Berpikir Sistem Sistem Thinking

42 tersebut maka penegakan peraturan perundangan yang berhubungan dengan upaya pelestarian lingkungan adalah sangat penting dan mendasar diimplementasikan di lapangan sebagai bagian dari penegakan supermasi hukum untuk mendukung terwujudnya pembangunan berkelanjutan. Kimberly ,2006. Adapun ciri-ciri pembangunan berkelanjutan meliputi : 1. Menjaga kelangsungan hidup manusia dengan cara melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem yang mendukung langsung maupun tidak langsung. 2. Memanfaatkan sumberdaya alam secara optimal dalam arti memanfaatkan sumberdaya alam sebanyak mungkin dan teknologi pengelolaan mampu menghasilakan secara lestari. 3. Memberi kesempatan kepada sektor dan kegiatan lain di daerah untuk berkembang bersama-sama baik dalam kurun waktu yang sama maupun berbeda secara berkelanjutan. 4. Meningkatkan dan melestarikan kemampuan dan fungsi ekosistem untuk memasok sumberdaya alam, melindungi serta mendukung kehidupan secara terus menerus. 5. Menggunakan prosedur dan tata cara yang memperhatikan kelestarian fungsi dan kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan baik sekarang maupun masa yang akan datang.

2.8. Berpikir Sistem Sistem Thinking

Berfikir sistemik adalah adanya kesadaran untuk mengapresiasi dan memikirkan kejadian sebagai sebuah sistem atau sistem approach Muhammadi et al . 2001. Sistem adalah suatu gugus dari elemen yang saling berhubungan dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau suatu gugus dari tujuan- tujuan Eriyatno, 1999. Menurut Marimin 2005 pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisa organisatoris yang menggunakan ciri-ciri sistem sebagai titik tolak analisa. Metode ini merupakan salah satu cara penyelesaian persoalan yang dimulai dengan dilakukannya identifikasi terhadap adanya sejumlah kebutuhan- kebutuhan, sehingga dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif. Pengkajian dalam pendekatan sistem seyogyanya memenuhi tiga karakteristik, yaitu: 1 kompleks, dimana interaksi antar elemen cukup rumit; 2 dinamis, dalam arti faktor yang terlibat ada yang berubah menurut waktu dan 43 ada pendugaan ke masa depan; dan 3 probabilistik, yaitu diperlukannya fungsi peluang dalam inferensi kesimpulan maupun rekomendasi Eriyatno ,1999. Dalam pelaksanaan metode pendekatan sistem diperlukan tahapan kerja yang sistematis. Menurut Eriyatno 1999 metodologi sistem pada prinsipnya melalui enam tahap analisis sebelum tahap sintesa rekayasa, meliputi : 1 analisa kebutuhan, 2 identifikasi sistem, 3 formulasi permasalahan, 4 pembentukan alternatif sistem, 5 determinasi dari realisasi fisik, sosial dan politik, 6 penentuan kelayakan ekonomi dan keuangan finansial. Pendekatan sistem memiliki dua hal umum sebagai tandanya, yaitu 1 dalam semua faktor penting yang ada dalam mendapatkan solusi yang baik untuk menyelesaikan masalah; dan 2 dibuat suatu model kuantitatif untuk membantu keputusan secara rasional Marimin, 2005. Salah satu dasar utama untuk mengembangkan model adalah guna menemukan peubah-peubah apa yang penting dan tepat. Penemuan peubah tersebut sangat erat hubungannya dengan pengkajian hubungan-hubungan yang terdapat diantara peubah-peubah. Teknik kuantitatif dan simulasi digunakan untuk mengkaji keterkaitan antar peubah dalam sebuah model. Sistem yang diberi abstrak dan deskripsi yang disederhanakan memudahkan penggunaan model untuk menentukan usaha- usaha penelitian atau menguraikan garis besar suatu masalah untuk pengkajian yang lebih mendetail Odum ,1993. Menurut Jackson 2000 metodologi yang digunakan dalam pendekatan sistem bisa berupa hard sistems thinking HST, maupun soft sistems methodology SSM. Pendekatan hard sistems memiliki asumsi bahwa: 1 masalah yang dimiliki sistem terdefinisi dengan baik, 2 memiliki solusi optimum tunggal, 3 pendekatan sains untuk pemecahan masalah akan bekerja dengan baik, 4 didominasi faktor teknis. Dalam pendekatan hard sistems teknik dan prosedur kaku untuk menghasilkan data dan pengolahan masalah yang terdefinisi dengan baik, difokuskan pada implementasi komputer. Sementara SSM merupakan sebuah pendekatan untuk pemodelan proses pengorganisasian dan hal itu dapat digunakan baik untuk pemecahan masalah umum maupun dalam manajemen perubahan. SSM lebih mengarah pada model konseptual normatif yang bisa menghasilkan perencanaan dan strategi. 44

2.9. Prinsip-prinsip Dasar Analysis Hierarchy Process