEKNOLOGI

Teknologi merupakan segala pengetahuan, proses, produk, alat, metode, dan sistem kerja yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa Khalil 2000. Barang dan jasa tersebut digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Teknologi dalam suatu proses produksi merupakan alat atau sarana transformasi dari input ke output Wiratmadja dan Govindaraju 2010. Menurut Harjanto 2009 diacu dalam Octavia 2010, teknologi sebagai suatu alat untuk pengembangan peningkatan kekuatan manusia berfungsi untuk meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan kekuatan otak, dan membuat kehidupan manusia lebih nyaman. Teknologi dapat dipilah menjadi empat komponen, yaitu technoware, humanware, inforware dan orgaware ESCAP 1988 diacu dalam Alkadri et al. 2001. Technoware merupakan object- embodied technology yang berupa fasilitas fisik atau perangkat teknis. Komponen tersebut dapat dijumpai dalam bentuk peralatan, perlengkapan, mesin, kendaran bermotor, pabrik, infrastruktur fisik, dan barang-barang modal lainnya yang digunakan manusia dalam mengoperasikan suatu transformasi produksi. Humanware merupakan person-embodied technology, dijumpai dalam bentuk kemampuan sumber daya manusia. Kemampuan yang dimiliki berupa pengetahuan, keterampilan atau keahlian, kebijakan, kreativitas, prestasi, dan pengalaman seseorang atau sekelompok orang dalam memanfaatkan sumber daya alam dan teknologi yang tersedia. Menurut Baskoro 2009, kemampuan sumber daya manusia dapat terbagi menjadi kemampuan manajerial, berpikir, kualitas personal, dan kemampuan dasar. Kemampuan-kemampuan tersebut digunakan dalam pengembangan, perancangan, dan penggunaan suatu sistem. Inforware atau document-embodied technology merupakan perangkat informasi atau fakta yang terdokumentasi. Komponen inforware dapat berbentuk prosedur, metode, teori, spesifikasi, desain, observasi, manual, dan fakta lainnya yang diungkapkan melalui publikasi, dokumen, dan cetak-biru ESCAP 1988 diacu dalam Alkadri et al. 2001. Di sisi lain, Baskoro 2009 mengungkapkan bahwa inforware merupakan perangkat lunak pengetahuan pada kondisi sistem, mekanisme penyebaran, dan pembelajaran harus dikembangkan. Komponen orgaware merupakan institution-embodied technology, suatu kerangka kerja organisasi dalam bentuk perangkat organisasi dan peraturan. Di dalamnya, terdapat praktik-praktik manajemen, keterkaitan, dan pengaturan organisasi. Selain perangkat organisasi, lingkungan budaya yang relevan dengan institusi akademik dan bisnis juga termasuk dalam perangkat orgaware Baskoro 2009. Komponen di atas dibutuhkan untuk mewadahi perangkat teknis, kemampuan sumber daya manusia, dan perangkat informasi. Keempat komponen teknologi tersebut bersifat komplementer. Akan tetapi, dalam suatu sistem transformasi, komponen technoware menjadi komponen inti tanpa mengesampingkan komponen lainnya. Technoware akan berfungsi produktif jika dikembangkan, diinstalasi, dioperasikan, dan diperbaiki oleh humanware berdasarkan inforware yang telah dikumpulkan serta kerangka yang ditetapkan dalam orgaware Alkadri et al. 2001. Dalam penggunaan suatu teknologi, diperlukan suatu manajemen untuk mencapai kondisi penggunaan yang produktif. Manajemen teknologi merupakan pendekatan yang berkaitan dengan perencanaan, pengembangan, dan implementasi kemampuan teknologi untuk mencapai tujuan operasional ataupun tujuan strategis suatu organisasi Adityaputra 2011. Contoh aktivitas manajemen 5 teknologi di bidang rekayasa atau ilmu pengetahuan alam adalah rancang bangun daur ulang limbah industri, sedangkan di bidang manajemen, aktivitas manajemen teknologi dapat berupa studi kelayakan Gumbira-Sa’id et al. 2004. Pengkajian manajemen teknologi umumnya dilakukan dengan melakukan pengkajian terhadap indikator transformasi teknologi dan indikator kemampuan teknologi. Indikator transformasi teknologi dilakukan untuk menilai tingkat kecanggihan empat komponen teknologi, yaitu technoware, humanware, inforware, dan orgaware. Indikator kemampuan teknologi dilakukan untuk menilai kemampuan operatif, kemampuan akuisitif, kemampuan penunjang, dan kemampuan inovatif yang dimiliki perusahaan Joharman 2010. Dalam pengkajian tersebut, umumnya dilakukan analisis technology content. Analisis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknometrik Adityaputra 2011. Analisis teknometrik menurut Wiratmadja dan Govindaraju 2010 terbagi atas estimasi derajat kecanggihan teknologi, penilaian state of the art, penentuan koefisien kontribusi teknologi, penentuan intensitas kontribusi masing-masing komponen, serta penetapan nilai kontribusi total. Menurut Thaha dan Syaefullah 2008, manajemen teknologi untuk pembangunan dapat dikaji melalui beberapa analisis. Analisis technology contentdilakukan untuk mengukur kinerja teknologi dalam proses transformasi input-output, diukur dengan kontribusi dari tingkat penguasaan pemanfaatan. Analisis technology status dilakukan dalam menilai tingkat perkembangan dan keunggulan teknologi setiap sektor. Analisis technology climate dilakukan dengan memperhatikan indeks perkembangan sosial ekonomi, infrastruktur dan jasa penunjang, ketersediaan Iptek, dan dukungan pemerintah. Analisis technology capability dilakukan dalam penyusunan program dan analisis technology need dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan sektoral, keseimbangan, dan keterkaitan dalam perencanaan berbasis teknologi. Dalam pembangunan di tingkat perusahaan, terdapat beberapa indikator, yang tergolong dalam indikator konvensional dan indikator berbasis teknologi. Indikator konvensional berpusat pada aspek produksi, sedangkan indikator berbasis teknologi berpusat pada aspek transformasi yang dikaji. Indikator konvensional yang diukur mencakup faktor produksi lahan, tenaga kerja, modal, ukuran produktivitas modal dan tenaga kerja, ukuran kekuatan modal bunga, inflasi, penyusutan, dan ukuran matematis dalam bentuk analisis kelayakan ekonomi IRR, NPV, BCR. Di sisi lain, indikator berbasis teknologi mencakup faktor-faktor transformasi ketersediaan sumber daya alam, kemampuan sumber daya manusia, tatanan organisasi, infrastruktur fisik, dan sistem informasi, ukuran kontribusi dari empat komponen teknologi, ukuran kekuatan terkait tingkat kemutakhiran teknologi inovasi, kinerja, dan konservasi serta ukuran matematis menggunakan analisis kontribusi teknologi Thaha dan Syaefullah 2008. Manajemen teknologi terkait juga dengan proses perubahanteknologi. Perubahan teknologi dapat berupa penyebaran teknologi ataupun alih teknologi. Penyebaran atau difusi teknologi merupakan pergerakan spontan, tetapi lamban dari unsur-unsur budaya, termasuk teknologi, dari suatu lingkungan ke lingkungan lainnya. Proses tersebut membutuhkan waktu yang lama, berlangsung spontan dan dapat membuat negara berkembang tidak mampu mengatasi masalah pembangunannya apabila tidak didorong dengan usaha yang sengaja untuk memindahkan teknologi. Perubahan dalam bentuk alih teknologi dilakukan dengan cara sengaja, direncanakan, dan mempunyai tujuan untuk memindahkan teknologi dari negara yang satu ke negara yang lainnya atau dari pemanfaatan yang satu ke pemanfaatan yang lain. Pengalihan teknologi direncanakan dengan hati-hati dan disesuaikan dengan kemampuan penerima untuk mengintegrasikannya dengan proses-proses yang telah ada. Berkaitan dengan alih teknologi di atas, terdapat proses pemilihan teknologi Dewi 2005. Pemilihan teknologi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan kebutuhan permodalan, investasi, dan kelayakan. Pendekatan tersebut terbagi menjadi tiga cara yaitu Guesstimation, Order-of- 6 Magnitude, dan Studi Kelayakan Gumbira-Sa’id2012. Guesstimation merupakan peramalan permodalan yang berbasis pada penilaian pakar atau perkiraan kasar. Perkiraan tersebut dilakukan melalui diskusi dengan pakar dan konsultanyang dapat dipercaya. Biayanya tergolong paling murah dan hanya membutuhkan waktu tiga sampai tujuh hari. Estimasi kebenaran dari metode tersebut kurang dari 50-65. Order-of-Magnitude berbasis pada rasio alat dan mesin, dengan estimasi kebenaran kurang dari 76. Pada pendekatan tersebut, diperlukan juga pakar dan konsultan. Prosesnya membutuhkan waktu dua hingga tiga minggu. Proses tersebut membutuhkan studi pustaka, perhitungan rekayasa berbasis rasio, browsing harga dan ukuran alat dan mesin yang terbaru. Pendekatan order-of-magnitude lebih akurat untuk peramalan pada agroindustri. Studi kelayakan berbasis pada analisis komprehensif dengan estimasi kebenaran 90-97. Studi kelayakan dilakukan melalui pengkajian aspek teknis, teknologis, pasar, hukum dan lingkungan, serta ekonomi dan finansial. Proses studi kelayakan membutuhkan waktu satu hingga tiga bulan Gumbira- Sa’id 2012.

2.2. LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT