Management Strategic To Develop An Eco Industrial Park (Case Study: Cilegon Industrial Park- Banten Province)

(1)

STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN INDUSTRI MENUJU

ECO INDUSTRIAL PARK (STUDI PADA KAWASAN

INDUSTRI CILEGON PROPINSI BANTEN)

FATAH

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(2)

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi “Strategi pengelolaan kawasan industri menuju eco industrial park (studi pada kawasan industri Cilegon propinsi Banten)” adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Bogor, Maret 2009

Fatah

P062050524


(3)

Abstract

FATAH. Management Strategic To Develop An Eco Industrial Park (Case Study: Cilegon Industrial Park- Banten Province). Under the supervision of ASEP SAEFUDDIN, RIZAL SYARIEF and ALINDA FM ZAIN.

An eco industrial park is the new concept as industrial response for global environmental changes. The purpose of this research is to studi and propose scenarios, strategies and operational recommendation to develop an eco industrial park from existing condition industrial park in Cilegon-Banten. An eco industrial park is a community of manufacturing and service businesses located together on a common property. Member businesses seek enhanced environmental, economic, and social performance through collaboration in managing environmental and resource issues. The methodes of this research, use the gap analysis, that analyzing the existing condition compare with ideal criteria of eco industrial park, and the research aspects is syncrhronized with sustainable development concept. The research used participatory prospective analysis and hierarchy analysis process.The data are collected through survey method that represents observation, indepth interview, quessioner and expert judment. The result show that existing condition Cilegon industrial estate have many gap standard of criteria as an eco industrial park. The growth of industries in Cilegon area causes land use cover change out of planning desaign industrial area,and tend to reduced open greenspaces significantly. The result of quality of environmental analysis that several parameters namely : BOD, COD, TDS, NH3 dan Temperature in Cilegon area higher than the standard. The result of AHP analysis, priority of strategies to develop existing Cilegon industrial park to eco industrial park is green industrial park development, with implemented optimistic progressive scenario, that 6 keys factors affecting an eco industrial park development in Cilegon area, namely : to Construct an integrated waste treatment, to provide open green spaces 30 % minimize, law enforcement to develope an eco industrial park in Cilegon area, punishment and reward for industries that implemented environmental friendly in activities, and defense of water resources or water conservation to support sustainability process industries in Cilegon industrial park.


(4)

RINGKASAN

FATAH. Strategi pengelolaan kawasan industri menuju eco industrial park (studi pada kawasan industri Cilegon propinsi Banten). Dibimbing Oleh ASEP SAEFUDDIN, sebagai Ketua Komisi Pembimbing, RIZAL SYARIF dan ALINDA FM ZAINsebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Lahirnya konsep kawasan ekologi industri (Eco Industrial Park), merupakan salah satu respon dunia industri terhadap perubahan lingkungan global. Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan strategi dan menyusun skenario yang tepat untuk pengelolaan suatu kawasan industri menuju Eco Industrial Park, dimana pelaku-pelaku industri dalam suatu kawasan industri dapat secara bersama-sama meningkatkan performansi lingkungan, ekonomi dan sosial, melalui minimalisasi dampak lingkungan dan juga memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk-produk yang memiliki keunggulan bersaing di pasaran, berdasarkan hasil kajian gap analisis kondisi eksisting

dengan konsep ideal dan bechmarking eco industrial park. Penelitian

menggunakan metode analisis sistem informasi geografik (SIG), analisis gap dan konflik, analisis stakeholder, analisis deskriptif, Analytical Hierarchy Process

(AHP) dan analisis prospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan pertumbuhan industri di kawasan industri Cilegon sangat pesat dan berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan pola tata guna lahan, konversi lahan terbangun dan dinamika sosial kemasyarakatan selama kurun waktu 1982-2007. Telah terjadi potensi terdegradasinya mutu lingkungan sekitar kawasan industri Cilegon, dilihat dari adanya indikasi telah terjadinya ketidaksesuaian konversi lahan terbangun, berkurangnya ruang terbuka hijau, serta menurunnya kualitas lingkungan akibat adanya potensi pencemaran limbah industri yang telah melampaui baku mutu di beberapa wilayah sekitar kawasan industri Cilegon. Rekomendasi strategi pengelolaan kawasan industri menuju eco industrial park dalam rangka tetap menjaga keberlanjutan pembangunan industri di Cilegon, sesuai dengan paradigma pembangunan berkelanjutan menggunakan metode AHP menunjukkan bahwa, prioritas tujuan yang paling ingin dicapai adalah keberlanjutan lingkungan/ ekologi. Pada tujuan lingkungan/ ekologi, manfaat yang paling diharapkan adalah kualitas dan daya dukung lingkungan yang sehat. Hasil penelitian terhadap strategi pengelolaan suatu kawasan industri menuju Eco Industrial Park, menunjukkan bahwa strategi pengembangan kawasan industri hijau (green industrial park) menduduki prioritas pertama yang perlu dikembangkan. Hasil analisis prospektif menunjukkan bahwa terdapat enam faktor kunci sebagai program prioritas dalam rangka pengembangan kawasan industri di Kota Cilegon menuju green industrial park. Keenam program tersebut antara lain (1) pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) secara terpadu, (2) penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebanyak 30 % pada kawasan yang dimanfaatkan masing-masing industri, (3) penegakan supremasi hukum yang tegas terhadap pelanggar aturan perundangan yang telah dibuat terkait pengelolaan kawasan, (4) pemberian sanksi bagi industri yang tidak pro terhadap lingkungan, dan (5) membentuk kelembagaan khusus untuk mengelola kawasan menuju green industrial park, serta (6) mempertahankan daerah resapan air untuk menjamin ketersediaan air bagi kelangsungan operasional perusahaan. Aktor yang paling berperan dalam pengembangan Kawasan Industri Cilegon menuju eco industrial park adalah pemerintah (eksekutif/legislatif).


(5)

@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2009. Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

1) Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber :

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2) Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB


(6)

STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN INDUSTRI MENUJU

ECO INDUSTRIAL PARK (STUDI PADA KAWASAN

INDUSTRI CILEGON PROPINSI BANTEN)

FATAH

P062050524

Disertasi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor Pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(7)

Penguji Luar Komisi Pada Ujian Disertasi :

a. Sidang Tertutup, tanggal 7 April 2009 1. Dr. Ir. Arismunandar (IPB) 2. Dr.Ir. Suprihatin (IPB)

b. Sidang Terbuka, tanggal 5 Mei 2009

1. Prof. Dr. Ir. Rahman Abdullah, MSc (Rektor Untirta Banten) 2. Dr. Ir. Dedi Mulyadi ( Kepala BPPI, Departemen Perindustrian)


(8)

Judul Disertasi : Strategi Pengelolaan Kawasan Industri Menuju Eco Industrial Park (Studi Pada Kawasan Industri Cilegon Propinsi Banten)

Nama : Fatah

NIM : P062050524/ PSL

Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Asep Saefuddin, MSc Ketua

Prof. Dr.Ir. Rizal Syarif, DESS Dr.Ir. Alinda FM Zain, MSi Anggota Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi PSL Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof.Dr.Ir. Surjono H. Sutjahjo, MS Prof.Dr.Ir. Khairil A Notodiputro, MS NIP. 131 471 836 NIP. 130 891 386


(9)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah, akhirnya penulisan disertasi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Disertasi yang berjudul Strategi Pengelolaan Kawasan Industri Menuju Eco Industrial Park (Studi Pada Kawasan Industri Cilegon Provinsi Banten) ini, merupakan salah satu Syarat untuk memperoleh gelar Doktor Pada Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Dr. Ir. Asep Saefuddin, MSc, selaku ketua komisi pembimbing, Prof.Dr.Ir. Rizal Syarief, DESS dan Dr. Ir. Alinda FM. Zain, Msi, selaku anggota komisi pembimbing, yang penuh dengan kesabaran dan ketulusan memberikan arahan dan masukan konstruktif kepada penulis untuk mendalami filosofi ilmu pengetahuan serta terus memotivasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan penelitian, penulisan hingga terselesaikannya disertasi ini. Terima kasih juga kami sampaikan kepada Prof.Dr. Ir. Surjono H.Sutjahjo selaku ketua Program Studi PSL- IPB, beserta jajaran dan tim dosen pembina mata kuliah yang senantiasa memberikan dorongan moril, memberikan informasi serta ruang diskusi yang cukup dengan penuh kesabaran sehingga dapat menjadi bekal ilmu pengetahuan yang sangat besar perannya untuk penyelesaian disertasi ini. Kepada rekan-rekan seperjuangan sekaligus tim fokus discussion group (FGD) seangkatan di PSL- IPB angkatan 2005, Ruswandi dkk, Thamrin, dkk dan Faikoh dari jurusan landscape IPB, kami sampaikan terima kasih yang tulus dari hati yang paling dalam, ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Agus Nizar (PT.Krakatau steel), Agus Kautsar dan wawan M (PT. Chandra Asri), Ir. Rasmi dkk (DPLHE Kota Cilegon), Ir. Utun S dkk (Asosisasi Industri Kimia Anyer Merak Cilegon, AMC/CMA), Ir. Suripno (Krakatau Industrial Estate Cilegon), Ir. Amal Irfanudin (DPRD Kota Cilegon) Bapedalda , Bappeda ,Dinsosnaker, Distamben, Deperindagkop Provinsi Banten, Pemerintah Kota Cilegon, Pemerintah Daerah Provinsi Banten, serta rekan-rekan dosen Untirta yang telah memfasilitasi serta berkenan memberikan waktu untuk berdiskusi, wawancara dan mengisi kuisioner untuk penyelesaian penelitian ini. Teristimewa ucapan terima kasih yang tulus kami sampaikan kepada istri tercinta, Hj. Omah Rohmawati S.Pd beserta ketiga bidadari cantik puteri-puteri tercinta, Rizkina Lestari Utami Puteri, Dwinanda Tsania Lailaturrahmah, dan


(10)

Destriana Zakia Puteri, atas dorongan, ketabahan, motivasi dan doa yang tak pernah putus, sehinga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Semoga Allah SWT membalas amal baik kita semua. Akhirnya semoga disertasi ini bermanfaat bagi yang membacanya dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tidak lupa kami berharap kritik dan saran konstruktif demi perbaikan disertasi ini.

Bogor, Maret 2009


(11)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Serang, Provinsi Banten pada tanggal 06 Oktober 1968 sebagai anak ke 2. dari 7 bersaudara dari pasangan H.Sulaiman Ali Akbar ( Alm) dan Hj. Fatiroh Harun ( Almh), Pada tahun 1995 penulis menikah dengan Hj. Omah Rohmawati, S.Pd, dan telah dikaruniai 3 orang putri masing-masing Rizkina Lestari Utami Puteri, lahir pada tanggal 03 Oktober 1996, Dwinanda Tsania Lailaturrahmah, lahir pada tanggal 27 November 2000 dan Destriana Zakia Puteri, lahir pada tanggal 20 Desember 2006.

Pada tahun 1994, penulis menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) Jakarta Jurusan Teknik Gas Petrokimia. Selanjutnya menyelesaikan pendidikan Strata Dua (S2) pada tahun 2002 pada program studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) Jakarta, dan pada tahun 2005, penulis mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan Strata Tiga (S3) pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL), Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB), serta pada tahun 2007 berkesempatan mengikuti Kursus Singkat Aplikasi Multimedia Untuk Pembelajaran Jarak Jauh di University of Surrey, United Kingdom.

Pada tahun 1994-1995 bekerja pada PT. Kharisma Mitra Jakarta sebagai Supporting Engineering Analisis Dampak Lingkungan. Pada Tahun 1995 – 2001 diangkat sebagai Dosen Yayasan Pengembangan Pendidikan Tinggi Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dan pada tahun 2001, penulis diangkat sebagai Dosen tetap (PNS) pada Fakultas Teknik Untirta Banten sampai sekarang. Pada tahun 2001-2003 diberi kepercayaan sebagai Ketua Jurusan Teknik Kimia Untirta dan tahun 2003-2007 sebagai Pembantu Dekan I Bidang Akademik Fakultas Teknik Untirta. Sejak 1998 sebagai Wakil Koordinator Program D1 Operator Industri Kimia sampai sekarang, kerjasama Fakultas teknik Untirta dan Asosiasi Industri Kimia Anyer Merak Cilegon AMC/CMA. Sejak 2008 menjabat Kepala Pusat Data Iinformasi (PUSDAINFO) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sampai sekarang. Karya ilmiah bagian dari disertasi ini berjudul Studi Kondisi Eksisting dan Gap Pengelolaan Kawasan Industri Cilegon Menuju Eco Industrial Park telah diterbitkan pada jurnal penelitian ilmu-ilmu sosial dan eksakta LPPM Untirta edisi 2 volume 11, Desember 2008, beberapa bagian lain sedang dalam proses penerbitan pada jurnal lingkungan BPPT Jakarta.


(12)

Judul Disertasi : Strategi Pengelolaan Kawasan Industri Menuju Eco Industrial Park (Studi Pada Kawasan Industri Cilegon Propinsi Banten)

Nama : Fatah

NIM : P062050524/ PSL

Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Bidang Minat : Kebijakan Manajemen Lingkungan

Ketua Komisi

Pembimbing : Dr. Ir. Asep Saefuddin, MSc

Anggota : 1. Prof. Dr. Ir. Rizal Syarief, DESS 2. Dr. Ir. Alinda F.M. Zain, Msi

Penguji Luar : 1. Prof. Dr. Ir. Rahman Abdullah, MSc

Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten.

2. Dr. Dedi Mulyadi

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Departemen Perindustrian RI

Pimpinan Sidang : Rektor Institut Pertanian Bogor

Ujian Terbuka Pada

Hari/Tanggal : Selasa/05 Mei 2009 Pukul : 10.00 Wib s/d selesai.

Tempat : Ruang seminar Gedung Andi Hakim Nasution lt.3 Kampus IPB Dramaga, Bogor


(13)

Abstract

FATAH. Management Strategic To Develop An Eco Industrial Park (Case Study: Cilegon Industrial Park- Banten Province). Under the supervision of ASEP SAEFUDDIN, RIZAL SYARIEF and ALINDA FM ZAIN.

An eco industrial park is the new concept as industrial response for global environmental changes. The purpose of this research is to study and propose scenarios, strategies and operational recommendation to develope an eco industrial park from existing condition industrial park in Cilegon-Banten. An eco industrial park is a community of manufacturing and service businesses located together on a common property. Member businesses seek enhanced environmental, economic, and social performance through collaboration in managing environmental and resource issues. The methods of this research use the gap analysis, that analyzing the existing condition compare with ideal criteria of eco industrial park, and the research aspects is synchronized with sustainable development concept. The research used participatory prospective analysis and hierarchy analysis process. The data are collected through survey method that represents observation, in depth interview, questioners and expert judgments. The result shows that existing condition Cilegon industrial estates have many gap standards of criteria as an eco industrial park. The growth of industries in Cilegon area causes land use cover change out of planning design industrial area, and tends to reduced open green spaces significantly. The result of quality of environmental analysis that several parameters namely: BOD, COD, TDS, NH3 and Temperature in Cilegon area higher than the standard. The result of AHP analysis, priority of strategies to develop existing Cilegon industrial park to eco industrial park is green industrial park development, with implemented optimistic progressive scenario, that 6 keys factors affecting an eco industrial park development in Cilegon area, namely : to Construct an integrated waste treatment, to provide open green spaces 30 % minimize, law enforcement to develop an eco industrial park in Cilegon area, punishment and reward for industries that implemented environmental friendly in activities, and defense of water resources or water conservation to support sustainability process industries in Cilegon industrial park.


(14)

ABSTRAK

FATAH. Strategi pengelolaan kawasan industri menuju eco industrial park (studi pada kawasan industri Cilegon propinsi Banten). Dibimbing Oleh ASEP SAEFUDDIN, sebagai Ketua Komisi Pembimbing, RIZAL SYARIF dan ALINDA FM ZAINsebagai Anggota Komisi Pembimbing.

Lahirnya konsep kawasan ekologi industri (Eco Industrial Park), merupakan salah satu respon dunia industri terhadap perubahan lingkungan global. Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan strategi dan menyusun skenario yang tepat untuk pengelolaan suatu kawasan industri menuju Eco Industrial Park, dimana pelaku-pelaku industri dalam suatu kawasan industri dapat secara bersama-sama meningkatkan performansi lingkungan, ekonomi dan sosial, melalui minimalisasi dampak lingkungan dan juga memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk-produk yang memiliki keunggulan bersaing di pasaran, berdasarkan hasil kajian gap analisis kondisi eksisting

dengan konsep ideal dan benchmarking eco industrial park. Penelitian

menggunakan metode analisis sistem informasi geografik (SIG), analisis gap dan konflik, analisis stakeholder, analisis deskriptif, Analytical Hierarchy Process

(AHP) dan analisis prospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan pertumbuhan industri di kawasan industri Cilegon sangat pesat dan berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan pola tata guna lahan, konversi lahan terbangun dan dinamika sosial kemasyarakatan selama kurun waktu 1982-2007. Telah terjadi potensi terdegradasinya mutu lingkungan sekitar kawasan industri Cilegon, dilihat dari adanya indikasi telah terjadinya ketidaksesuaian konversi lahan terbangun, berkurangnya ruang terbuka hijau, serta menurunnya kualitas lingkungan akibat adanya potensi pencemaran limbah industri yang telah melampaui baku mutu di beberapa wilayah sekitar kawasan industri Cilegon. Rekomendasi strategi pengelolaan kawasan industri menuju eco industrial park dalam rangka tetap menjaga keberlanjutan pembangunan industri di Cilegon, sesuai dengan paradigma pembangunan berkelanjutan menggunakan metode AHP menunjukkan bahwa, prioritas tujuan yang paling ingin dicapai adalah keberlanjutan lingkungan/ ekologi. Pada tujuan lingkungan/ ekologi, manfaat yang paling diharapkan adalah kualitas dan daya dukung lingkungan yang sehat. Hasil penelitian terhadap strategi pengelolaan suatu kawasan industri menuju Eco Industrial Park, menunjukkan bahwa strategi pengembangan kawasan industri hijau (green industrial park) menduduki prioritas pertama yang perlu dikembangkan. Hasil analisis prospektif menunjukkan bahwa terdapat enam faktor kunci sebagai program prioritas dalam rangka pengembangan kawasan industri di Kota Cilegon menuju green industrial park. Keenam program tersebut antara lain (1) pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL) secara terpadu, (2) penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebanyak 30 % pada kawasan yang dimanfaatkan masing-masing industri, (3) penegakan supremasi hukum yang tegas terhadap pelanggar aturan perundangan yang telah dibuat terkait pengelolaan kawasan, (4) pemberian sanksi bagi industri yang tidak pro terhadap lingkungan, dan (5) membentuk kelembagaan khusus untuk mengelola kawasan menuju green industrial park, serta (6) mempertahankan daerah resapan air untuk menjamin ketersediaan air bagi kelangsungan operasional perusahaan. Aktor yang paling berperan dalam pengembangan Kawasan Industri Cilegon menuju eco industrial park adalah pemerintah ( eksekutif/legislatif).


(15)

@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2009. Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

1) Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber :

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

2) Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB


(16)

STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN INDUSTRI MENUJU

ECO INDUSTRIAL PARK (STUDI PADA KAWASAN

INDUSTRI CILEGON PROPINSI BANTEN)

FATAH

P062050524

Disertasi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor Pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(17)

(18)

Judul Disertasi : Strategi pengelolaan kawasan industri menuju eco industrial park (studi pada kawasan industri Cilegon propinsi Banten)

Nama : Fatah

NIM : P062050524/ PSL

Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Asep Saefuddin, MSc Ketua

Prof. Dr.Ir. Rizal Syarif, DESS Dr.Ir. Alinda FM Zain, MSi Anggota Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi PSL Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof.Dr.Ir. Surjono H. Sutjahjo, MS Prof.Dr.Ir. Khairil A Notodiputro, MS NIP. 131 471 836 NIP. 130 891 386


(19)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Serang, Provinsi Banten pada tanggal 06 Oktober 1968 sebagai anak ke 2. dari 7 bersaudara dari pasangan H.Sulaiman Ali Akbar ( Alm) dan Hj. Fatiroh Harun ( Almh), Pada tahun 1995 penulis menikah dengan Hj. Omah Rohmawati, S.Pd, dan telah dikaruniai 3 orang putri masing-masing Rizkina Lestari Utami Puteri, lahir pada tanggal 03 Oktober 1996, Dwinanda Tsania Lailaturrahmah, lahir pada tanggal 27 November 2000 dan Destriana Zakia Puteri, lahir pada tanggal 20 Desember 2006.

Pada tahun 1994, penulis menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) Jakarta Jurusan Teknik Gas Petrokimia. Selanjutnya menyelesaikan pendidikan Strata Dua (S2) pada tahun 2002 pada program studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) Jakarta, dan pada tahun 2005, penulis mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan Strata Tiga (S3) pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL), Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB), serta pada tahun 2007 berkesempatan mengikuti Kursus Singkat Aplikasi Multimedia Untuk Pembelajaran Jarak Jauh di University of Surrey, United Kingdom.

Pada tahun 1994-1995 bekerja pada PT. Kharisma Mitra Jakarta sebagai Supporting Engineering Analisis Dampak Lingkungan. Pada Tahun 1995 – 2001 diangkat sebagai Dosen Yayasan Pengembangan Pendidikan Tinggi Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dan pada tahun 2001, penulis diangkat sebagai Dosen tetap (PNS) pada Fakultas Teknik Untirta Banten sampai sekarang. Pada tahun 2001-2003 diberi kepercayaan sebagai Ketua Jurusan Teknik Kimia Untirta dan tahun 2003-2007 sebagai Pembantu Dekan I Bidang Akademik Fakultas Teknik Untirta. Sejak 1998 sebagai Wakil Koordinator Program D1 Operator Industri Kimia sampai sekarang, kerjasama Fakultas teknik Untirta dan Asosiasi Industri Kimia Anyer Merak Cilegon AMC/CMA. Sejak 2008 menjabat Kepala Pusat Data Informasi (PUSDAINFO) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sampai sekarang. Karya ilmiah bagian dari disertasi ini berjudul Studi Kondisi Eksisting dan Gap Pengelolaan Kawasan Industri Cilegon Menuju Eco Industrial Park telah diterbitkan pada jurnal penelitian ilmu-ilmu sosial dan eksakta LPPM Untirta edisi 2 volume 11, Desember 2008, beberapa bagian lain sedang dalam proses penerbitan pada jurnal lingkungan BPPT Jakarta.


(20)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xvii

I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 3

1.3. Kerangka Pemikiran ... 4

1.4. Perumusan Masalah... 8

1.5. Manfaat Penelitian ... 11

1.6. Novelty (Kebaruan)... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1. Kawasan Industri ... 13

2.2. Industrialisasi dan Kualitas Hidup... 14

2.3. Definisi Kawasan Eco Industrial Park (EIP)... 17

2.3.1. Eco Industrial Park dan Masyarakat yang Berkelanjutan (Sustainable Community)... 18

2.3.2. Konsep Eco Industrial Park yang Dikembangkan ... 20

2.4. Prinsip-prinsip Dasar Merancang suatu EIP... 22

2.5. Model Eco Industrial Park... 24

2.5.1. Kawasan Industri Hijau (Green Industrial Park) ... 24

2.5.2. Pertukaran Hasil Samping (By Product Exchange) ……….. 25

2.5.3. Integrated EIP/Estate... 26

2.5.4. Simbiosis Industri (Industrial Symbiosis) ... 26

2.5.5. Eco Industrial Network... 28

2.5.6. Ecosistem dan Ekologi Industri ...30

2.5.7. Benchmarking implementasi konsep green industrial park ...32

2.6. Pencemaran Lingkungan... 36

2.7. Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan ... 38

2.8. Berpikir Sistem (System Thinking) ... 42

2.9. Prinsip-prinsip Dasar Analysis Hierarchy Process... 44

2.9.1. Langkah-langkah Metode Analysis Hierarchy Process... 45


(21)

2.10. Analisis Prospektif ... 47

III. METODE PENELITIAN... 49

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 49

3.2. Rancangan Penelitian... 50

3.2.1. Tahapan Penelitian... 50

3.2.2. Teknik Penetapan Responden ... 51

3.2.3. Jenis dan Sumber Data ... 52

3.2.4. Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.2.5. Metode Analisis Data... 53

3.3. Defenisi Operasional ... 54

IV. KONDISI UMUM KAWASAN INDUSTRI CILEGON... 57

4.1. Letak Geografis dan Administratif ... 57

4.2. Iklim dan Tata Air ... 58

4.3. Morfologi dan Fisiologi... 59

4.4. Topografi dan Ketinggian Wilayah ... 59

4.5. Jenis dan Tekstur Tanah ... 60

4.6. Penggunaan Lahan ... 60

4.7. Komposisi Penggunaan Ruang ... 60

4.8. Penduduk dan Sosial Budaya... 61

4.9. Sejarah Perkembangan Kota Cilegon ... 62

4.10. Struktur Tata Ruang ... 63

4.11. Pola Pemanfaatan Ruang... 65

4.12. Kawasan Lindung ... 66

V. KONDISI EKSISTING dan GAP DI KAWASAN INDUSTRI CILEGON MENUJU ECO INDUSTRIAL PARK ... 70

5.1. Pendahuluan ... 71

5.2. Metode Kajian Kondisi Existing, Gap, dan Konflik di Kawasan Industri CIlegon Menuju Eco Industrial Park ... 72

5.2.1. Kondisi Eksisting di Kawasan Industri Cilegon ... 72

5.2.2. Gap dan Konflik di Kawasan Industri Cilegon dalam Rangka Menuju Eco Industrial Park ... 74

5.3. Kondisi Eksisting Kawasan Industri Cilegon Menuju Eco Industrial Park... 76

5.3.1. Perubahan Tutupan Lahan Berdasarkan Hasil Klasifikasi Citra ... 76


(22)

x

5.3.2. Potensi Gap serta Penyelesaiannya di Kawasan Industri

Cilegon menuju Eco Industrial Park... 86 5.4. Kesimpulan ... ... ... 101 VI. STUDI KEPENTINGAN DAN PENGARUH STAKESHOLDERS DALAM

PENGELOLAAN KAWASAN INDUSTRI CILEGON

YANG BERKELANJUTAN ... 102 6.1. Pendahuluan ... .... 102 6.2. Metode Analisis Studi Kepentingan dan Pengaruh Stakesholders

Dalam Pengelolaan Kawasan Industri Cilegon... 104 6.3. Pembahasan Hasil Analisis Studi Kepentingan dan Pengaruh

Stakesholders Dalam Pengelolaan Kawasan Industri Cilegon ... 106 6.4. Kesimpulan ... 114 VII. STUDI POTENSI DAN KUALITAS LIMBAH DI KAWASAN

INDUSTRI CILEGON ... 115 7.1. Pendahuluan ... 115 7.2. Metode Studi Potensi dan Kualitas Limbah di Kawasan

Industri Cilegon... 116 7.3. Pembahasan Hasil Studi Potensi dan Kualitas Limbah di Kawasan Industri Cilegon ... 118

7.3.1. Hasil Analisis Kualitas Limbah Cair Industri Kota Cilegon .. 118 7.3.2. Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien ... 135 7.3.3. Hasil dan Pembahasan Analisis Tingkat Kebisingan... 146 7.3.4. Hasil dan Pembahasan Kualitas Air Bawah Tanah Kota

Cilegon... 148 7.3.5. Hasil dan Pembahasan Kualitas Air Laut Kawasan Industri

Cilegon ... 151 7.4. Kesimpulan ... 155 VIII. STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI CILEGON

MENUJU ECO INDUSTRIAL PARK... 157 8.1. Pendahuluan ... 158 8.2. Metode Analisis Strategi Pengembangan Kawasan Industri

Cilegon Menuju Eco Industrial Park... 159 8.3. Pembahasan Hasil Analisis Strategi Pengembangan

Kawasan Industri Cilegon Menuju Eco Industrial Park... 163 8.4. Analisis Prospektif ... 179 8.5. Kesimpulan... 185 IX. PEMBAHASAN UMUM... 186


(23)

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN... 199 10.1. Kebijakan Umum ... 199 10.2. Kebijakan Operasional Pengembangan Kawasan Industri

Cilegon Menuju Eco Industrial Park... 200 XI. KESIMPULAN DAN SARAN... 203

11.1. Kesimpulan ... 203 11.2. Saran-Saran ... 205 DAFTAR PUSTAKA... 207 LAMPIRAN... 211


(24)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Potensi keuntungan pengembangan EIP ... 21 2. Areal-areal potensial jaringan EIP ... 29 3. Skala penilaian perbandingan berpasangan (Saaty, 1999)... 46 4. Jenis dan sumber data ... 52 5. Luas wilayah berdasarkan ketinggian Kota Cilegon ... 59 6. Penggunaan lahan Kota Cilegon Tahun 2004... 61 7. Perubahan Persentase Penutupan Lahan Kota Cilegon (1983-1992) 79 8. Perubahan persentase penutupan lahan Kota Cilegon (1992-2003).... 81 9. Perubahan persentase penutupan lahan Kota Cilegon (2003-2006)... 84 10. Luas pemanfaatan kawasan untuk pengembangan industri di

Kawasan Industri Cilegon ... 88 11. Perkembangan investasi di Kota Cilegon Tahun 2002-2007 ... 95 12. Potensi Gap dan upaya penyelesaian gap dalam pengelolaan

kawasan industri di Kota Cilegon dalam rangka menuju eco

ndustrial park ... 98 13. Matriks resultante posisi masing-masing stakeholder pada setiap

kuadran ... 105 14. Tingkat kepentingan stakeholder dalam pengelolaan Kawasan Industri

Cilegon ... 107 15. Tingkat pengaruh stakeholder dalam pengelolaan Kawasan Industri

Cilegon ... 108 16. Pengaruh dan Kepentingan stakeholder dalam pengelolaan kawasan

industri dalam rangka menuju eco industrial park di Kota Cilegon.... 111 17. Metode analisis karakteristik fisik dan kimia air pada beberapa lokasi 117 18. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan

industri Kota Cilegon ... 119 19. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan

industri Kota Cilegon ... 121 20. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan

industri Kota Cilegon ... 125 21. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan

industri Kota Cilegon ... 126 22. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan


(25)

23. Data Kualitas Limbah Cair pada Beberapa Industri di Kawasan

Kota Cilegon ... 129 24. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan

Kota Cilegon ... 130 25. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan

industri Kota Cilegon ... 131 26. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan

industri Kota Cilegon ... 133 27. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan industri

Kota Cilegon ... 134 28 Data kualitas udara ambien (24) jam di sekitar Nirmala Optik

Kota Cilegon Tahun 2005 – 2007 ... 137 29. Data Kualitas Udara Ambien (24) Jam Di Sekitar Simpang Tiga

Polres Kota Cilegon Tahun 2005 – 2007... 137 30. Data kualitas udara ambien (24) jam di sekitar Ramayana Kota

Cilegon Tahun 2005 – 2007 ... 140 31. Data kualitas udara ambien (24) jam di sekitar sumur wuluh/

jalan tol Kota Cilegon Tahun 2004 – 2007 ... 140 32. Data kualitas udara ambien (24) jam di sekitar kantor bea cukai

Kota Cilegon Tahun 2004 – 2007 ... 142 33. Data kualitas udara ambien (24) jam di sekitar Semang Raya

Citangkil Kota Cilegon Tahun 2004 – 2007 ... 142 34. Data kualitas udara ambien (24) jam pada beberapa tempat

lainnya Kota Cilegon Tahun 2004 – 2007 ... 144 35. Data kualitas udara ambien (3 jam) Kota Cilegon Triwulan III

Tahun 2004 – 2007 ... 144 36. Data kualitas udara ambien (3 jam) Kota Cilegon triwulan III

Tahun 2004 – 2007 ... 145 37. Data analisis kebisingan (24 Jam) Kota Cilegon triwulan III

Tahun 2007 ... 146 38. Data analisis kebisingan (3 Jam) Kota Cilegon triwulan III Tahun

2007 ... 147 39. Data kualitas air bawah tanah Kota Cilegon triwulan III Tahun

2007 ... 149 40. Tabel 40 s/d Tabel 50 Data Kualitas Air Laut Kota Cilegon ... 207


(26)

xiv

51. Skala komparasi berdasarkan skala Saaty (1993) ... 161 52. Hasil analisis AHP strategi pengembangan kawasan industri menuju

eco industrial park ... 163 53. Keadaan Masing-Masing Faktor Kunci dalam Pengembangan Green

Industrial Park di Kawasan Industri Cilegon ... 181 54. Skenario Strategi Pengembangan Green Industrial Park di Kawasan

Industri Cilegon... 182 44. Keterangan masing-masing skenario strategi pengembangan green


(27)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Kerangka pemikiran penelitian ... 8 2. Skema perumusan masalah strategi pengembangan kawasan

industri menuju Eco Industrial Park ... 11 3. Model pengembangan eco industrial park (Seong Oh, Bae Kim,

Young Jeong,2003) ... 21 4 Simbiosis antar industri dalam pertukaran hasil samping... 27 5. Kolaborasi industri dalam network eco industrial park (NEIP)... 28 6 Peta Propinsi Banten ... 49 7 Area industri Anyer – Cilegon – Merak ... 50 8 Tahapan pelaksanaan penelitian... 51 9. Peta wilayah Kota Cilegon... 58 10. Kota Cilegon terbagi dalam 5 BWK ... 64 11. Kawasan lindung di Kota Cilegon ... 66 12. Kawasan budidaya pertanian di Kota Cilegon ... 68 13. Kawasan budidaya non-pertanian ... 69 14. Kawasan budidaya non-pertanian industri petrokimia... 69 15. Operator multi-layer pada GIS untuk mengembangkan model

geospasial Kawasan Industri Cilegon... 73 16. Kriteria kecukupan eco industrial park ... 75 17. Persentase penutupan lahan tahun 1983... 76 18. Peta penutupan lahan Kota Cilegon tahun 1983 ... 77 19. Persentase penutupan lahan Kota Cilegon tahun 1992 ... 77 20. Peta penutupan lahan Kota Cilegon tahun 1992 ... 78 21. Perubahan penutupan lahan Kota Cilegon (1983-1992) ... 79 22. Persentase penutupan lahan tahun 2003... 80 23. Peta penutupan lahan Kota Cilegon tahun 2003 ... 81 24. Perubahan penutupan lahan Kota Cilegon (1992-2003) ... 82 25. Persentase penutupan lahan tahun 2006... 82 26. Peta penutupan lahan Kota Cilegon tahun 2006 ... 83 27. Perubahan penutupan lahan Kota Cilegon (2003-2006) ... 83 28. Ilustrasi pemetaan stakeholder berdasarkan pengaruh dan


(28)

xvi

29. Matriks pemetaan tingkat kepentingan dan pengaruh stakeholder

dalam pengelolaan Kawasan Industri Cilegon ... 109 30. Hirarki strategi pengelolaan kawasan industri menuju eco industrial

park ... 162 31. Prioritas masing-masing tujuan yang ingin dicapai dalam pengelolaan

kawasan industri menuju eco industrial park ... 165 32. Prioritas tujuan ekologi yang mendukung pengembangan kawasan

industri menuju eco industrial park ... 169 33. Prioritas tujuan sosial yang mendukung pengembangan kawasan

industri menuju eco industrial park ... 169 34. Prioritas tujuan hukum dan kelembagaan yang mendukung

pengembangan kawasan industri menuju eco industrial park ... 171 35. Prioritas tujuan ekonomi yang mendukung pengembangan kawasan

industri menuju eco industrial park ... 173 36. Prioritas tujuan teknologi dalam mendukung pengelolaan kawasan

industri menuju eco industrial park... 174 37. Peran masing-masing aktor dalam pengelolaan kawasan industri

Cilegon menuju eco industrial park. ... 175 38. Prioritas strategi pengembangan Kawasan Industri Cilegon menuju

eco industrial park ... 177 39. Program-program prioritas dalam pengembangan kawasan industri

menuju green industrial park d Kota Cilegon... 180 40. Tahapan Pelaksanaan Skenario dalamPengembangan Green

Industrial Park di Kawasan Industri Cilegon ... 184


(29)

DAFTAR LAMPIRAN

halaman 1. Tabel 40 - 50. Data Hasil Analisis Kualitas Air laut Kawasan

Industri Cilegon... 211 2. Hasil Analisis Pendapat Pakar dalam Mendisain Strategi Pengelolaan

kawasan Industri Cilegon Menuju Eco Industrial Park.... 220 3. Kuisioner Anallisis Hierarkhi Proses (AHP)... ... ... 223 4. Kuisioner Analisis Prospektif... 263 5. Kuisioner Analisis Pengaruh dan Kepentingan Stakeholders ...270 -


(30)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kegiatan industri diperlukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi, namun dilain pihak aktifitas industri juga dapat menjadi penyebab terjadinya kerusakan lingkungan hidup dan berdampak negatif bagi masyarakat sekitarnya. Sejak issu lingkungan global muncul dan adanya konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development), dunia industri juga dituntut untuk berkontribusi dalam pencapaian hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan antara kegiatan industri dengan ekosistem pendukung di sekitarnya. Dengan demikian, lahirnya konsep kawasan ekologi industri (Eco Industrial Park), merupakan salah satu respon dunia industri terhadap perubahan lingkungan global.

Eco-Industrial Park (EIP) merupakan sekumpulan industri (penghasil produk/jasa) yang berlokasi pada suatu tempat dimana para pelaku-pelaku didalamnya secara bersama mencoba meningkatkan performansi lingkungan, ekonomi, dan sosialnya. Tujuan dari EIP ini tidak lain adalah memperbaiki performansi ekonomi bagi industri-industri di dalamnya melalui minimalisasi dampak lingkungan. Dalam hal ini pendekatan-pendekatan yang dilakukan akan diarahkan pada: disain hijau (green design) infrastruktur, perencanaan dan penerapan konsep produk bersih, pencegahan polusi, efesiensi energi dan hubungan antar perusahan-perusahaan (inter-company partnering) (Lowe ,1996)

Eco Industrial Park juga merupakan sebuah system industri yang dalam kegiatannya melakukan konservasi sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi, melakukan pengurangan biaya material dan energi dalam proses produksi, serta bertanggung jawab untuk memperbaiki effisiensi operasi, qualitas produk, kesehatan kerja dan citra dalam masyarakat, dan menyediakan peluang untuk membangkitkan pendapatan dari penggunaan dan penjualan materi limbah yang dihasilkan (Cote and Hall, 1995)

Penempatan industri dalam suatu kawasan industri bertujuan untuk menciptakan lingkungan industri yang baik dan membantu industri yang bersangkutan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas proses produksi. Suatu pabrik yang berada dalam kawasan industri harus mempertimbangkan antara lain mencakup persiapan pembangunan seperti perijinan dan rekayasa keteknikan, pendirian bangunannya (konstruksi), proses produksi , pembuangan limbah pabrik, sampai dengan pengiriman hasil produksi kepada para


(31)

2 distributornya. Hal ini dimungkinkan karena dalam suatu kawasan industri telah tersedia prasarana infrastruktur lengkap bila dibandingkan dengan industri yang berada di luar kawasan industri. Pembangunan dan pengembangan kawasan industri di Indonesia secara umum diatur oleh kebijakan pemerintah melalui Keputusan Presiden yang ditindaklanjuti oleh Menteri Perindustrian serta Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional. Secara konsepsional, pembangunan kawasan industri di Indonesia merupakan proses pembangunan terpadu yang mempertimbangkan banyak aspek terkait. Pembangunan terpenting adalah aspek lokasional (pemilihan lokasi yang tepat dan memenuhi kriteria yang ditentukan). Aspek ini akan menentukan keberhasilan pembangunan secara ideal, yaitu mendorong peningkatan pendapatan masyarakat di satu sisi dan tetap menjaga kelestarian lingkungan di sisi yang lain. Kriteria pertimbangan pemilihan lokasi dalam pembangunan kawasan industri antara lain : jarak terhadap pemukiman 12 km, jaringan jalan, listrik dan telekomunikasi, prasarana angkutan seperti tersedia pelabuhan laut, topografi maksimal 0-150, jarak terhadap sungai maksimal 5 km dan terlayani, peruntukan lahan (non-pertanian, non pemukiman dan non-konservasi), ketersediaan lahan minimal 25 ha, orientasi lokasi terhadap pasar, bahan baku dan tenaga kerja. (Kimberly, 2007).

Kota Cilegon adalah salah satu wilayah di propinsi Banten yang di dalamnya berkembang kawasan industri berat meliputi industri baja nasional PT. Krakatau Steel dan pusat kegiatan industri petrokimia, serta industri lainnya. Sesuai dengan pengembangan pola wilayah maka Kota Cilegon menjadi pusat kegiatan industri berat dan perdagangan di propinsi Banten yang merupakan sektor penyumbang PDRB propinsi Banten terbesar mencapai 54.62 %. Dari struktur investasi berupa pembentukan modal tetap bruto (PMTB) , pada tahun 2005 PMTB Banten mencapai Rp 18.1 Trilyun, dengan rincian investasi pada komoditi industri kimia/petrokima, tekstil dan indutri logam, mesin-mesin dan peralatan berat mencapai Rp 10.56 Trilyun atau 58.36 % terhadap total investasi Banten (RENSTRA Propinsi Banten 2002-2006, 2007). Data ini menunjukkan bahwa pembangunan sektor industri memiliki peran strategis dan sangat penting bagi keberlangsungan proses pembangunan di propinsi Banten yang berimplikasi juga pada pembangunan sektor industri nasional. Hal ini juga mempertegas bahwa kawasan industri Cilegon di propinsi Banten yang di dalamnya terhimpun industri berat skala nasional bahkan internasional seperti industri baja nasional


(32)

3 PT. Krakatau Steel dan industri kimia/petrokimia terbesar di asia seperti PT. Chandra Asri PetroChemical dan industri berat lainnya, harus terus dijaga dan dikembangkan keberlangsungannya, mengingat peran strategis dan penting sektor industri untuk mewujudkan tujuan pembangunan, disamping juga harus menjadi perhatian bahwa sektor industri saat ini memiliki tantangan berupa benturan aktifitas industri dengan dampak yang berkaitan dengan isu-isu lingkungan dan kaitannya dengan proses pembangunan berkelanjutan. .

Saat ini telah berkembang issu dan opini telah terjadinya degradasi lingkungan di sekitar kawasan industri Cilegon, terjadinya klaim dan konflik antara pihak industri dan masyarakat sekitar industri berkaitan dengan kesenjangan kesejahteraan serta potensi pencemaran lingkungan baik cair, gas/udara, padatan akibat aktifitas industri, serta permasalahan teknis berkaitan dengan keterbatasan sumber air baku proses, sumber energi pembangkitan dan pengendalian pengelolaan limbah industri yang berdampak terhadap proses keberlanjutan industri.

Dengan latar belakang sebagaimana diuraikan di atas maka perlu dirumuskan suatu strategi dan pola kebijakan pengelolaan suatu kawasan industri untuk mewujudkan kawasan industri berwawasan lingkungan dan berkelanjutan ( Eco- Industrial Park).

Dalam penelitian ini kajian dilakukan pada kawasan industri Cilegon di Propinsi Banten, yang hasilnya nanti dapat dijadikan rujukan dan model pengelolaan kawasan industri di daerah lainnya di Indonesia.

Lingkup penilitian akan difokuskan pada wilayah Kota Cilegon, berkaitan dengan strategi pengelolaan kawasan industri Cilegon, dalam kerangka mewujudkan visi dan misi Kota Cilegon yaitu visi Kota Cilegon sebagai kota mandiri dan berwawasan lingkungan, dengan salah satu misinya yaitu mewujudkan keseimbangan dan keserasian tata ruang wilayah serta kelestarian lingkungan hidup, melalui salah satu prioritas pembangunan, pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan memperhatikan pengelolaan lingkungan yang bernilai ekonomis.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian adalah merumuskan strategi dan menyusun skenario yang tepat untuk pengelolaan suatu kawasan industri menuju Eco Industrial Park, dimana pelaku-pelaku industri dalam suatu kawasan industri


(33)

4 dapat secara bersama-sama meningkatkan performansi lingkungan, ekonomi dan sosial, melalui minimalisasi dampak lingkungan dan juga memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk-produk yang memiliki keunggulan bersaing di pasaran, berdasarkan hasil kajian gap analisis kondisi eksisting dengan konsep ideal dan benchmarking Eco Industrial Park. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, ditetapkan beberapa tujuan khusus sebagai berikut : 1. Menganalisis kondisi eksisting dan gap di kawasan industri Cilegon menuju

Eco Industrial Park.

2. Menganalisis kepentingan dan pengaruh stakeholders dalam pengelolaan kawasan industri Cilegon yang berkelanjutan.

3. Menganalisis potensi dan kualitas limbah industri serta daya dukung lingkungan untuk mengetahui kualitas lingkungan kawasan dan rencana pengolahan limbah industri.

4. Mengembangkan model strategi/skenario pengembangan kawasan industri eksisting menuju Eco Industrial Park.

1.3. Kerangka Pemikiran

Standardisasi nasional produk industri , pengembangan infrastruktur yang efisien dan sesuai dengan kebutuhan industri, serta peningkatan kompetensi tenaga kerja belum sepenuhnya berjalan optimal karena keterbatasan sumberdaya. Terpuruknya daya saing nasional, disebabkan karena membengkaknya biaya overhead produksi. Jika biaya produksi manufaktur diberi indeks 100, maka pada industri pengolahan, logam dasar dan mesin-mesin masih tinggi yaitu sebesar 85.8 (bandingkan dengan perusahaan di Jepang dan Cina 62, Filipina 77 dan Malaysia 79). Padahal merujuk ke arah kebijakan industri nasional saat ini telah memasuki periode pemulihan dan pengembangan (Renstra Departemen Perindustrian 2005-2009), dengan sasaran kualitatif yaitu: 1. Tumbuhnya industri yang mampu menciptakan kesempatan kerja

2. Terselesaikannya program revitalisasi , konsolidasi dan rekstrukturisasi industri

3. Optimalisasi pasar dalam negeri dalam rangka pembangunan industri komponen lokal dan industri pengolah sumberdaya dalam negeri lainnya 4. Meningkatnya daya saing industri berorientasi ekspor

5. Tumbuhnya industri potensial yang menjadi motor pertumbuhan industri masa depan.


(34)

5 6. Meningkatnya pertumbuhan industri kecil menengah

Strategi pokok untuk mencapai sasaran diatas adalah upaya peningkatan daya saing melalui: peningkatan nilai tambah, produktifitas, efisiensi dan pendalaman struktur industri; pengembangan industri kecil dan menengah; dan pembangunan industri berkelanjutan.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka perlu dilakukan evaluasi dan reorientasi serta optimalisasi pemanfaatan kawasan industri untuk mendukung dan sejalan dengan arah kebijakan perkembangan industri nasional serta secara konsisten turut mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Perkembangan kawasan industri di Indonesia, yang sudah dimulai sejak awal tahun 1970 mengemban dua misi. Pertama, merangsang tumbuhnya iklim industri. Kedua, menjadi sarana bagi pengaturan ruang, terutama untuk menghindari timbulnya kasus pencemaran lingkungan yang akan berakibat terhadap tuntutan biaya sosial yang tinggi .

Dalam rangka melihat bagaimana pengembangan kawasan industri berwawasan lingkungan dan berkelanjutan ke depan yang relative kompleks, maka dilakukan penelitian berdasarkan pendekatan system dengan konsep pembangunan berkelanjutan, dimana lokasi yang dijadikan sebagai studi kasus yaitu di Kawasan Industri Cilegon.

Pengembangan di Kawasan Industri Cilegon perlu dikelola agar mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan kawasan industri dikatakan berwawasan lingkungan apabila secara ekonomis dinyatakan efisisen dan layak, secara ekologis dinyatakan lestari, dan secara sosial dinyatakan berkeadilan (WCED, 1987). Dalam konteks tujuan pembangunan berkelanjutan ini, terdapat keragaman kebutuhan baik dilihat dari sisi manajemen di Kawasan Industri Cilegon, pemerintah daerah, investor (pengusaha) dan masyarakat, yang tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik kepentingan dan keterbatasan sumberdaya (limitation of resources). Salah satu alternatif adalah mengembangkan kawasan industri yang ada menjadi kawasan Eco Industrial Park (EIP), dimana suatu komunitas bisnis/industri dapat bekerja sama satu sama lain dan melibatkan masyarakat di sekitarnya untuk lebih mengefisiensikan pemanfaatan sumber daya (informasi, material, air, energi, infrastruktur, dan habitat alam) secara bersama-sama, meningkatkan kualitas ekonomi dan lingkungan, serta meningkatkan sumber daya manusia bagi kepentingan bisnis


(35)

6 dan juga masyarakat sekitarnya, sebagai upaya mempertahankan keberlanjutan industri dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.(Lowe, 2001).

Menurut WCED (1987), pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana menyelenggarakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan umat manusia saat ini, tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya. Didalamnya terkandung 2 gagasan penting: 1) gagasan kebutuhan yaitu kebutuhan esensial untuk memberlanjutkan kehidupan manusia, dan 2) gagasan keterbatasan yang bersumber pada kondisi teknologi dan organisasi sosial terhadap kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan kini dan hari depan. Dalam konsep pembangunan berkelanjutan terdapat perpaduan 2 kata yang kontradiktif yaitu pembangunan (development) yang menurut perubahan dan pemanfaatan sumber daya alam, dan berkelanjutan (sustainable) yang berarti tidak boleh mengubah (lestari) di dalam proses pembangunan yang berkelanjutan. Persekutuan antara kedua kepentingan ini

(sustainable dan development) pada dasarnya mengembalikan ke alam

lingkungannya sebagai dasar.

Menurut Munasinghe (1993), pembangunan berkelanjutan digambarkan dalam segitiga sama sisi, dilambangkan dengan 3 dimensi, yaitu : ekonomi, ekologi, dan sosial. Pembangunan dikatakan berkelanjutan jika memenuhi ke tiga dimensi tersebut, yaitu: secara ekonomi layak dan efisien, secara ekologi lestari (ramah lingkungan) dan secara sosial berkeadilan. Makna dari pembangunan berkelanjutan dari dimensi ekologi memberikan penekanan pada pentingnya menjamin dan meneruskan kepada generasi mendatang sejumlah kuantitas modal alam (natural capital) yang dapat menyediakan suatu hasil berkelanjutan secara ekonomis dan jasa lingkungan termasuk keindahan alam.

Untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, diperlukan analisis kondisi pengembangan di Kawasan Industri Cilegon saat ini, yang dapat direprenstasikan dengan: 1) analisis situasional (aspek ekonomi), 2) analisis perilaku penduduk (aspek social), dan 3) analisis potensi dan kualitas penanganan limbah industri serta daya dukung lingkungan dan tata ruang wilayah (aspek ekologi). Tujuan analisis perilaku penduduk adalah untuk mengetahui signifikansi hubungan antara tempat bekerja (di dalam dan di luar di Kawasan Industri Cilegon) dengan tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan tingkat kesejahteraan secara umum masyarakat sekitar. Tujuan analisis potensi dan kualitas limbah industri serta daya dukung lingkungan adalah untuk


(36)

7 mengetahui kualitas lingkungan kawasan serta analisis sustainability proses industri dan rencana pengolahan limbah industri, serta melalui analisis citra landsat kawasan industri Cilegon.

Untuk pengembangan kawasan industri berwawasan lingkungan dan berkelanjutan melibatkan banyak stakeholders dengan kepentingan berbeda sehingga diperlukan analisis kebutuhan stakeholders dengan pendekatan sistem. Penelitian dengan pendekatan sistem pada prinsipnya dimulai dengan dilakukannya analisis terhadap adanya sejumlah kebutuhan sehingga dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif. Analisis kebutuhan stakeholders dilakukan dengan menggunakan Analisis Prospektif menggambarkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa depan.

Selanjutnya, adalah merumuskan strategi dan skenario pengelolaan kawasan industri berwawasan lingkungan yang optimal, yaitu dengan cara mensintesa berbagai data dan pertimbangan dari suatu persoalan yang kompleks yang tidak teratur, stratejik dan dinamis, menjadi bagian-bagian yang ditata secara hirarki, guna ditetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut ( Marimin, 2005). Hasil prediksi kinerja sistem merupakan umpan balik informasi dalam rangka penyesuaian dan perbaikan scenario, sehingga system berdayaguna (efektif) sebagai bahan rekomendasi bagi stakeholders dalam pengembangan kawasan industri berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Secara skematis kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.


(37)

8

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

I.4. Perumusan Masalah

Kota Cilegon merupakan salah satu kota di Propinsi Banten yang dijadikan sebagai kawasan industri di Indonesia dimana di dalamnya terdapat berbagai jenis industri berat yang saling berinteraksi antara satu industri dengan jenis industri lainnya. Dalam rangka mewujudkan pembangunan industri yang berkelanjutan, maka dalam pengembangan kawasan ini menjadi kawasan pengembangan industri berat, maka salah satu aspek yang penting diperhatikan adalah bagaimana pengelolaan industri yang berada dalam kawasan tersebut dapat bersahabat dengan lingkungan. Dengan kata lain dalam pengelolaannya tidak menyebabkan terjadinya penurunan daya dukung lingkungan untuk mendukung kehidupan yang ada di sekitarnya.

Berdasarkan hal tersebut sehingga muncul konsep untuk membentuk kawasan industri yang berbasis ekologi (Eco Industrial Park ), dimana konsep ini

Analisis : Land use Cover Change,

Sosekbud, Survey

Eksisting Kawasan Industri Cilegon

Analisis Kriteria Eco Industrial Park Analisis keberlanjutan kawasan industri Faktor Operasionalisasi Kelembagaan kawasan Industri Faktor dampak Faktor Proses Produksi Dimensi Ekologi Dimensi Sosial- Ekonomi Gap Analisis Konsep Pembangunan berlanjutan Bench- marking Eco Industrial

Park di dunia Konsep ideal teoritik Eco Industrial Park

Desain Eco Industrial Park Strategi penyelesaian gap Reconseptualisa si desain Eco Industrial Park

Strategi Pengembangan

Eco Industrial Park kawasan industri cilegon


(38)

9 dimaksudkan agar industri yang sedang beroperasi dapat bersahabat dengan lingkungan. Namun demikian, pengelolaan kawasan industri dalam rangka menuju Eco Industrial Park tidaklah sederhana, tetapi menimbulkan berbagai permasalahan yang begitu rumit dan relative kompleks sehingga memerlukan suatu pendekatan yang bersifat komprehensif agar konsep pembangungan berkelanjutan pada kawasan industri dapat diwujudkan.

Sistem pengembangan kawasan Eco Industrial Park kawasan industri Cilegon akan efektif apabila kebutuhan diantara stakeholders dapat terpenuhi dan dapat menyelesaikan masalah yang timbul dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Formulasi permasalahan disusun dengan cara mengevaluasi keterbatasan sumberdaya yang dimiliki dan atau adanya konflik kepentingan diantara stakeholders untuk mencapai tujuan system. Pengembangan kawasan industri Cilegon memiliki potensi terjadinya konflik kepentingan, jika tidak dikelola dan dimanfaatkan dengan bijaksana. Beberapa permasalahan dalam pengembangan kawasan industri Cilegon menuju Eco Industrial Park dapat diformulasikan sebagai berikut :

1. Adanya kesenjangan informasi dan persepsi diantara stakeholders berkaitan dengan pemahaman tentang Eco Industrial Park dan dampak lingkungan akibat aktifitas industri

2. Keterbatasan sumberdaya manusia dalam pengetahuan peralatan dan teknologi pengolahan limbah industri pengelola kawasan industri cilegon berdampak pada rendahnya inovasi dan kreatifitas pengolahan limbah industri.

3. Keterbatasan kemampuan investor menerapkan teknologi berwawasan lingkungan untuk menjalankan produksi, sehingga tingkat pencemaran tinggi. 4. Perencanaan bersifat sektoral dan parsial, belum mengakomodasikan

kebutuhan stake holders, berakibat rendahnya kerjasama lintas sektoral. 5. Tekanan penduduk, tuntutan perkembangan ekonomi daerah yang semakin

dinamis, serta tingginya permintaan konsumsi barang, mengakibatkan permintaan terhadap lapangan kerja dan jumlah angkatan kerja.

6. Hukum dan kelembagaan yang tidak operasional dan tidak konsisten dalam pelaksanaan (debirokratisasi).

7. Keterbatasan akses informasi dan pemasaran dari pengelola kawasan industri cilegon, berdampak pada rendahnya pangsa pasar dan pendapatan.


(39)

10 8. Keterbatasan infrastruktur usaha seperti : energi listrik, perizinan, komunikasi,

gas, perpajakan, retribusi berdampak kurang kondusif nya iklim usaha.

9. Globalisasi ekonomi menuntut dihasilkannya produk yang berkualitas untuk bisa bersaing di pasar global.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, perlu dilakukan pengkajian mengenai kondisi pengembangan kawasan industri saat ini, kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan stakeholders dalam pengembangan kawasan industri guna meminimalisasi konflik antar pihak terkait, model riset strategi pengembangan kawasan industri berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, sehingga dihasilkan skenario dan strategi pengelolaan kawasan industri menuju Eco Industrial Park dalam kerangka pembangunan berkelanjutan, dalam bentuk redisain kawasan industri eksisting menuju Eco Industrial Park

berdasarkan hasil analisis gap antara kondisi eksisting dengan konsep ideal teoritik dan benchmarking Eco Industrial Park. Dalam pengkajian tersebut, beberapa permasalahan yang perlu dipecahkan antara lain :

1. Bagaimana kondisi eksisting serta adakah gap dalam pengelolaan industri di kawasan industri Cilegon ?

2. Sejauhmana tingkat kepentingan dan pengaruh stakesholders dalam pengelolaan kawasan industri Cielgon yang berkelanjutan ?

3. Bagaimana potensi dan kualitas limbah industri serta daya dukung lingkungan di kawasan industri Cilegon ?

4. Bagaimana strategi/skenario pengembangan kawasan industri Cilegon dalam rangka menuju Eco Industrial Park ?

Perumusan masalah pengembangan kawasan Cilegon secara skematis disajikan seperti pada Gambar 2.


(40)

11

Gambar 2. Skema perumusan masalah strategi pengembangan kawasan industri menuju Eco Industrial Park.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan manajemen Kawasan Industri Cilegon untuk mengelola kawasan industri menuju Eco Industrial Park.

2. Sebagai bahan masukan pemerintah dan departemen terkait dalam merumuskan kebijakan pengembangan dan pengelolaan kawasan industri berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

3. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat untuk pengembangan dan pengelolaan kawasan industri menuju Eco Industrial Park melalui pendekatan kajian gap analisis kondisi eksisting dengan kondisi ideal teoritik dan

benchmarking Eco Industrial Park dalam rangka menerapkan konsep

pembangunan berkelanjutan. 4. Sumbangsih ilmu pengetahuan

Kawasan Industri Cilegon Eco Industrial Park Pengembangan Industri yang Berkelanjutan

4. Menurunnya kualitas lingkungan disekitar Kawasan Industri Cilegon 5. Belum ada strategi

pengembangan kawasan untuk menuju Eco Industrial Park di kawasan industri Cilegon

Permasalahan 1. Tingginya perubahan tata guna

lahan dan kawasan terbangun disekitar kawasan industri 2. Terdapat gap antara kondisi

eksisting dengan kriteria kecukupan EIP

3. Terjadinya konflik kepentingan antar stakeholder dalam

pengembangan kawasan Pengkajian

Kondisi eksisting dan potensi gap

dengan EIP

Kepentingan dan pengaruh stakeholders

Potensi dan kualitas limbah industri model strategi/skenario pengembangan kawasan industri Kebijakan pengembangan kawasan industri

menuju Eco Industrial Park.


(41)

12

I.6 Kebaruan (Novelty)

Kebaruan dalam penelitian ini adalah dihasilkannya model konseptual pengembangan kawasan industri menuju Eco Industrial Park dengan mengintegrasikan metode GIS, Gap analysis,Stakeholders analysis,Analytical Hyrarchi Process (AHP) dan Prospektif Analysis .


(42)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kawasan Industri

Istilah yang dipergunakan Undang-undang No 5 Tahun 1984 dalam pengaturan untuk suatu pusat pertumbuhan industri adalah “wilayah industri”. Istilah kawasan industri baru disebut dalam Keppres No. 53 Tahun 1989 (kini diganti dengan Keppres 41 Tahun 1996) tentang Kawasan Industri, dan dalam Peraturan Pemerintah No 34 Tahun 1980 tentang Pendirian Perusahaan (persero) dalam Bidang Pengelolaan Kawasan Industri tertentu yang diberikan sebagai kawasan berikat, serta dalam Keppres No 32 dan No 33 tahun 1990 tentang Pengelolaaan dan Penggunaan Tanah Bagi Kawasan Industri. Pengertian kawasan industri saat ini di Indonesia dapat mengacu kepada Keppres No. 41 Tahun 1996. Kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah memiliki ijin usaha kawasan industri. Ciri-ciri kawasan industri yaitu: 1) lahan sudah dilengkapi sarana dan prasarana, 2) adanya suatu badan pengelola yang memiliki ijin usaha kawasan industri, 3) biasanya diisi oleh industri manufaktur (pengolahan berbagai jenis). Menurut Keppres No. 41 Tahun 1996, pengembangan kawasan industri yaitu: kewenangan untuk menyiapkan dan mengembangkan kawasan industri, kewenangan di bidang perijinan, penyediaan lahan dan penerbitan hak pemilikan tanah, menetapkan lokasi kawasan industri, bentuk perusahaan kawasan industri, hak dan kewajiban perusahaan kawasan industri termasuk pengelolaan lingkungan.

Kawasan peruntukan industri adalah bentangan lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota/Kabupaten yang bersangkutan. Zona industri adalah satuan geografis sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya kegiatan industri, baik berupa industri dasar maupun industri hilir berorientasi kepada konsumen akhir dengan populasi tinggi sebagai penggerak utama yang secara keseluruhan membentuk berbagai kawasan yang terpadu dan beraglomerasi dalam kegiatan ekonomi dan memiliki daya ikat spacial. Perusahaan kawasan industri adalah perusahaan yang merupakan badan hukum yang didirikan menurut hukum dan berkedudukan di Indonesia yang mengelola kawasan industri. Perusahaan kawasan industri wajib melakukan kegiatan:


(43)

14 penyediaan atau penguasaan tanah, penyusunan rencana tapak tanah, rencana teknis kawasan, penyusunan Analisis tapak tanah, pemasaran kapling industri dan pembangunan serta pengadaan prasarana dan sarana penunjang termasuk pemasangan instalasi atau peralatan yang diperlukan. Perusahaan kawasan industri sebelum melakukan kegiatan penyediaan tanah, harus memperoleh persetujuan prinsip, dengan ketentuan sebagai berikut : bagi perusahaan kawasan industri yang penanaman modalnya tidak berstatus PMA/PMDN, diberikan oleh Menteri, dan bagi perusahaan kawasan industri yang penanaman Modalnya berstatus PMA/PMDN diberikan oleh Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal atas nama Menteri. Perusahaan kawasan industri yang sudah memperoleh persetujuan prinsip wajib memperoleh ijin lokasi kawasan industri dengan mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pertanahan setempat. Pemberian ijin lokasi kepada perusahaan kawasan industri dilakukan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan Pemerintah Daerah setempat. Pemberian ijin lokasi diberikan dalam rangka mengalokasikan lahan untuk kegiatan pembangunan kawasan industri yang berasal dari tanah pertanian maupun non pertanian. Ijin lokasi berfungsi untuk memperoleh tanah yang sekaligus sebagai ijin pengeluaran terhadap tanah-tanah obyek landreform.

Berdasarkan Keppres No. 33 Tahun 1990 tentang Penggunaan Tanah Bagi Pembangunan Kawasan Industri, ditegaskan bahwa pencadangan tanah dan/atau pemberian ijin lokasi dan ijin pembebasan tanah bagi setiap perusahaan kawasan industri, dilakukan dengan ketentuan : 1) tidak mengurangi areal pertanian, 2) tidak dilakukan di atas tanah yang mempunyai fungsi utama untuk melindungi sumber alam dan warisan budaya, 3) sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang ditetapkan pemerintah daerah setempat. Dalam Keppres tersebut secara jelas dikemukakan bahwa pencadangan areal industri tidak dilakukan terhadap lahan pertanian. Hal ini berarti secara yuridis ada larangan untuk konversi lahan sawah beririgasi teknis menjadi tanah non-pertanian khususnya untuk kawasan industri.( Kimberly, 2006)

2.2. Industrialisasi dan Kualitas Hidup

Peran sektor industri dalam pembangunan ekonomi adalah memperluas kesempatan kerja, menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan masyarakat, menghasilkan devisa melalui ekspor dan menghemat devisa melelalui substitusi produk impor (Departemen Perindustrian, 2005). Pertumbuhan industri yang


(44)

15 pesat selain akan merangsang pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan baku, juga merangsang pengembangan sektor jasa seperti : lembaga keuangan, pemasaran, perdagangan, periklanan dan transportasi. Ke semua sektor jasa tersebut akan mendukung laju pertumbuhan industri yang dapat menyebabkan meluasnya kesempatan kerja yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan dan daya beli masyarakat. Kenaikan pendapatan dan daya beli, menunjukkan perekonomian itu tumbuh dan sehat.

Perkembangan industrialisasi yang diikuti dengan pembangunan fisik yang semakin meningkat, tanpa didukung oleh usaha kelestarian lingkungan akan mempercepat proses kerusakan alam (Sunu, 2001). Hal itu dapat ditandai dengan berkurangnya beberapa biota darat maupun laut serta spesies di daerah-daerah.

Menurut Djajadiningrat (2001), industrialisasi dapat mempengaruhi transformasi struktur sosial, seperti urbanisasi, karena industri yang dikembangkan bersifat padat karya. Sebagai contoh industri yang padat karya adalah industri hasil laut dan karet yang cenderung memperkerjakan tenaga kerja relatif banyak, disamping memiliki potensi meningkatkan nilai tambah melalui kegiatan ekspor.

Perkembangan industri yang pesat dewasa ini tidak lain karena penerapan kemajuan teknologi oleh manusia guna mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Kualitas hidup semakin baik membutuhkan barang dan jasa yang semakin banyak akibat dorongan peningkatan kesejahteraan material.

Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia dan kemampuannya untuk memanfaatkan sumberdaya alam dan sumberdaya lain secara optimal. Hal ini berarti industrialisasi sebagai suatu usaha meningkatkan produktivitas tenaga kerja manusia disertai usaha untuk memperluas ruang lingkup kegiatan manusia. Pembangunan industri dapat mempengaruhi dan mengubah cara pandang masyarakat agraris yang beranggapan bahwa sektor industri adalah segalanya. Kondisi tersebut akan kurang tepat bila sektor pertanian masih mempunyai daya dukung lingkungan yang baik dan berpotensi untuk dikembangkan. Cara pandang masyarakat yang kurang tepat tersebut akan mendorong proses urbanisasi yaitu masyarakat agraris meninggalkan lahan pertaniannya pindah ke kota industri dengan bekal keterampilan yang kurang memadai.


(45)

16 Dampak negatif yang dapat diakibatkan oleh kegiatan industri dan teknologi adalah terjadinya pencemaran udara, air dan tanah. Ketiga jenis pencemaran ini akan mengurangi daya dukung lingkungan. Untuk itu dibutuhkan komitmen semua pihak untuk menjaga kelestarian lingkungan agar generasi yang akan datang tidak mewarisi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh tindakan manusia saat ini dan dapat menaikan tingkat sosial ekonomi masyarakat (Soemarwoto, 2001).

Menurut Allenby (1999), terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembangunan industri, antara lain :

1. Lokasi industri diarahkan pada tempat yang sesuai dengan perkembangan wilayah dilihat dari segi pemahaman penduduk, tersedianya sumberdaya dan sarana lainnya. Disamping itu perlu diingat beberapa jenis industri baik besar maupun kecil menghendaki syarat-syarat letak tertentu.

2. Pemanfaatan sumberdaya alam yang sesuai dengan jenis industri agar terjadi pertumbuhan industri yang memberikan manfaat ekonomi dan sosial. 3. Kegiatan produksi yang semakin meningkat di samping menghasilkan alat

pemenuhan kebutuhan berupa barang dan jasa juga menghasilkan pencemaran dan ikutannya. Pencemaran industri akan menurunkan kualitas tanah, udara dan air, memberikan dampak negatif pada kesehatan manusia.

Soemarwoto (2001) mengatakan dalam kualitas lingkungan yang baik terdapat potensi untuk berkembangnya kualitas hidup yang tinggi. Namun kualitas hidup sifatnya subyektif dan relatif. Oleh sebab itu, kualitas lingkungan sifatnya juga subyektif dan relatif. Lebih jauh Soemarwoto (2001) mengemukakan bahwa kualitas hidup dapat diukur dengan 3 kriteria, yaitu :

1. Derajat dipenuhinya kebutuhan untuk hidup sebagai makhluk hayati. Kebutuhan ini bersifat mutlak, didorong oleh keinginan manusia untuk menjaga kelangsungan hidup hayatinya. Kelangsungan hidup hayati tidak hanya menyangkut dirinya, melainkan juga masyarakat dan terutama keturunannya. Kebutuhan ini terdiri atas udara, air, pangan, kesempatan untuk mendapatkan keturunan serta perlindungan terhadap serangan penyakit dan sesama manusia. Kebutuhan hidup ini dalam keadaan terpaksa mengalahkan kebutuhan hidup yang lain.

2. Derajat dipenuhinya kebutuhan untuk hidup manusiawi. Kebutuhan hidup ini bersifat relatif, walaupun ada kaitan dengan kebutuhan hidup jenis pertama di atas. Didalam kondisi iklim Indonesia, rumah dan pakaian, bukanlah


(46)

17 kebutuhan yang mutlak untuk kelangsungan hidup hayati, melainkan kebutuhan untuk hidup manusiawi. Kebutuhan hidup manusiawi yang lain adalah pendidikan, agama, seni dan kebudayaan.

3. Derajat kebebasan untuk memilih. Dalam masyarakat yang tertib, derajat kebebasan dibatasi oleh hukum, baik yang tertulis ataupun tidak.

Jika dikaitkan antara kualitas lingkungan dengan kualitas hidup yang diukur berdasarkan 3 kriteria di atas, maka kualitas lingkungan dapat diukur. Kualitas lingkungan dapat diartikan sebagai kondisi lingkungan dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Semakin tinggi derajat kemampuan lingkungan hidup untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, semakin tinggi pula kualitas hidup dan sebaliknya. Semakin memburuknya kualitas lingkungan maka semakin tinggi dan berat biaya pencapaian tujuan pembangunan yang diinginkan.(Kimberly, 2006)

2.3. Definisi Eco industrial park (EIP)

Dua definisi penting untuk sebuah EIP menurut Lowe (2001), pertama bahwa sebuah EIP merupakan suatu komunitas bisnis yang bekerja sama satu sama lain dan serta melibatkan masyarakat di sekitarnya untuk lebih mengefesiensikan pemanfaatan sumber daya (informasi, material, air, energi, infrastruktur, dan habitat alam) secara bersama-sama, meningkatkan kualitas ekonomi dan lingkungan, serta meningkatkan sumber daya manusia bagi kepentingan bisnis dan juga masyarakat sekitarnya. Definisi kedua adalah bahwa EIP merupakan suatu sistem industri yang merencanakan adanya pertukaran material dan energi guna meminimalisasi penggunaan energi dan bahan baku, meminimalisasi sampah/limbah, dan membangun suatu ekonomi berkelanjutan, ekologi dan hubungan sosial.

EIP merupakan evolusi dari konsep kawasan-kawasan industri yang sudah ada. Konsep kawasan industri yang selama ini hanyalah merupakan kumpulan-kumpulan industri yang hampir sama sekali tidak memiliki keterkaitan terutama dalam hal pengelolaan lingkungan, atau dengan kata lain, konsep kawasan industri tradisional memiliki pertentangan mengindahkan konsep co-lokasi (

co-locasion) dalam pengembangannya. Konsep co-lokasi mengembangkan

cara-cara baru untuk meraih suatu kesinergisan dan efesiensi yang lebih besar lagi, dengan memperkuat prospek-prospek peningkatan nilai tambah dalam proses-proses industri yang diambil dari keuntungan yang diperoleh karena


(47)

18 pengelompokan industri kawasan. Dengan mendorong penerapan co-lokasi dari suatu industri yang memiliki hubungan atau saling kebergantungan baik dalam proses-proses produksi yang dilakukan, hasil buangan/sampah atau energi sisa dari industri ini dapat digunakan oleh industri-industri lain yang berada pada lokasi yang sama atau berdekatan (Djayadiningrat, 2004).

Anja-Katrin Fleig (2000) dalam Djayadiningrat, Famiola (2004), menyebutkan bahwa perbedaan yang nyata antara EIP dengan kawasan-kawasan industri adalah:

• Tingginya kerjasama/pertukaran antara perusahaan-perusahaan, pengelola kawasan dan para pembuat kebijakan lokal di wilayah tempat EIP tersebut berkembang.

• Para aktor/pelaku usaha dalam EIP selalu bekerja keras untuk mewujudkan suatu visi aktifitas industri yang dilakukan untuk mencapai suatu keberlanjutan yang berkaitan dengan aspek ekonomi, sosial dan ekologis.

2.3.1. Eco industrial park dan Pembangunan Berkelanjutan

Mendisain sebuah Eco industrial park (EIP) tidak terlepas dari usaha-usaha bagaimana mengintegrasikan EIP ini dengan masyarakat di sekitarnya, karena bagaimana pun masyarakat akan langsung merasakan dampak dari suatu kawasan industri. Selain itu, pengembangan sebuah kawasan juga akan memberikan suatu pertimbangan bagi pembangunan wilayah yang tidak lain bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. Untuk itu, penerapan sebuah Eco industrial park juga tidak lepas dari suatu usaha bagaimana untuk menciptakan suatu masyarakat yang berkelanjutan (sustainable community). Istilah masyarakat yang berkelanjutan (sustainable

community) berbeda-beda dan unik pada setiap daerah sesuai dengan

kebutuhan dan kultur masyarakat di daerah tersebut. Definisi sustainable

community focus pada pendekatan sistem yang terintegrasi untuk jangka

panjang, diantaranya isu-isu yang berhubungan dengan isu ekonomi, lingkungan, dan social. Konsep ini memandang bahwa isu-isu yang berhubungan dengan ekonomi, lingkungan, dan sosial tersebut merupakan suatu yang terintegrasi dan memiliki hubungan saling kebergantungan. Yang berhubungan dengan isu-isu masalah ekonomi dalam sustainable community ini adalah bagaimana untuk menciptakan pekerjaan-pekerjaan yang baik bagi komunitas, gaji yang baik,


(48)

19 bisnis yang stabil, implementasi dan pengembangan teknologi yang sesuai, pengembangan bisnis dan lain-lain. Jika suatu masyarakat tidak mempunyai ekonomi kuat, maka keberlanjutan hanya menjadi suatu yang ada di angan-angan saja. Menurut Khanna (1999), pembangunan berkelanjutan akan berimplikasi terjadinya keseimbangan dinamis antara fungsi maintenance (sustainability) dan transformasi (development) dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup. Perencanaan pembangunan berkelanjutan harus mempertimbangkan adanya trade off antara level produksi-konsumsi dengan kapasitas asimilasi ekosistem. Sesuai dengan konsep daya dukung (carrying capacity), peningkatan kualitas hidup hanya dapat dilakukan jika pola dan level produksi-konsumsi memiliki kesesuaian dengan kapasitas lingkungan biofisik dan sosial. Strategi perencanaan Eco industrial park sebagai bagian dari perencanaan pembangunan berkelanjutan membutuhkan informasi yang tepat tentang pilihan-pilihan penggunaan sumberdaya, teknologi, pola konsumsi, perubahan struktur sistem, tingkat kualitas hidup yang diharapkan serta status lingkungan yang menjamin berkurangnya tekanan ekologis oleh berbagai proses ekonomi.

Dari sudut pandang lingkungan, suatu masyarakat hanya dapat berkelanjutan dalam jangka panjang bila semua aktivitas yang dilakukan dalam komunitas tersebut tidak menurunkan kualitas lingkungannya atau terlalu banyak menghabiskan sumber daya yang sudah terbatas jumlahnya. Perhatian terhadap lingkungan disini diarahkan pada usaha-usaha untuk proteksi terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, menjamin ekosistem dan habitat yang sehat, serta usaha-usaha yang berhubungan dengan pengurangan polusi terhadap air, udara, dan daratan; menyediakan ruang hijau yang cukup, rekreasi, dan bagi penggunaan lain; melakukan manajemen ekosistem serta melindungi keanekaragaman hayati; dan lain-lain.

Isu-isu sosial dalam sustainable community meliputi keterlibatan masyarakat dalam mengatasi masalah-masalah pendidikan, kesehatan, hak kekayaan, community building, kerohanian, penegakan hukum untuk kepentingan lingkungan, dan lain-lain.

Sustainable community sangat terkait dalam usaha-usaha untuk

mengembangkan suatu Eco-industrial Park. Sebab, bagaimana pun keterlibatan masyarakat pada suatu wilayah tidak hanya terbatas pada masalah partisipasi mendukung aktivitas-aktivitas industri yang positif, tetapi pada umumnya


(49)

20 masyarakat sekitar industri juga merupakan pekerja yang langsung terlibat dalam aktivitas industri tersebut. Bahkan dalam beberapa studi, menunjukan bahwa perkembangan industri-industri suatu wilayah mendorong terwujudnya suatu

sustainable community (Djayadiningrat, 2004)

2.3.2. Konsep Eco industrial park yang Dikembangkan

Begitu banyak konsep-konsep bagaimana membangun dan mengembangkan suatu kawasan industri yang berwawasan lingkungan, Eco industrial park, tetapi pada dasarnya semua konsep tersebut mengarah pada bagaimana upaya membangun suatu kawasan industri yang berwawasan lingkungan yang mampu mendorong dan merangsang para pelaku-pelaku yang terlibat di dalamnya untuk terus berinovasi. Bila kita cermati secara mendalam, arahnya tidak lain adalah membuat suatu sistem industri yang lebih efisien. Hal ini dapat dicapai misalnya melalui penggunaan material dan energi yang lebih efesien, efesien terhadap peralatan, dan juga efesiensi pada perencanaan disain industrinya.

Pendekatan EIP memadukan dua konsep utama tersebut yaitu bagaimana membangun suatu kawasan industri yang memiliki tingkat kepedulian terhadap lingkungan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk bisa menghasilkan produk-produk yang memiliki keunggulan bersaing di pasaran. Untuk itu konsep EIP, dikembangkan sebagai sebuah klaster industri (industrial cluster). Dengan menggunakan pendekatan-pendekatan keunggulan bersaing yang dikembangkan oleh Michael Porter (1990). Konsep EIP yang menekankan pada konsep “waste to row material linkages”, adanya interaksi pertukaran informasi dan inovasi baru cara-cara pengolahan limbah (waste) dan pemanfaatan infrastruktur bersama antara para pelaku dalam klaster tersebut. Adapun potensi keuntungan dan model pengembangan EIP yang di dalamnya terjadi kerjasama dalam pemanfatan sumberdaya dalam suatu kawasan industri seperti, energi, air, limbah, sistem informsi dan SDM serta sumberdaya fasilitas, menurut Seong Oh dkk (2003) dapat digambarkan seperti pada Gambar 3 dan Tabel 1berikut :


(1)

pro lingkungan menjamin ketersediaan air bagi industri 20 Pemberian sangsi bagi perusahaan yang tidak

pro lingkungan 3 2 1 0 0 1 2 3

Pengembangan industri untuk pemenuhan kebuthan industri lain dalam kawasan (simbiosis mutualisme industri)

21 Pemberian sangsi bagi perusahaan yang tidak

pro lingkungan 3 2 1 0 0 1 2 3

Kebijakan investasi yang kondusif untuk lebih mendorong minat investor menanamkan modalnya di kawasan industri

22 Pemberian sangsi bagi perusahaan yang tidak

pro lingkungan 3 2 1 0 0 1 2 3

Mengembangkan lembaga khusus sebagai pengelola Green Industrial Park

23 Pemberian sangsi bagi perusahaan yang tidak

pro lingkungan 3 2 1 0 0 1 2 3

Mengembangkan strategi pro masyarakat lokal untuk pertumbuhan ekonomi dalam pengelolaan Green Industrial Park.

24 Pemberian sangsi bagi perusahaan yang tidak

pro lingkungan 3 2 1 0 0 1 2 3

Menegakkan supremasi hukum yang tegas dalam pengelolaan Green Industrial Park

25 Pemberian insentif pajak bagi perusahaan yang

pro lingkungan 3 2 1 0 0 1 2 3

Mempertahankan daerah resapan air untuk menjamin ketersediaan air bagi industri 26 Pemberian insentif pajak bagi perusahaan yang

pro lingkungan 3 2 1 0 0 1 2 3

Pengembangan industri untuk pemenuhan kebuthan industri lain dalam kawasan (simbiosis mutualisme industri)

27 Pemberian insentif pajak bagi perusahaan yang

pro lingkungan 3 2 1 0 0 1 2 3

Kebijakan investasi yang kondusif untuk lebih mendorong minat investor menanamkan modalnya di kawasan industri

28 Pemberian insentif pajak bagi perusahaan yang

pro lingkungan 3 2 1 0 0 1 2 3

Mengembangkan lembaga khusus sebagai pengelola Green Industrial Park

29 Pemberian insentif pajak bagi perusahaan yang

pro lingkungan 3 2 1 0 0 1 2 3

Mengembangkan strategi pro masyarakat lokal untuk pertumbuhan ekonomi dalam pengelolaan Green Industrial Park.

30 Pemberian insentif pajak bagi perusahaan yang

pro lingkungan 3 2 1 0 0 1 2 3

Menegakkan supremasi hukum yang tegas dalam pengelolaan Green Industrial Park


(2)

31 Mempertahankan daerah resapan air untuk

menjamin ketersediaan air bagi industri 3 2 1 0 0 1 2 3

Pengembangan industri untuk pemenuhan kebuthan industri lain dalam kawasan (simbiosis mutualisme industri)

32 Mempertahankan daerah resapan air untuk

menjamin ketersediaan air bagi industri 3 2 1 0 0 1 2 3

Kebijakan investasi yang kondusif untuk lebih mendorong minat investor menanamkan modalnya di kawasan industri

33 Mempertahankan daerah resapan air untuk

menjamin ketersediaan air bagi industri 3 2 1 0 0 1 2 3

Mengembangkan lembaga khusus sebagai pengelola Green Industrial Park

34 Mempertahankan daerah resapan air untuk

menjamin ketersediaan air bagi industri 3 2 1 0 0 1 2 3

Mengembangkan strategi pro masyarakat lokal untuk pertumbuhan ekonomi dalam pengelolaan Green Industrial Park.

35 Mempertahankan daerah resapan air untuk

menjamin ketersediaan air bagi industri 3 2 1 0 0 1 2 3

Menegakkan supremasi hukum yang tegas dalam pengelolaan Green Industrial Park

36 Pengembangan industri untuk pemenuhan kebuthan industri lain dalam kawasan (simbiosis mutualisme industri)

3 2 1 0 0 1 2 3

Kebijakan investasi yang kondusif untuk lebih mendorong minat investor menanamkan modalnya di kawasan industri

37 Pengembangan industri untuk pemenuhan kebuthan industri lain dalam kawasan (simbiosis mutualisme industri)

3 2 1 0 0 1 2 3

Mengembangkan lembaga khusus sebagai pengelola Green Industrial Park

Pengembangan industri untuk pemenuhan kebuthan industri lain dalam kawasan (simbiosis mutualisme industri)

3 2 1 0 0 1 2 3

Mengembangkan strategi pro masyarakat lokal untuk pertumbuhan ekonomi dalam pengelolaan Green Industrial Park.

Pengembangan industri untuk pemenuhan kebuthan industri lain dalam kawasan (simbiosis mutualisme industri)

3 2 1 0 0 1 2 3

Menegakkan supremasi hukum yang tegas dalam pengelolaan Green Industrial Park

Kebijakan investasi yang kondusif untuk lebih

mendorong minat investor menanamkan 3 2 1 0 0 1 2 3

Mengembangkan lembaga khusus sebagai pengelola Green Industrial Park


(3)

modalnya di kawasan industri

Kebijakan investasi yang kondusif untuk lebih mendorong minat investor menanamkan modalnya di kawasan industri

3 2 1 0 0 1 2 3

Mengembangkan strategi pro masyarakat lokal untuk pertumbuhan ekonomi dalam pengelolaan Green Industrial Park.

Kebijakan investasi yang kondusif untuk lebih mendorong minat investor menanamkan modalnya di kawasan industri

3 2 1 0 0 1 2 3

Menegakkan supremasi hukum yang tegas dalam pengelolaan Green Industrial Park

Mengembangkan lembaga khusus sebagai

pengelola Green Industrial Park 3 2 1 0 0 1 2 3

Mengembangkan strategi pro masyarakat lokal untuk pertumbuhan ekonomi dalam pengelolaan Green Industrial Park.

Mengembangkan lembaga khusus sebagai

pengelola Green Industrial Park 3 2 1 0 0 1 2 3

Menegakkan supremasi hukum yang tegas dalam pengelolaan Green Industrial Park

Mengembangkan strategi pro masyarakat lokal untuk pertumbuhan ekonomi dalam pengelolaan Green Industrial Park.

3 2 1 0 0 1 2 3

Menegakkan supremasi hukum yang tegas dalam pengelolaan Green Industrial Park

Terima Kasih atas partisipasi Bapak/Ibu, semoga menjadi amal baik bapak/ibu untuk turut memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya berkaitan dengan konsep penataan kawasan industri menuju Eco Industrial park dalam rangka mendukung konsep pembangunan berkelanjutan.

06 Oktober 2008 Hormat kami,


(4)

(5)


(6)

Abstract

FATAH. Management Strategic To Develop An Eco Industrial Park (Case Study: Cilegon Industrial Park- Banten Province). Under the supervision of ASEP SAEFUDDIN, RIZAL SYARIEF and ALINDA FM ZAIN.

An eco industrial park is the new concept as industrial response for global environmental changes. The purpose of this research is to studi and propose scenarios, strategies and operational recommendation to develop an eco industrial park from existing condition industrial park in Cilegon-Banten. An eco industrial park is a community of manufacturing and service businesses located together on a common property. Member businesses seek enhanced environmental, economic, and social performance through collaboration in managing environmental and resource issues. The methodes of this research, use the gap analysis, that analyzing the existing condition compare with ideal criteria of eco industrial park, and the research aspects is syncrhronized with sustainable development concept. The research used participatory prospective analysis and hierarchy analysis process.The data are collected through survey method that represents observation, indepth interview, quessioner and expert judment. The result show that existing condition Cilegon industrial estate have many gap standard of criteria as an eco industrial park. The growth of industries in Cilegon area causes land use cover change out of planning desaign industrial area,and tend to reduced open greenspaces significantly. The result of quality of environmental analysis that several parameters namely : BOD, COD, TDS, NH3 dan Temperature in Cilegon area higher than the standard. The result of AHP analysis, priority of strategies to develop existing Cilegon industrial park to eco industrial park is green industrial park development, with implemented optimistic progressive scenario, that 6 keys factors affecting an eco industrial park development in Cilegon area, namely : to Construct an integrated waste treatment, to provide open green spaces 30 % minimize, law enforcement to develope an eco industrial park in Cilegon area, punishment and reward for industries that implemented environmental friendly in activities, and defense of water resources or water conservation to support sustainability process industries in Cilegon industrial park.