Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca

40 skala. Teknologi PT KIS berdasarkan performansi pada studi kasus akan menghasilkan listrik sebesar 1,26 MWh per jam jika diterapkan pada PKS 45 ton TBSjam. Teknologi PT AES akan menghasilkan 1,22 MWh per jam, sedangkan teknologi PT KME akan menghasilkan energi listrik sebesar 1,25 MWh per jam. Akan tetapi, hasilnya akan berbeda jika dibandingkan dengan perhitungan pada Subbab Perbandingan Teknologi Berdasarkan Aspek Lingkungan, bagian pembahasan reduksi emisi gas rumah kaca. Pada perhitungan tersebut diperoleh hasil perhitungan energi listrik pada aplikasi teknologi PT KIS, PT AES, PT KME secara berturut-turut 1,45 MWh; 1,25 MWh; dan 1,26 MWh per jam. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh kondisi pengolahan LCPKS di Lampung serta performansi dari masing-masing teknologi.

4.5. PERBANDINGAN

TEKNOLOGI BERDASARKAN ASPEK LINGKUNGAN Aspek teknis pada suatu teknologi akan berdampak pada aspek lingkungan. Secara umum, proses pengolahan anaerobik yang diikuti dengan penangkapan dan pemanfaatan gas metana akan menurunkan beban pencemaran limbah serta menghasilkan energi. Hal ini sudah diulas pada Subbab Perbandingan Teknologi Berdasarkan Aspek Teknis. Aspek lingkungan lain yang ditimbulkan dari teknologi konversi gas metana menjadi energi listrik adalah reduksi emisi gas rumah kaca, substitusi pemakaian bahan bakar fosil, serta beberapa manfaat lainnya.

4.5.1. Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca

Penangkapan gas metana dan pemanfaatannya dapat mereduksi emisi gas rumah kaca ke lingkungan. Terkait dengan hal tersebut, ketiga teknologi yang ada menggunakan mekanisme CDM Clean Development Mechanism. CDM merupakan salah satu dari tiga mekanisme fleksibel yang terdapat pada Protokol Kyoto. CDM menggunakan CER Certified Emission Reductions sebagai bentuk kerja sama antara negara Annex I negara maju dengan negara-negara non-Annex I yaitu negara berkembang Wongsapai 2011. Protokol Kyoto I memberlakukan mekanisme CDM dari tahun 2008 hingga2012. Protokol Kyoto akan dilanjutkan sesuai dengan Paket Durban tahun 2011. Akan tetapi, belum ada kesepakatan mengenai periode pelaksanaan, yaitu dari tahun 2013 sampai 2017 atau 2013 sampai 2020. PT KIS Indonesia menggunakan mekanisme CDM, lebih tepatnya PoA-CDM Program of Activities - Clean Development Mechanism .Program tersebut berlaku sampai tahun 2020. Pada pelaksanaan PoA-CDM, reduksi emisi yang dihasilkan dari pemakaian teknologi PT KIS dijual sebagai CER Certified Emission Reductions. Estimasi reduksi emisi yang diperoleh menggunakan teknologi PT KIS pada kapasitas PKS60 ton TBSjam adalah sekitar 40.000 ton CO 2 ekuivalentahun. Reduksi emisi untuk aplikasi yang pernah dilakukan di Papua Nugini sebanyak 34.724 ton CO 2 ekuivalentahun. Aplikasi tersebut dilakukan pada kapasitas PKS 45 ton TBSjam UNFCCC 2011 a . Sementara, pada aplikasi di PT Umbul Mas Wisesa dengan kapasitas 65 ton TBSjam, reduksi emisi yang dapat dilakukan adalah sebesar 51.399 ton CO 2 ekuivalentahun UNFCCC 2011 b . Berdasarkan perbandingan kapasitas olah dengan kapasitas olah rata-rata PKS di Provinsi Lampung, diperoleh informasi estimasi reduksi emisi gas rumah kaca menggunakan teknologi PT KIS sebesar 30.000 ton CO 2 ekuivalentahun untuk potensi umum, serta 34.724-35.584 ton CO 2 Teknologi PT AES menghasilkan rata-rata reduksi emisi 0,07 ton CO ekuivalentahun berdasarkan studi kasus. 2 ekuivalenton TBS yang diproses Soesanto 2012. Sumber lain menyatakan bahwa emisi reduksi teknologi AES mencapai 41 36.000 ton CO 2 ekuivalentahun pada proyek di PKS Pinangawan Perkebunan Milano Anonim 2008.PKS tersebut berkapasitas 50 ton TBSjam. Namun, pada Project Design Document yang terkait, reduksi emisi pada PKS tersebut diestimasikan sebesar 33.390 ton CO 2 ekuivalentahun UNFCCC 2008. Selain itu,PT AES AgriVerde Indonesia memiliki proyek di PT Tolan Tiga Indonesia dengan kapasitas PKS 60 ton TBSjam, emisi reduksi mencapai 222.302 ton CO 2 ekuivalen selama tujuh tahun pelaksanaan proyek atau rata-rata per tahun sebesar 31.757 ton CO 2 ekuivalen UNFCCC 2009. Berdasarkan data tersebut, jika proyek diaplikasikan pada skala 45 ton TBSjam yang diproses, potensi reduksi emisi yang dapat diperoleh sebesar 32.400 ton CO 2 ekuivalentahun atau sekitar 23.818-30.051 ton CO 2 Teknologi PT KME pada proyek PKS Tandun dengan kapasitas 45 ton TBSjam menghasilkan reduksi emisi sebesar 19.495 ton CO ekuivalentahun. 2 ekuivalentahun UNFCCC 2012. Nilai tersebut dihasilkan berdasarkan estimasi emisi gas rumah kaca tiap tahun pada umur proyek 10 tahun. Estimasi reduksi yang diperoleh cukup kecil karena berada pada skala 35 ton TBSjam. Pada skala 45 ton TBSjam, emisi reduksi yang dapat dicapai sekitar 25.065 ton CO 2 ekuivalentahun. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat secara ringkas pada Tabel 5 di bawah ini. Tabel 5. Reduksi emisi gas rumah kaca pada aplikasi teknologi penangkapan metana Penyedia Teknologi Proyek Reduksi Emisi tCO2etahun Proyek PKS 45 ton TBSjam PT KIS PKS 60 ton TBSjam potensi 40.000 30.000 Papua Nugini 34.724 34.724 PT Umbul Mas Wisesa 51.399 35.584 PT AES PKS 50 ton TBSjam potensi 36.000 32.400 PKS Pinang Awan 33.390 30.051 PT Tolan Tiga Indonesia 31.757 23.818 PT KME PKS Tandun 19.495 25.065 Pada kasus PKS di Provinsi Lampung, dapat diperhitungkan estimasi reduksi emisi rumah kaca melalui metode perhitungan AMS-III.H versi 16 mengenai recovery metana dari pengolahan limbah cair. Menurut Sarono et al. 2012, jumlah tandan buah segar yang diproses pada 13 PKS di Provinsi Lampung selama tahun 2011 sebanyak 1.553.908 ton. Limbah cair yang dihasilkan pada tahun tersebut adalah 1.286.595 m 3 , dengan nilai rata-rata COD 44.300 mgL. COD total yang dihasilkan sebanyak 56.996 ton. Dengan nilai COD tersebut, dapat dihasilkan emisi sebanyak 149.136 ton CO 2 Untuk proyek penangkapan gas metana, dapat diperoleh biogas sebanyak 34.738.065 m ekuivalen per tahun, dengan nilai efisiensi reduksi COD sebesar 70 pada sistem kolam Suprihatin et al. 2012. 3 . Nilai tersebut diperoleh berdasarkan pada nilai konversi rata-rata sekitar 27 m 3 biogas m 3 LCPKS. Menurut Sixt 1994 diacu dalam Gumbira-Sa’id 1994, energi listrik yang dapat dihasilkan sebesar 2 kWhm 3 biogas sehingga listrik yang dihasilkan mencapai 69.476.130 kWh dalam setahun. Dengan penggunaan listrik 24 jam selama 360 hari dalam setahun, energi listrik yang dihasilkan per jam mencapai 8.041 kWh. Dengan adanya proyek penangkapan dan pemanfaatan gas metana biogas, reduksi emisi dapat diperoleh. Emisi yang dihasilkan dari aktivitas proyek berupa emisi fugitif dan emisi karena flaring yang tidak sempurna dapat diestimasikan. Emisi fugitif dapat mencapai 24.621 ton CO 2 ekuivalen per tahun, dengan mengasumsikan reduksi COD pada proyek sebesar 85. Di sisi lain, emisi karena flaring yang tidak sempurna mencapai 7.102 ton CO 2 ekuivalen per tahun. Dengan demikian, emisi yang dihasilkan mencapai 31.723 ton CO 2 ekuivalen per tahun. Reduksi emisi yang 42 TBS 1.553.908 ton diperoleh sebanyak 117.413 ton CO 2 ekuivalen per tahun. Nilai reduksi tersebut diperoleh jika seluruh PKS di Provinsi Lampung menggunakan teknologi penangkapan dan konversi gas metana. Penjelasan tersebut dapat dilihat secara ringkas pada Gambar 25. . . . . Gambar 25. Perhitungan konversi gas metana dan emisi pada 13 PKS di Provinsi Lampung Reduksi emisi gas rumah kaca juga dapat diestimasikan untuk penggunaan teknologi dari masing-masing perusahaan penyedia teknologi dengan memperhatikan performansi masing-masing teknologi yang ada. Basis perhitungan menggunakan kapasitas olah rata-rata dari PKS di Provinsi Lampung yaitu sekitar 45 ton TBSjam kapasitas terpasang. Jumlah TBS yang diolah dalam setahun dapat mencapai 270.000 ton, dengan jumlah jam kerja 20 jam per hari selama 300 hari.LCPKS yang dihasilkan rata-rata 0,826 m 3 ton TBS atau setara dengan 223.020 m 3 LCPKS, dengan COD total 9.880 ton. Emisi dasar yang dihasilkan pada sistem penanganan LCPKS tanpa methane capture adalah 25.852 ton CO 2 Pada penggunaan teknologi PT KIS, biogas yang dihasilkan sebanyak 6.244.560 m ekuivalen per tahun. Basis perhitungan ini akan digunakan sebagai dasar perhitungan pada Subbab Perbandingan Teknologi Berdasarkan Aspek Finansial. 3 karena rata-rata konversi biogas sebesar 28 m 3 m 3 LCPKS KIS Group 2012. Dari biogas tersebut, total listrik yang dihasilkan selama satu tahun adalah 12.489.120 kWh. Diasumsikan generator digunakan 24 jam dalam sehari sehingga total jam operasi dalam satu tahun 360 hari adalah 8.640 jam. Oleh karena itu, energi listrik yang dihasilkan setiap jam adalah sebesar 1.446 kWh. Pada pelaksanaan proyek, emisi fugitif yang dihasilkan sebesar 4.268 ton CO 2 ekuivalen dan emisi flaring1.231 ton CO 2 ekuivalen per tahun. Emisi total yang dihasilkan sebesar 5.499 tonCO 2 Pada penggunaan teknologi PT AES, biogas yang dihasilkan mencapai 5.400.000 m ekuivalen. 3 karena biogas yang dihasilkan 20 m 3 ton TBS Soesanto 2012. Energi listrik yang dapat diperoleh dari biogas yang ditangkap sebesar 10.800.000 kWh selama satu tahun, atau 1.250 kWh per jam.Emisi inefisiensi yang dihasilkan dapat diasumsikan sama dengan PT KIS karena efisiensi reduksi COD LISTRIK 69.476.130 kWh ~ 8.041 kWh per jam KONVERSI KE LISTRIK BIOGAS 34.738.065 m 3 EMISI INEFISIENSI 31.723 tCO 2 e METHANE CAPTURE EMISI 149.136 tCO 2 e TANPA METHANE CAPTURE LCPKS 1.286.595 m 3 56.996 tCOD PROSES PRODUKSI 43 tidak berbeda secara signifikan. Emisi total dari aktivitas proyek sebesar 5.499 ton CO 2 ekuivalen setahun sehingga reduksi emisi mencapai 20.353 ton CO 2 Pada penggunaan teknologi PT KME, biogas yang dihasilkan mencapai sekitar 5.445.000 m ekuivalen per tahun. 3 karena konversinya sebesar 815-1.000 m 3 jam pada skala PKS 45 ton TBSjam Wiryawan 2012. Listrik yang dihasilkan selama satu tahun sebesar 10.890.000 kWh. Oleh karena itu, energi listrik yang dihasilkan setiap jam adalah sebesar 1.260 kWh. Efisiensi reduksi COD tidak berbeda secara signifikan dengan teknologi lainnya, sehingga reduksi emisi diestimasikan sebesar 20.353 ton CO 2 ekuivalen per tahun. Perhitungan dari aplikasi ketiga teknologi tersebut dapat dilihat pada Gambar 26. . . .. Gambar 26.Perhitungan konversi gas metana dan emisi pada penggunaan teknologi PT KIS, PT AES, PT KME di PKS Lampung kapasitas terpasang rata-rata Berdasarkan penjelasan di atas, jika teknologi penangkapan gas metana dari LCPKS dan konversinya menjadi energi listrik diterapkan di seluruh PKS di Provinsi Lampung, reduksi emisi yang dihasilkan mencapai 117.413 ton CO 2 ekuivalen per tahun. Sementara, jika digunakan perhitungan berdasarkan kapasitas terpasang rata-rata PKS di Provinsi Lampung, reduksi emisi yang dapat diperoleh dari pemanfaatan teknologi pada satu PKS mencapai 20.353 ton CO 2 ekuivalen per tahun. Reduksi emisi ini terbilang cukup besar. Jika dibandingkan dengan penyerapan karbon dioksida oleh tanaman, reduksi emisi pada aplikasi keseluruhan PKS di Provinsi Lampung setara dengan reduksi emisi karbon dioksida yang diperoleh dari 12.030 hektar hutan yang dikelola secara lestari Sustainable Forest ManagementSFM per tahun. Hutan SFM tersebut memiliki kemampuan reduksi emisi karbon dioksida sebesar 9,76 tCO 2 ha-tahun Bahruni 2012. Dengan demikian, satu PKS degan kapasitas 45 ton TBSjam dapat menghasilkan reduksi emisi yang setara dengan 2.085 ha hutan SFM. Di sisi lain, pohon atau tanaman yang memiliki kemampuan menyerap CO 2 terbesar adalah pohon trembesi Samanea saman. Kemampuan penyerapannya adalah 28.448,39 kgCO 2 pohontahun LISTRIK PT KIS : 1.446 kWH per jam PT AES : 1.250 kWh per jam PT KME : 1.260 kWh per jam KONVERSI KE LISTRIK BIOGAS PT KIS : 6.244.560 m 3 PT AES : 5.400.000 m 3 PT KME : 5.445.000m 3 EMISI INEFISIENSI 5.499 tCO 2 e METHANE CAPTURE EMISI 25.852 tCO 2 e TANPA METHANE CAPTURE LCPKS 223.020 m 3 9.880 tCOD PROSES PRODUKSI TBS 270.000 ton 44 Santoso 2011. Dengan demikian, reduksi emisi yang diperoleh pada aplikasi teknologi di keseluruhan PKS di Provinsi Lampung setara dengan penyerapan karbon dioksida pada 4.127 pohon trembesi, atau 715 pohon trembesi pada aplikasi di satu PKS berkapasitas 45 ton TBSjam.

4.5.2. Substitusi Bahan Bakar Fosil