BioreaktorLimbah Cair Anaerobik PERBANDINGAN TEKNOLOGI BERDASARKAN ASPEK TEKNIS

34 pengolahan biogas didesain untuk PKS dengan kapasitas 30, 45, atau 60 ton TBSjam. Kapasitas tersebut merupakan kapasitas umum pabrik kelapa sawit, yang mewakili masing-masing bagian skalakecil, sedang, dan besar. Berdasarkan hal ini, terlihat bahwa proses alih teknologi dari ketiga penyedia teknologi dapat berjalan baik karena PKS penerima teknologi tidak perlu mengubah skala produksi yang sudah ditetapkan dan dilaksanakan oleh perusahaan. Akan tetapi, untuk pelaksanaannya, PT KIS Indonesia lebih banyak memiliki proyek pada kapasitas 60 ton TBSjam. Satu proyek, yaitu proyek di Bengkalis, Riau, diinstalasi pada PKS berkapasitas 45 ton TBSjam. Akan tetapi, PKS tersebut memiliki rencana pengembangan skala menjadi 75 ton TBSjam sehingga pembuatan bioreaktor dan mesin lainnya diinstalasi menggunakan kapasitas pengolahan yang sesuai untuk PKS 75 ton TBSjam. Menurut pimpinan PT KIS, pada skala 45 ton TBSjam, analisis finansial menunjukkan kondisi yang layak dengan keuntungan yang rendah dan pada skala 30 ton TBSjam menunjukkan hasil yang tidak layak. Pada PT AES AgriVerde, kecenderungan penggunaan skalanya lebih fleksibel dibandingkan dengan teknologi lainnya. Hal tersebut sesuai dengan prinsip teknologinya yaitu perbaikan sistem kolam yang sudah ada. Dengan demikian, teknologi tersebut tidak terlalu mempermasalahkan skala PKS yang menggunakan teknologinya. Kondisi tersebut menunjukkan kemudahan penerimaan teknologi yang disediakan dari PT AES. Akan tetapi, sejauh ini proyek milik PT AES berada di kisaran skala PKS 30 ton TBSjam hingga 60 ton TBSjam. Teknologi PT Karya Mas Energi sudah diaplikasikan pada proyek PKS Tandun dan PKS Sei Tapung. Pada saat proyek mulai dijalankan, PKS Tandun memiliki kapasitas 35 ton TBSjam Firman 2012. Akan tetapi pada kunjungan yang telah dilakukan oleh Suprihatinet al. 2012 a Pabrik kelapa sawit yang menjadi sasaran proyek dalam analisis ini adalah PKS di Provinsi Lampung. Kebanyakan PKS di Lampung beroperasi pada 45 ton TBSjam, seperti yang telah dijelaskan pada Subbab Kondisi Pengolahan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit di Provinsi Lampung. Oleh karena itu, meskipun ketiganya mampu menyediakan teknologi dengan kapasitas yang fleksibel, pemakaian teknologi PT KIS kurang tepat dibandingkan teknologi lainnya. Hal ini disebabkan oleh hubungan skala dengan keuntungan finansial yang didapat. Penggunaan teknologi PT AES dan PT KME kemungkinan besar lebih cocok diterapkan jika dipertimbangkan berdasarkan skala atau kapasitas produksi. Hal ini dikarenakan sistem teknologi yang ditawarkan lebih fleksibel dan sudah cukup terbukti berhasil pada skala 45 ton TBSjam. pada bulan Agustus, dijelaskan bahwa kapasitas PKS Tandun adalah 45 ton TBSjam. Menurut UNFCCC 2012, kapasitas produksi aktual pada PKS Tandun adalah 40 ton TBSjam. Akan tetapi, pabrik tersebut memiliki potensi kapasitas maksimal 45 ton TBSjam.

4.4.2. BioreaktorLimbah Cair Anaerobik

PT KISIndonesia memiliki beberapa pilihan teknologi anaerobik yaitu CSTR, UASBR, dan SMAT seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kecenderungan penggunaan pada PKS adalah CSTR. Di lain pihak,PTAES Indonesiamemiliki teknologi UASB dan cover lagoon. Akan tetapi, pada proyek di PKS, selalu digunakan bioreaktor dalam bentuk cover lagoon AgriVerde Lagoon Digester TM Ditinjau dari karakteristik bioreaktornya, terdapat kelebihan dan kekurangan dari masing- masing teknologi yang ditawarkan. Teknologi PT KIS dengan CSTR dapat diterapkan dalam kondisi mesofil ataupun termofil. Hal ini menyebabkan keunggulan dalam pengaplikasiannya. Seperti yang telah dijelaskan, kondisi pengoperasian termofil memperkecil waktu retensi karena laju pertumbuhan bakteri termofil lebih cepat dibandingkan dengan laju bakteri mesofil. Hal ini menguntungkan karena . Di lain pihak, PT Karya Mas Energi menggunakan cover lagoon atau anaerobic pond capped system. 35 produksi biogas dapat diperoleh dengan waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan suhu mesofil. Selain itu, kondisi termofil akan menyebabkan keberadaan mikroorganisme patogen pada limbah lebih sedikit, degradasi asam lemak rantai panjang lebih baik, dan residu pembentukan biomassa sludge lebih rendah dibandingkan dengan kondisi mesofil Wellinger 1999. Kerugiannya adalah kebutuhan energi yang lebih besar untuk pengoperasiannya. Apabila CSTR yang digunakan menggunakan suhu mesofilik, teknologi pengolahan anaerobik tetap lebih menguntungkan dibandingkan sistem lainnya. Hal ini dikarenakan adanya pengendalian proses yang lebih pasti dalam tangki digester dibandingkan dengan sistem lagoon tertutup. Selain itu, teknologi PT KIS cenderung lebih baik karena memakai sistem tangki yang memakai recycling sludge.Dampaknya, efektivitas degradasi substrat menjadi metana dapat terjamin lebih baik. Selain itu, aplikasinya menggunakan agitator well-orientedsentral dan lateral.Keuntungan dari adanya agitator adalah terciptanya kondisi substrat yang homogen dan pemecahan kerak scum yang terbentuk pada tangki Lars Enviro Private Ltd. 2012. Oleh karena itu, reaktor CSTRcenderung menghasilkan rendemen biogas yang lebih tinggi.Dibandingkan dengan teknologi cover lagoon, teknologi CSTR lebih baik karena tidak terjadi endapan yang bisa menurunkan volume biogas yang dihasilkan. Pada teknologi cover lagoon milik PT AES dan PT KME, terdapat keuntungan dalam hal kebutuhan energi. Teknologi cover lagoon tidak membutuhkan energi yang besar karena reaksi berlangsung pada suhu ruang. Akan tetapi, terdapat beberapa kelemahan. Pertama, kemungkinan endapan pada cover lagoon cukup besar sehingga dapat menyebabkan ruang untuk biogas yang dihasilkan lebih rendah. Meskipun dilengkapi dengan mekanisme pengadukan bioflow diffuser pada teknologi PT KME, tetap terdapat kemungkinan penghambatan dan pengecilan ruang untuk penampungan biogas.Kedua, terdapat kerentanan kebocoran pada teknologi cover lagoonkarena menggunakan plastik HDPE.Plastik yang digunakan cukup luas, sehingga saat terdeteksi adanya kebocoran dari monitor, cukup sulit ditemukan bagian plastik yang mengalami kebocoran. Berdasarkan aspek bioreaktor anaerobik, pilihan penggunaan teknologi PT KIS lebih baik karena banyak keunggulan yang ditawarkan, terkait dengan karakteristik limbah cair pada PKS Lampung. Seperti halnya LCPKS lain, LCPKS Lampung juga memiliki bahan karbon organik yang tinggi, ditandai dengan rata-rata COD yang mencapai41.000-50.250 mgL dan TSS yang mencapai 42.533-54.500 mgL Sarono et al. 2012. Dari nilai kandungan tersebut, kandungan TSS pada LCPKS Lampung cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata. Hal ini dapat menyebabkan endapan lumpur yang tebal jika menggunakan sistem cover lagoon sehingga proses konversi dari LCPKS ke gas metana dapat menurun sehingga energi akhir yang dihasilkan pun cukup rendah atau berfluktuatif.

4.4.3. Kompleksitas Alat