Reduksi Beban Pencemaran Limbah Biogas yang Dihasilkan

38 Akan tetapi, hal lain yang perlu diperhatikan dari masalah kebutuhan lahan adalah keadaan lahan milik PKS yang akan menerima teknologi, ataupun cara investasi bangunan dan peralatan. PKS Lampung memiliki luasan kolam yang berbeda-beda sesuai dengan kapasitas produksi CPO. Selain memiliki kolam-kolam pengolahan, PKS tersebut memiliki kolam cadangan untuk keperluan lonjakan LCPKS. Di samping itu, masing-masing PKS telah memiliki lahan cadangan yang dapat digunakan untuk keperluan pengolahan limbah. Oleh karena itu, ketiga teknologi dapat diaplikasikan. Terkait dengan cara investasi bangunan dan peralatan, terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Teknologi PT KIS menyediakan peralatan untuk keseluruhan sistem penanganan LCPKS, dimulai dari pretreatment hingga proses akhir. Oleh karena itu, jika teknologi PT KIS digunakan, perlu dilakukan instalasi dari awal. Fasilitas kolam-kolam yang sudah tersedia tidak digunakan lagi. Jika lahan kosong yang diperlukan untuk investasi kurang, dapat dilakukan konversi kolam menjadi lahan untuk instalasi. Kondisi tersebut memerlukan penanganan seperti penimbunan lahan serta pemancangan yang menambah biaya karena kondisi tanahnya yang gembur atau cukup lembek. Sebaliknya, dalam investasi teknologi PT AES dan PT KME, tidak diperlukan adanya konversi lahan secara besar-besaran. Kolam-kolam yang ada pada pengolahan LCPKS saat ini dapat digunakan. Konversi yang perlu dilakukan hanya berupa retrofitting yaitu pengubahan bentuk kolam menjadi lebih teratur dengan permukaan sisi yang miring. Penambahan bukaan lahan untuk kolam dilakukan jika satu kolam tidak mencukupi.

4.4.7. Reduksi Beban Pencemaran Limbah

Proyek biogas untuk energi dari LCPKS tetap diharapkan menghasilkan performansi yang baik pada reduksi beban pencemaran limbah. Hal ini merupakan sasaran teknis yang terkait langsung dengan masalah lingkungan. Reduksi beban pencemaran yang lebih besar lebih menarik untuk diterapkan karena selain mendapatkan energi, kewajiban PKS untuk menjaga lingkungan sekitar pabrik dapat terpenuhi dengan lebih baik. Teknologi PT KIS dengan sistem pengolahan LCPKS terintegrasi mampu mereduksi BOD dan COD hingga 85 atau lebih.BOD influen LCPKS sebesar 30.000 mgL direduksi menjadi kurang dari 100 mgL. Nilai tersebut menunjukkan besarnya reduksi sebesar 99,7. Minyak dan lemak yang terdapat pada influen sebanyak 4.000-10.000 mgL berkurang hingga mencapai kurang dari 50 mgL KIS Group 2012. Teknologi PT AES menghasilkan rata-rata reduksi COD sebesar 87. Umumnya, reduksi COD bervariasi dari 68-96 Soesanto 2012. Sementara,tingkat reduksi BODCOD dapat mencapai 90 pada teknologi PT KME. Dikaji dari studi kasus,COD awal sebanyak 55.000-58.000 mgLdapat direduksi menjadi 700 mgL, atau setara dengan reduksi 98,7.Wiryawan 2012. Berdasarkan keterangan di atas, reduksi beban pencemaran limbah merupakan suatu parameter yang dapat berubah-ubah dengan rata-rata efisiensi reduksi 85 atau lebih. Perubahan tersebut dapat dipengaruhi oleh laju pembebanan limbah, kualitas limbah, serta kondisi mikroorganisme dalam reaktor, baik dalam tangki CSTR ataupun cover lagoon. Ketiga teknologi memiliki performansi yang cukup baik dan tidak berbeda secara signifikan. Namun, jika dikaji berdasarkan jenis bioreaktornya, tangki CSTR seharusnya memiliki kecenderungan efisiensi yang lebih besar, terkait dengan stabilitas kondisi prosesnya.

4.4.8. Biogas yang Dihasilkan

Banyaknya biogas yang dihasilkan menjadi perhatian dari penggunaan teknologi pengolahan limbah cair untuk energi karena gas metana yang terkandung di dalamnya akan digunakan sebagai 39 sumber energi. Selain metana, terdapat gas-gas pengotor lain pada biogas yaitu karbon dioksida, hidrogen sulfida, nitrogen, oksigen, hidrogen, dan air. Menurut KIS Group 2012, teknologi PT KIS menghasilkan biogas sekitar 28 m 3 m 3 LCPKS yang diolah.Persentase metana pada biogas yang dihasilkan adalah sekitar 60-70 sehingga rata-rata gas metana yang dihasilkan adalah 16,8-19,6 m 3 m 3 Teknologi PT AES menghasilkan biogas sekitar 20 m LCPKS yang diolah. 3 ton TBS yang diproses. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan oleh PT AES, 1 ton TBS yang diolah akan menghasilkan rata-rata LCPKS sebanyak 0,63 m 3 . Dengan demikian, biogas yang dihasilkan mencapai 31,7 m 3 biogasm 3 LCPKS yang diolah.Namun, jika dilakukan perhitungan dengan rata-rata LCPKS di Lampung 0,826 m 3 ton TBS, biogas yang dihasilkan setara dengan 24,2m 3 biogasm 3 LCPKS. Kandungan rata-rata gas metana di dalam biogas adalah 62, berkisar antara 59-64 Soesanto 2012. Jadi, rata-rata kadar gas metana yang dihasilkan dari teknologi PT AES adalah 14,3-20,3m 3 m 3 Biogas yang dihasilkan pada teknologi PT KME sebesar 815-1.000 m LCPKS yang diolah. 3 jam pada skala PKS 45 ton TBSjam Wiryawan 2012. Nilai ini setara dengan 18,1-22,2 m 3 ton TBS yang diproses. Dengan menggunakan konversi 0,826 m 3 LCPKSton TBS, biogas yang dihasilkan teknologi PT KME sebanyak 21,9-26,9 m 3 m 3 LCPKS yang diolah. Persentase metana dalam biogas sebesar 55-65. Oleh sebab itu, gas metana yang dihasilkan sekitar 12,0-17,5 m 3 m 3 Dikaji dari biogas yang dihasilkan dari 1 m LCPKS yang diolah. 3 LCPKS, diperoleh hasil yang terbesar pada teknologi PT KIS sebesar 28 m 3 ,PT AES sebesar24,2-31,7m 3 , diikuti dengan PT KME sebesar 21,9- 26,9 m 3 . Berdasarkan gas metana yang dihasilkan dari masing-masing teknologi, teknologi PT KIS cenderung menghasilkan gas metana yang terbesar yaitu 16,8-19,6m 3 m 3 LCPKS, teknologi PT AES menghasilkan metana sebesar14,3-20,3 m 3 m 3 LCPKS, sedangkan teknologi PT KME menghasilkan sekitar 12,0-17,5 m 3 m 3 LCPKS.Persentase gas metana yang terbesar pun dihasilkan pada penggunaan teknologi PT KIS.

4.4.9. Listrik yang Dihasilkan