2 Teknologi pengolahan limbah cair secara anaerobik hingga konversi gas metana menjadi listrik
sudah mulai tersedia. Kebanyakan teknologi tersebut merupakan teknologi yang dihasilkan dari luar negeri. Beberapa penyedia teknologi tersebut sudah mulai menginvestasikan usahanya di Indonesia.
Namun, hanya sedikit perusahaan kelapa sawit yang sudah mengaplikasikan teknologi tersebut. Sebagai contoh, belum ada keterangan pengaplikasian teknologi konversi gas metana di pabrik-pabrik
kelapa sawit di Lampung. Pada tahun 2009, pabrik kelapa sawit di Lampung memiliki nilai produksi sebanyak 364.862 ton CPOdengan nilai ekspor mencapai US 891.137.310 atau setara dengan 21,83
ekspor hasil perkebunan di provinsi tersebut Darminto 2010. Dengan produksi tersebut, potensi pengembangan teknologi konversi gas metana dari limbah cair pabrik kelapa sawit di Lampung cukup
besar.
1.2. TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalahsebagai berikut: 1.
Melakukan penilaian assessment mengenai beberapa jenis teknologi penangkapan gas metana dari limbah cair pabrik kelapa sawit dan konversinya menjadi energi listrik yang
sudah tersedia di Indonesia. 2.
Mengidentifikasi persamaan dan perbedaan di antara beberapa teknologi tersebut dari segi teknis, lingkungan, dan finansial dalam proses alih teknologi dari penyedia ke penerima
pengguna teknologi. 3.
Membuat usulan pengembanganagroindustri kelapa sawit dan penerapan teknologi yang sesuai dalam penanganan limbah cair pabrik kelapa sawit di Provinsi Lampung, disertai
dengan hasil analisis aspek teknis, lingkungan, dan finansial.
1.3. RUANG LINGKUP
Penelitian ini difokuskan pada pengkajian beberapa teknologi pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit untuk konversi gas metana menjadi energi listrik yang sudah ada di Indonesia.
Pengkajian tersebut memperhatikan prinsip dan cara kerja teknologi yang ada, urutan proses, kapasitas, dan biaya-biaya yang dibutuhkan untuk menerapkan teknologi tersebut. Biaya-biaya
tersebut dihitung berdasarkan harga investasi peralatan dalam suatu sistem teknologi pengolahan limbah dan konversi metana menjadi listrik, biaya instalasi alat, pemeliharaan serta pengoperasiannya.
Selain itu, dilakukan pengkajian mengenai proses alih teknologi dari penyedia teknologi ke penerima teknologi, dalam hal ini pabrik kelapa sawit di Lampung.
1.4. MANFAAT PENELITIAN
1.4.1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai teknologi pengolahan limbah cair yang disertai dengan proses penangkapan gas metana dan konversinya menjadi energi
listrik, serta manajemen teknologi dalam proses alih teknologi dari penyedia ke penerima teknologi tersebut.
3
1.4.2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai perkembangan terbaru teknologi penangkapan gas metana dari limbah cair pabrik kelapa sawit dan konversi gas metana
menjadi energi listrik. Selain itu, hasil penelitian ini dapatdimanfaatkan sebagai rujukan ilmiah bagi para peneliti dan perguruan tinggi, investor, sertapihak lainnya untuk perencanaan perbaikan unit
pengolahan limbah cair kelapa sawit yang ramah lingkungan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penyedia teknologi yang ada sebagai sarana promosi.
1.4.3. Bagi Industri
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengusaha industri kelapa sawit mengenai performansi beberapa teknologiyang tersedia di Indonesia dan manfaat-manfaat yang
diperoleh dari penggunaan teknologi yang dikaji, meliputi manfaat finansial dari penjualan atau penggunaan listrik, penjualan CER Certified Emission Reductions, pengurangan bea masuk pada
ekspor CPO ke negara anggota APEC, serta manfaat lingkungan yang diperoleh. Dengan demikian, hasil pengkajian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan yang mendorong
pengembangan dan penerapan pengolahan limbah cair yang lebih ramah lingkungan pada industri kelapa sawit di Provinsi Lampung pada khususnya, dan di Indonesia pada umumnya.
1.4.4. Bagi Pemerintah
Hasil pengkajian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun pemerintah kabupaten dalam mendukung pengembangan penanganan limbah cair
pabrik kelapa sawit melalui kebijakan, insentif, ataupun tindakan lainnya sehingga dapat memperkuat daya saing industri kelapa sawit Indonesia di pasar global.
II. TINJAUAN PUSTAKA