Defenisi Operasional METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

54 dilakukan oleh lembaga penelitian maupun dinasinstansi terkait. Dalam analisis ini akan mendapatkan gambaran mengenai besaran dampak limbah yang dihasilkan dari aktivitas industri terhadap lingkungan. Besaran dampak limbah ini akan diperoleh dengan cara membandingkan antara hasil analisis yang telah dilakukan dengan baku mutu lingkungan sebagaimana yang telah ditetapkan peraturan. 4. Untuk menyusun strategi pengembangan kawasan industri Cilegon dilakukan analisis hierarkhi proses AHP. Dalam analisis ini akan mendapatkan gambaran alternatif strategi yang dapat dikembangkan dalam rangka pengelolaan kawasan, serta aktor yang paling berperan, faktor yang paling berpengaruh dan tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan kawasan industri. Selanjutnya dilakukan analisis prospektif untuk menyusun skenario pengelolaan kawasan industri ke depan di kawasan industri Cilegon Propinsi Banten. 5. Untuk menentukan tahapan skenario yang harus dilakukan dari strategi prioritas dalam pengelolaan kawasan industri menuju eco industrial park, digunakan analisis prospektif.

3.3. Defenisi Operasional

1. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. 2. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Pembangunan berkelanjutan dapat juga didefenisikan sebagai pembangunan untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini tanpa merusak atau menurunkan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya WCED, 1987 3. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek 55 administratif dan atau aspek fungsional UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 4. Kawasan adalah Wilayah dengan fungsi utama lindung dan atau budidaya UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 5. Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah memiliki ijin usaha kawasan industri Keppres No. 41 Tahun 1996 tentang Kawasan Industri. 6. Perusahaan Kawasan Industri adalah perusahaan yang mengusahakan pengembangan danatau pengelolaan Kawasan Industri Keppres No. 41 Tahun 1996 tentang Kawasan Industri. 7. Kawasan Peruntukan Industri adalah bentangan lahan yang diperuntukan bagi kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II yang bersangkutan Keppres No. 41 Tahun 1996 tentang Kawasan Industri. 8. Industri adalah kegiatan economi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, danatau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri UU No. 05 tahun 1984 tentang Perindustrian. 9. Kelompok industri adalah bagian-bagian utama kegiatan industri, yakni kelompok industri hulu atau juga disebut kelompok industri dasar, kelompok industri hilir, dan kelompok industri kecil UU No. 05 tahun 1984 tentang Perindustrian. 10. Eco Industrial Park merupakan suatu komunitas bisnis yang bekerja sama satu sama lain dan serta melibatkan masyarakat di sekitarnya untuk lebih mengefesiensikan pemanfaatan sumber daya informasi, material, air, energi, infrastruktur, dan habitat alam secara bersama-sama, meningkatkan kualitas economi dan lingkungan, serta meningkatkan sumber daya manusia bagi kepentingan bisnis dan juga masyarakat sekitarnya. Eco Industrial Park dapat juga didefenisikan sebagai suatu sistem industri yang merencanakan adanya pertukaran material dan energi guna meminimalisasi penggunaan energi dan bahan baku, meminimalisasi sampahlimbah, dan membangun suatu economi berkelanjutan, ecologi dan hubungan social. 11. Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada danatau unsur 56 pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. 12. Beban Pencemaran adalah jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam air atau air limbah Permen No. 20, 1990 13. Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. 14. Limbah adalah sisa suatu usaha danatau kegiatan UU No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. 15. Kawasan industri hijau green industrial park adalah sekumpulan perusahaankelompok industri yang di dalamnya telah terjadi kesepakatan untuk pelaksanaan penerapan teknologi produksi bersih, memproses dan memanfaatkan limbah yang hasilkan danatau melakukan usaha-usaha mengurangi emisi gas rumah kaca, dan pelaksanaan konservasi SDA di dalam kawasan tempat mereka beroperasi. Kawasan industri hijau dapat dikembangkan oleh berbagai pengembang dan atau pemerintah. Lowe,2001

IV. KONDISI UMUM KAWASAN INDUSTRI CILEGON

4.1. Letak Geografis dan Administratif Kota Cilegon merupakan salah satu kota yang berkembang pesat terutama di bidang industri. Berdasarkan RTRW nasional PP No.47 Tahun 1997, Kota Cilegon ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah PKW yang diidentifikasikan sebagai pusat jasa, pusat pengolahan, dan simpul transportasi dengan cakupan pelayanan meliputi beberapa kabupaten yang berada dalam pengaruh Kota Cilegon. Berdasarkan letak geografisnya, Kota Cilegon berada dibagian paling ujung sebelah Barat Pulau Jawa dan terletak pada posisi : 5°5224 - 6°0407 Lintang Selatan LS, 105°5405 - 106°0511 Bujur Timur BT. Secara administratif wilayah berdasarkan UU No.15 Tahun 1999 tentang terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Cilegon pada tanggal 27 April 1999, Kota Cilegon mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut: • Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Bojonegara Kabupaten Serang • Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Anyer dan Kecamatan Mancak Kabupaten Serang • Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang Berdasarkan administrasi pemerintahan, Kota Cilegon memiliki luas wilayah ±17.550 ha terbagi atas 8 delapan kecamatan berdasarkan Peraturan Daerah Perda No.15 Tahun 2002 tentang pembentukan 4 empat kecamatan baru, wilayah Kota Cilegon yang semula terdiri dari 4 empat kecamatan berubah menjadi 8 delapan Kecamatan, yaitu : 1. Kecamatan Cilegon 5. Kecamatan Grogol 2. Kecamatan Ciwandan 6. Kecamatan Purwakarta 3. Kecamatan Pulomerak 7. Kecamatan Citangkil 4. Kecamatan Cibeber 8. Kecamatan Jombang Wilayah Kota Cilegon yang semula masih merupakan bagian dari Kabupaten Serang, terbagi atas 2 kelurahan dan 41. Kemudian berubah menjadi Kota Cilegon dengan 8 kecamatan dan 43 kelurahan berdasarkan Perda No 12 Tahun 2003 Tentang Perubahan Desa Menjadi Kelurahan.