63 pemerintah, PP No 40 tahun 1986 dan Inmendagri No 28 tahun 1986, Kota
Cilegon terbentuk menjadi Kota Administratif Cilegon dengan luas 17.550 Ha terdiri dari 43 desa di bawah 3 wilayah administrasi kecamatan yaitu : Kecamatan
Cilegon, Pulomerak, Ciwandan dan 1satu Perwakilan Kecamatan Cilegon di Cibeber. Namun pada tahun 1992, Perwakilan Kecamatan Cibeber ditetapkan
menjadi kecamatan Cibeber sehingga Kota Administratif Cilegon meliputi 4empat kecamatan yaitu Kecamatan Pulomerak, Ciwandan, Cilegon dan
Cibeber. Perkembangan Kota Cilegon dari sebelum adanya industri hingga tahun
2006, perkembangannya mengalami kemajuan pesat. Kota Cilegon Pada tahun 2002 terbagi atas 8 kecamatan didasarkan atas Peraturan Daerah Perda No.15
Tahun 2002. Dari hasil survey di lapangan, penggunaan lahan yang didominasi oleh lahan terbangun tidak terlepas dari keberadaan industri-industri berskala
internasional di Kota Cilegon. Kawasan pertanian yang sebagian besar merupakan sawah cukup potensial tersebar di wilayah selatan sekitar jalan
regional Cilegon-Anyer dan di wilayah utara sekitar jalan regional Cilegon-Merak. Pola sebaran permukiman dan perumahan penduduk di Kota Cilegon umumnya
cenderung berkembang secara linier mengikuti pola jaringan jalan. Penggunaan lahannya cenderung bercampur dengan kegiatan lain seperti perdagangan dan
perkantoran. Sebagian besar wilayah Kota Cilegon merupakan kawasan budidaya dan kawasan lindung. Dari hasil pengamatan di lapangan maupun data
sekunder serta analisis citra pola penutupan lahan yang terbentuk adalah lahan terbangun menyebar di sepanjang pantai Selat Sunda dikelilingi kawasan
budidaya dan kawasan lindung. Lahan terbangun sebagian besar merupakan industri yang berada di sepanjang pantai Selat Sunda.
4.10. Struktur Tata Ruang
Kota Cilegon mengalami pembangunan dan perkembangan kota yang sangat pesat dari adanya kegiatan industri. Berdasarkan RTRW 2006-2025,
Cilegon dibagi dalam 5 lima Bagian Wilayah Kota BWK yang masing-masing dilayani oleh satu pusat sekunder serta sesuai dengan karakteristik dan fungsi
pengembangannya masing-masing Gambar 10. Pembagian wilayah kota ini
adalah sebagai berikut :
64 • BWK I
BWK I merupakan pengembangan wilayah yang dipusatkan pada kegiatan pemerintahan dan perdagangan regional. Fungsi ini di dukung oleh kegiatan
komersial, perbankan, perkotaan, pelayanan umum dan sosial, kawasan permukiman perkotaan, industri dan kawasan lindung sekitar waduk. BWK I
mencakup kelurahan-kelurahan di Kec. Citangkil, Kel. Kotasari Kec. Grogol, Kel. Ciwaduk Kec. Cilegon, Kel. Kotabumi, Kel. Kebondalem, Ramanuju Kec.
Purwakarta, Kel. Masigit, Kel. Jombang Wetan Kec. Jombang.
Gambar 10. Kota Cilegon terbagi dalam 5 BWK
Sumber : RTRW Cilegon 2006-2025
• BWK II BWK II ini berfungsi sebagai pusat perumahan, industri, perdagangan dan jasa,
dan kawasan lindung. BWK II mencakup Kel. Gerem, Kel. Rawa Arum, dan Kel. Grogol Kec. Grogol serta Kel. Pabean, Kel. Tegal Bunder, dan Kel.
Purwakarta Kec. Purwakarta. • BWK III
BWK III merupakan pengembangan wilayah kota yang difungsikan sebagai pusat kegiatan pelabuhan, transportasi dan wisata, yang di dukung kegiatan
65 perdagangan dan jasa, kawasan permukiman, kawasan lindung dan industri.
BWK III mencakup semua kelurahan di Kec. Pulomerak • BWK IV
BWK IV merupakan pengembangan wilayah kota yang berfungsi sebagai pusat industri, pelabuhan dan pergudangan, yang di dukung kegiatan perdagangan
dan jasa. BWK IV mencakup semua kelurahan di Kec. Ciwandan • BWK V
BWK V merupakan pengembangan wilayah kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa, yang di dukung dengan adanya perumahan,
terminal dan kawasan lindung. BWK V mencakup semua kelurahan di Kec. Cibeber, kel. Bagendung, Kel. Ciwedus, Kel. Bendungan, dan Kel. Ketileng
Kec. Cilegon, Kel. Sukmajaya, Kel. Panggung Rawi, dan Kel. Gedong Dalem Kec. Jombang.
4.11. Pola Pemanfaatan Ruang