200
10.2. Kebijakan Operasional Pengembangan Kawasan Industri Cilegon Menuju Eco industrial park
Langkah strategis yang harus ditempuh pemerintah baik pusat maupun daerah untuk merealisasikan strategi-strategi di atas yaitu :
1. Pemerintah harus pro aktif mengambil peran penting dan berinisiatif untuk mengendalikan dan menata kawasan industri dengan memprioritaskan
pada pengendalian dan perlindungan lingkungan hidup, dengan tetap memberikan ruang keterlibatan partisipasi masyarakat, berdasarkan
pertimbangan bahwa masyarakat yang akan terkena dampak langsung suatu kegiatan pembangunan suatu kawasan industri.
2. Rencana penetapan peraturan daerah terkait dengan perubahan rencana tata ruang wilayah RTRW Kota Cilegon yang di dalamnya terkandung
rencana perluasan kawasan industri Cilegon, harus senantiasa mempertimbangkan kondisi aspek ekologi dan masukan aspirasi
masyarakat terkait, bukan semata-mata berorientasi pada kepentingan aspek ekonomi, pertambahan PAD, profit making projek. Hal ini
mengingat kondisi eksisting kawasan industri saat ini belum termafaatkan secara optimal, serta rawan terjadinya konversi lahan yang tidak sesuai
peruntukkannya, sehingga akan menyebabkan semakin besarnya degradasi lingkungan dan berkurangnya ruang terbuka hijau akibat
perluasan kawasan industri yang tidak tepat dan tidak terarah, yang akan mengakibatkan terancamnya keberlajutan aktifitas industri sekaligus
terancamnya proses pembangunan berkelanjutan. 3. Perumusan peraturan dan perundangan yang mengatur tugas, wewenang
dan tanggung jawab stakeholders terkait dalam pengembangan kawasan industri.
4. Penyusunan dan pemberlakuan peraturan daerah yang mengatur agar industri dapat memfasilitasi sarana untuk fasilitas pelatihan guna
meningkatkan kemampuan skill kompetensi putera-puteri daerah lulusan SMASMK sekitar kawasan industri dalam memahami proses industri
yang ada sebagai bekal memasuki dunia kerja di industri. 5. Pemberlakuan peraturan daerah berkaitan dengan besaran dan
pengelolaan dana corporate social responsibility dan pajak dari industri oleh pemerintah daerah, agar dapat dimanfaatkan sesuai dengan
201 kebutuhan riil masyarakat sekitar kawasan industri, tepat sasaran serta
dipertanggung jawabkan secara transparan , akuntabel, dilaporkan dan diaudit oleh akuntan publik secara berkala.
6. Pemberian insentif pajak melalui kebijakan fiskal, seperti ongkos, pajak subsidi dan sejenisnya berkaitan dengan aktfitas industri menerapkan
design for environtment agar lebih ramah lingkungan, termasuk
didalamnya upaya insentif pemotongan bea masuk untuk pengadaan bahanperalatan pengolahan limbah industri.
7. Mengarahkan, merumuskan dan mengimplementasikan instrumen hukum terkait dengan pengaturan kawasan industri yang kondusif, kepastian dan
penegakan hukum yang konsisten, pemberian jaminan, keamanan, kenyamananan, akses fasilitas infrastruktur yang memadai.
8. Mengevaluasi dan mengurangi perda yang bersifat kontra produktif yang mengakibatkan investor enggan berinvestasi.
9. Penyederhanaan prosedur investasi dan mengarahkan investor agar berinvestasi di dalam kawasan industri dengan pemberian kemudahan
dan insentif perlakuan fiskal seperti PPN, PPH, PBB. 10. Membangun kemitraan dan bersama-sama stakeholders lain menyatukan
visi bagi pembangunan kawasan industri menuju eco industrial park. 11. Menyiapkan peraturan,infrastruktur dan fasilitas pengolahan limbah
industri terpadu untuk kawasan industri 12. Membentuk konsorsium pendanaan baik dalam maupun luar negeri untuk
pembangunan kawasan industri, serta mendorong pengembangan SDM dalam pengembangan kawasan industri.
13. Pemberlakuan peraturan daerah agar industri wajib berlokasi di dalam kawasan industri.
14. Mewujudkan good governance untuk mendorong sutu keterbukaan transparancy
dalam setiap kebijakan, serta mendorong partisipasi masyarakat dan lembaga-lembaga masyarakat lain untuk berpartisipasi
dalam pembangunan kawasan industri. 15.
Peningkatan kualitas kerjasama antara pemerintah daerah dengan pengelola kawasan industri dalam penetapan harga kapling kawasan
industri yang realistis.
202
Adapun langkah operasional penerapan strategi pengembangan kawasan industri hijau sebagai strategi prioritas di kawasan industri Cilegon dalam rangka
menuju eco industrial park meliputi : 1 Pemberian sangsi bagi industri yang tidak pro lingkungan, 2
Menyiapkan perda dan implementasi teknis penyediaan ruang terbuka hijau sebesar 30 pada setiap kawasan yang dimanfaatkan oleh setiap industri, 3
penegakan supremasi hukum yang tegas, 4 Kebijakan mempertahankan daerah resapan air untuk menjamin ketersediaan air bagi industri melalui
mekanisme yang disepakati bersama seluruh stakeholder terkait dan dituangkan dalam perda. 5 Pembentukan lembaga khusus dalam pengelolaan kawasan
menuju green industrial park, serta satu faktor yang mempunyai pengaruh yang tinggi walaupun ketergantungannya rendah terhadap kinerja sistem, yaitu : 1
Pembangunan instalasi pengolahan limbah IPAL terpadu. Studi dan kerjasama harus diperluas dan perusahaan harus mengembangkan
visinya dengan menyertakan keseluruhan sistem dalam perusahaan yang bersatu dalam visi eco industrial park.
Perlu adanya lintas batas antar sektor public dan sektor swasta untuk menghasilkan ekosistem industri dengan dukungan institusional. Harus
diupayakan secara bersama oleh stakeholders terkait suatu usaha yang memfasilitasi pengembangan sistem kerjasama berdasarkan pemanfaatan
limbah dan energi dalam kawasan industri.
XI. KESIMPULAN DAN SARAN 11.1. Kesimpulan