101
5.4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian seperti telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa secara umum penutupan lahan Kota Cilegon didominasi oleh
vegetasi baik berupa hutan maupun tanaman pertanian seperti sawah, serta vegetasi campuran. Ruang terbuka hijau di Kota Cilegon terdiri atas areal hutan,
kebun, tegalan, sawah, semak belukar, rawa, dan hutan mangrove. Penyebaran jenis penutupan lahan ini sangat dipengaruhi kondisi fisik daerah masing-masing.
Kota Cilegon yang berada di tepian pantai Selat Sunda mempunyai penutupan lahan yang sesuai kondisinya seperti rawa dan hutan mangrove di areal tertentu.
Faktor penting mendorong terjadinya penyebaran lahan terbangun adalah adanya kegiatan industri yang memicu datangnya sektor-sektor lain, dengan
ditetapkannya Kota Cilegon sebagai kawasan andalan jalur Bojonegara-Merak- Cilegon yang menyebabkan terjadinya penyebaran secara linier mengikuti jalur
tersebut. Lahan pertanian berupa sawah memiliki proporsi penggunaan lahan terbesar yang tersebar di wilayah selatan sekitar jalan regional Cilegon-Anyer
dan di wilayah utara sekitar jalan regional Cilegon-Merak di seluruh kecamatan dengan proporsi lebih besar dari tegalan dan perkebunan. Sedangkan penutupan
lahan untuk permukiman, pusat pemerintahan, industri, jalan, pelayanan jasa dan lain-lain dikelompokkan menjadi kelas penutupan lahan terbangun. Penyebaran
lahan terbangun menyebar mengikuti jalan-jalan kolektor dan membentuk koridor di sepanjang pantai Selat Sunda.
Pengelolaan kawasan industri di kawasan industri Cilegon belum memenuhi kriteria kecukupan pengelolaan kawasan dalam rangka menuju eco
industrial park , masih terdapat gap sebagai akibat dari ketidaksesuaian dengan
kriteria yang telah ditetapkan dalam eco industrial park meliputi, masih terjadi potensi pencemaran lingkungan akibat aktifitas industri, tumbuhnya industri di
area non kawasan industri, konversi lahan tidak sesuai peruntukan, masih minimnya keterlibatan warga sekitar industri dalam aktifitas industri. Gap tersebut
dapat disebabkan oleh kesalahan manajemen industri dalam pengelolaan kawasan atau dampak dari penerapan kebijakan pemerintah.
102
VI. STUDI KEPENTINGAN DAN PENGARUH STAKESHOLDERS DALAM PENGELOLAAN KAWASAN INDUSTRI CILEGON
MENUJU ECO INDUSTRIAL PARK Abstrak
Keberadaan industri di Kota Cilegon memiliki peranan penting terhadap pertumbuhan perekonomian wilayah baik di Kota Cilegon maupun Propinsi
Banten dan wilayah-wilayah sekitarnya yang didukung oleh sektor-sektor perekonoman lainnya. Melihat besarnya peran industri tersebut, maka dalam
pengelolaannya melibatkan berbagai stakeholder terkait agar kawasan dapat dikelolan dengan baik terutama dalam rangka menuju eco industrial park.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat kepentingan dan pengaruh stakeholder dalam pengelolaan kawasan industri di Kota Cilegon. Penelitian
menggunakan metode analisis stakeholder berbasis survey dengan bantuan perangkat lunak komputer program Microsoft Excel XLSTAT 7.1 yang telah
dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 23 stakeholder yang berada pada kuadran ke III yang berarti seluruh stakeholder memiliki
kepentingan dan pengaruh yang tinggi dalam pengelolaan kawasan industri Cilegon. Stakeholder tersebut antara lain Deperindag, Bappenas, KLH, BKPM,
DPRD Propinsi Banten dan Kota Cilegon, Dispeindag Propinsi Banten dan Kota Cilegon, Destamben, Bappedalda Propinsi Banten, DLHPE Kota Cilegon, Dinas
Tata Ruang Propinsi Banten dan Kota Cilegon, dan Dinas Tenaga Kerja Propinsi Banten dan Kota Cilegon, serta pengelola kawasan dari unsur pemerintah,
Manajemen Perusahaan, pelaku industri, dan karyawan perusahaan dari unsur dunia usaha. Sedangkan stakeholder Lembaga Swadaya Masyarakat LSM,
perguruan tinggi, dan masyarakat sekitar serta konsumen dari unsur masyarakat berada pada kuadran ke II. Stakeholder dapat diartikan bahwa
mereka memiliki kepentingan yang tinggi dalam pengelolaan kawasan industri tetapi pengaruhnya terhadap stakeholder lainnya rendah.
Kata Kunci : Kepentingan dan pengaruh, stakeholder, kawasan industri
6.1. Pendahuluan
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Banten tahun 2002- 2017, Kota Cilegon diarahkan pada pengembangan kelompok industri besar dan
sedang, industri kecil dan industri kerajinan. Kenyataan menunjukkan bahwa kawasan industri yang ada telah tumbuh dan berkembang yang sekaligus