65 perdagangan dan jasa, kawasan permukiman, kawasan lindung dan industri.
BWK III mencakup semua kelurahan di Kec. Pulomerak • BWK IV
BWK IV merupakan pengembangan wilayah kota yang berfungsi sebagai pusat industri, pelabuhan dan pergudangan, yang di dukung kegiatan perdagangan
dan jasa. BWK IV mencakup semua kelurahan di Kec. Ciwandan • BWK V
BWK V merupakan pengembangan wilayah kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa, yang di dukung dengan adanya perumahan,
terminal dan kawasan lindung. BWK V mencakup semua kelurahan di Kec. Cibeber, kel. Bagendung, Kel. Ciwedus, Kel. Bendungan, dan Kel. Ketileng
Kec. Cilegon, Kel. Sukmajaya, Kel. Panggung Rawi, dan Kel. Gedong Dalem Kec. Jombang.
4.11. Pola Pemanfaatan Ruang
Pola pemanfaatan ruang diwujudkan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Pola pemanfaatan Kota Cilegon
berdasarkan RTRW 2006-2025 terdiri dari dua kawasan yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Penetapan pola pemanfaatan ruang untuk Kota Cilegon
didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut : • Adanya kawasan-kawasan yang memiliki fungsi primer dan menjadi pusat
orientasi pergerakan, yaitu : Pusat Kota Cilegon, Merak dan Ciwandan. • Adanya kawasan-kawasan yang cenderung berkembang dengan karakteristik
kegiatan yang khas, yaitu pusat Kota Cilegon sebagai pusat perdagangan dan jasa serta pemerintahan; Merak sebagai pelabuhan penyeberangan; dan
Ciwandan sebagai pusat kegiatan industri dan pelabuhan. •
Adanya system jaringan jalan sekunder arteri dan kolektor yang menghubungkan simpul-simpul kegiatan perkotaan yang ditunjang dengan
pembangunan jalan lingkar selatan yang akan menjadi faktor utama pendorong perkembangan fisik kota di bagian selatan.
• Adanya rencana pembangunan jalan tol yang menghubungkan Cilegon Timur dengan Bojonegara yang akan dikembangkan sebagai Kawasan Ekonomi
Khusus KEK
66
4.12. Kawasan Lindung
Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama menlindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam,
sumber daya buatan dan nilai sejarah budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan Keppres No. 32 tahun 1990 tentang pengelolaan
Kawasan Lindung. Pengembangan kawasan lindung dilakukan dengan mempertahankan dan meningkatkan kualitas kawasan lindung yang sudah
ditetapkan, mempersiapkan kawasan Ruang Terbuka Hijau Publik dan Privat minimal 30 dari luas wilayah kota, memanfaatkan kawasan budidaya yang
dapat berfungsi lindung, dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam dan buatan pada kawasan lindung.
Gambar 11. Kawasan lindung di Kota Cilegon Pola pemanfaatan ruang kawasan lindung di wilayah Kota Cilegon secara
umum bertujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup, melestarikan fungsi lindung kawasan yang memberikan perlindungan kawasan
bawahannya, kawasan perlindungan setempat, dan kawasan lindung lainnya serta menghindari berbagai usaha danatau kegiatan di kawasan rawan bencana.
Penjabaran lebih lanjut dari tujuan ini adalah : 1. Kawasan lindung yang memberi perlindungan bagi kawasan di bawahnya
meliputi :
67
• Kawasan hutan mangrove berfungsi sebagai kawasan penyangga bagi daerah sekitarnya untuk mengatur tata air, pencegahan abrasi pantai,
banjir, dan mempertahankan keanekaragaman hayati, satwa, dan keunikan alam. Kawasan hutan Mangrove terdapat di Kelurahan
Warnasari Kec. Citangkil. • Kawasan resapan air yang merupakan kawasan yang mempunyai
kemampuan tinggi untuk peresapan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi akifer yang berguna sebagai sumber air.
Dalam hal ini berupa rawa di Kelurahan Warnasari Kec. Citangkil. 2. Kawasan perlindungan setempat yang meliputi :
• Kawasan sempadan pantai merupakan kawasan tertentu sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan
kelestarian fungsi pantai. Dengan kriteria berupa daratan di sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai,
minimal 100 m dari titik pasang tertinggi kearah darat. Maka dapat ditetapkan kawasan sempadan pantai di sepanjang pantai yang ada,
kecuali daerah pantai yang digunakan untuk kepentingan umum, seperti pelabuhan, wisata, tambak dan lain-lain.
• Kawasan sempadan sungai merupakan kawasan sepanjang kiri kanan sungai termasuk sungai buatankanalsaluran irigasi primer, yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.
3. Kawasan Rawan Bencana Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang sering atau
berpotensi tinggi mengalami bencana alam. Kota Cilegon merupakan daerah rawan bencana gempa, tsunami, dan industri khususnya di sepanjang pesisir
pantai di daerah Kecamatan Pulo Merak, Kecamatan Ciwandan, dan Kecamatan Grogol. Hal ini karena wilayah perairan Cilegon terletak sangat
dekat dengan pertemuan lempeng Australia dengan lempeng Eurasia. Pemanfaatan ruang ini harus dibatasi untuk pencegahan bencana.
4. Arahan pengembangan
RTH RTH berfungsi untuk menjamin kualitas, fungsi lingkungan dan fungsi
sosial. Dalam pengembangan RTH perlu dibatasi pendirian bangunan-
68 bangunan, dan dapat dijadikan sebagai bagian dari pengembangan fasilitas
umum dan taman-taman kota, sebagai kawasan mitigasi bencana dan pembatas antara kawasan industri dengan kawasan fungsional lainnya
terutama kawasan permukiman. 5. Kawasan Budidaya
Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya
alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan UU No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang. Dalam RTRW Cilegon 2006-2025, Kota
Cilegon terbagi dalam kawasan budidaya pertanian dan non pertanian. Penataan tentang kedua kawasan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1 Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan budidaya pertanian merupakan kawasan yang ditetapkan
dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, terutama pertanian. Kawasan budidaya pertanian meliputi
: pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, perkebunan, perikanan darat dan hutan produksi. Kawasan budidaya pertanian yang mendominasi di Kota
Cilegon adalah kawasan pertanian lahan basah yaitu sawah yang menyebar di seluruh kecamatan.
Gambar 12. Kawasan budidaya pertanian di Kota Cilegon
69 2 Kawasan Budidaya Non-Pertanian
Kawasan budidaya non pertanian merupakan salah satu bentuk pemanfaatan lahan yang memiliki fungsi utama sebagai pusat kegiatan
perkotaan yang meliputi kawasan perumahanpemukiman perkotaan, perdagangan dan jasa, pemerintahan dan bangunan umum, perindustrian,
pelabuhan dan pergudangan, pariwisata, dan kawasan khususcampuran.
Gambar 13. Kawasan budidaya non-pertanian
Gambar 14. Kawasan budidaya non-pertanian pusat industri petrokimia
V. KONDISI EKSISTING DAN GAP DI KAWASAN INDUSTRI CILEGON MENUJU ECO INDUSTRIAL PARK