Topografi dan Ketinggian Wilayah Jenis dan Tekstur Tanah Penggunaan Lahan

59 Dari hasil perhitungan neraca air menunjukkan jumlah imbuhan air bawah tanah di wilayah satuan cekungan ini sebesar 518 juta m 3 tahun, sedang jumlah aliran air bawah tanah pada tipe lapisan akuifer tertekan sekitar 13 m 3 tahun, berasal dari daerah imbuhan yang terletak di sebelah utara dan barat daya yang mempunyai elevasi mulai sekitar 50 m dpl.

4.3. Morfologi dan Fisiologi

Secara umum keadaan morfologi Kota Cilegon terbagi atas tiga kelompok besar yaitu morfologi mendatar, morfologi perbukitan landai-sedang, dan morfologi perbukitan terjal. Morfologi dataran pada umumnya terdapat di wilayah timur kota dan di wilayah timur kota dan di wilayah pantai barat kota. Morfologi perbukitan landai-sedang terdapat di wilayah tengah kota. Morfologi perbukitan terjal terdapat di sebagian wilayah utara dan sebagian kecil wilayah selatan kota. Wilayah dataran merupakan wilayah yang mempunyai ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan laut dpl, sampai wilayah pantai yang mempunyai ketinggian 0-1 meter di atas permukaan laut. Wilayah perbukitan terletak pada wilayah yang mempunyai ketinggian minimum 50 meter di atas permukaan laut dpl. Dibagian utara Kecamatan Pulomerak, wilayah Puncak Gunung Gede memiliki ketinggian maksimum 551 meter di atas permukaan laut dpl.

4.4. Topografi dan Ketinggian Wilayah

Secara umum kondisi topografi wilayah Kota Cilegon merupakan dataran rendah yang berkisar antara 0 – 200 m dpl. Perbukitan landai-sedang kemiringan 15 dengan tekstur bergelombang rendah-sedang yang sebagian besar dataran landai di Kota Cilegon. Tabel 5. Luas wilayah berdasarkan ketinggian Kota Cilegon No Interval Ketinggian Luas Wilayah Ha Presentase 1. 0-25 M 8.175 46,58 2. 26-100 M 6.357 36,22 3. 101-575 M 3.018 17,20 Jumlah 17.550 100,00 Sumber : Bappeda Cilegon 2008 60

4.5. Jenis dan Tekstur Tanah

Keadaan tanah di Kota Cilegon merupakan hasil pelapukan batuan vulkanik yang berasal dari Gunung Gede. Jenis tanah ini dijumpai di dataran dan lereng pegunungan, termasuk jenis tanah ini adalah lempung, lempung pasiran, dan pasir. Tanah yang berasal dari aluvium endapan sungai, pantai, dan rawa dijumpai di wilayah utara Kota Cilegon. Tekstur tanah di Kota Cilegon diklasifikasikan dalam tiga kelas, yaitu tekstur tanah kasar, sedang, dan halus. Dilihat dari sebarannya, tekstur tanah di Kota Cilegon sebagian besar merupakan tanah dengan tekstur halus liat yang tersebar dari barat, tengah, timur kota, dan sebagian di wilayah selatan. Untuk wilayah utara sebagian besar bertekstur tanah sedang lempung dan di bagian barat daya bertekstur kasar pasir.

4.6. Penggunaan Lahan

Dilihat dari pola penggunaan lahannya, secara umum lahan di wilayah Kota Cilegon awalnya berorientasi pada kegiatan pertanian. Namun sejalan dengan perkembangan Kota Cilegon, pembangunan secara fisik berlangsung dengan pesat sehingga terbentuk kegiatan-kegiatan dengan jenis penggunaan lahan baru dan menggeser jenis penggunaan lahan sebelumnya, sehingga gambaran Kota Cilegon pada saat ini bercirikan perkotaan dan pedesaan. Dengan adanya kegiatan perindustrian yang cukup mendominasi Kota Cilegon, maka berdampak pula kepada perubahan penggunaan lahan yang ada terutama bertambahnya penggunaan lahan untuk pemukiman. Pemanfaatan lahan di Kota Cilegon Pemkot, 2007 terdiri dari lahan pertanian 39,40, perumahan dan permukiman 31,19, perkantoranjasa 1,78, industri 16,22, pariwisata 0,03, dan lain-lain 11,37.

4.7. Komposisi Penggunaan Ruang