Perangkat Manusia Humanware KOMPONEN TEKNOLOGI DALAM PROSES ALIH TEKNOLOGI

56

4.7.2. Perangkat Manusia Humanware

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, technoware dari ketiga penyedia teknologi umumnya tidak mengandung unsur mesin manual. Tingkat kecanggihan mesin yang ada berkisar dari sedang hingga tinggi. Oleh sebab itu, diperlukan humanware yang berkompeten untuk menjaga operasi tetap berjalan dengan baik. Jika ada masalah atau kerusakan, humanware yang ada diharapkan mampu mengatasinya dengan baik sehingga kerugian dapat diminimasi. Umumnya, masing-masing pihak penyedia teknologi menyediakan teknisi khusus di awal penggunaan teknologi. Kondisi tersebut umumnya berlangsung selama satu tahun. Proses alih teknologi yang dilakukan oleh PT KIS Indonesia adalah melalui empat tenaga kerja atau lebih yang umumnya bekerja di PKS selama enam bulan. Tenaga kerja tersebut akan bertugas dalam pemeliharaan dan pengendalian operasi serta pelatihan ke sumber daya manusia yang ada di PKS penerima teknologi. Setelah enam bulan, tenaga kerja tersebut akan kembali ke PT KIS, atau tetap bekerja di PKS tersebut sesuai kesepakatan dan permintaan. Jika tenaga kerja tersebut tetap dipertahankan di PKS, tanggungan biayanya menjadi urusan PKS yang bersangkutan. Tenaga kerja yang disediakan oleh PT KIS umumnya berupa operator, pekerja umum, tenaga kerja yang ahli di bidang kimia, serta seorang manajer. Jika dipilah berdasarkan tahapan kemampuan dalam humanware menurut Harjanto 1996, sumber daya manusia yang disediakan oleh PT KIS memiliki kemampuan mengoperasikan dan mengeset operator dan pekerja, kemampuan mereparasi khususnya pada bidang kimia ahli kimia, serta kemampuan mereproduksi dan mengadaptasi manajer. Selain itu, PT KIS memberikan pelatihan kepada tenaga kerja lokal. Pelatihan yang diberikan hanya mengenai prosedur pengoperasian dan pemeliharaan. Tenaga kerja yang disediakan oleh PT AES umumnya tetap bekerja di bagian proyek pada PKS pengguna teknologi. Untuk periode proyek tujuh tahun, tenaga kerja tersebut dapat bekerja selama tiga kali periode proyek. Sementara, pada proyek sepuluh tahun, tenaga kerja yang disediakan hanya akan bekerja selama satu kali periode proyek. Tenaga kerja yang ditempatkan oleh PT AES umumnya memiliki kemampuan mengeset, mereparasi, dan mereproduksi. Tenaga kerja tersebut akan melakukan pengontrolan secara rutin dan melaporkan hasilnya pada manajer pengembangan di kantor pusat PT AES. Kemampuan mengoperasikan diberikan kepada tenaga kerja lokal yang telah mendapatkan pelatihan. Umumnya, tenaga kerja lokal yang mendapatkan pelatihan adalah staf bagian penanganan limbah dan manajer pabrik. Pelatihannya meliputi penjelasan mengenai proses produksi biogas secara biologi, penggarahan mengenai limbah cair, dan penjelasan mengenai keamanan dalam mengoperasikan, memelihara, dan menghadapi masalah atau kerusakan. Tenaga kerja yang disediakan oleh PT KME dalam proses alih teknologi bertugas melakukan pelatihan melalui kemampuan mereproduksi. Pelatihan yang diberikan adalah mengenai cara pengoperasian alat secara berkelanjutan UNFCCC 2012. Kemampuan mereproduksi itu juga diperoleh dengan cara kerja sama dengan tenaga kerja lokal pada saat pengoperasian dan monitoring. Oleh sebab itu, kemampuan mengoperasikan, mengeset dan mereparasi juga tersedia. Tenaga kerja yang disediakan dari PT KME dapat berjumlah delapan hingga sepuluh orang yang terbagi dalam tiga shift. Tenaga kerja tersebut memiliki latar belakang teknik mesin atau teknik elektro. Pada proyek Tandun, jumlah tenaga kerja yang disediakan oleh PT KME adalah sekitar 12 orang dengan jumlah pekerja empat orang per shift. Empat orang tersebut terdiri atas seorang manajer dan tiga orang operator. Namun, jika kondisi idle, jumlah operator yang bertugas cukup dua orang saja. 57

4.7.3. Perangkat Informasi Inforware