118
7.3. Pembahasan Hasil Studi Potensi dan Kualitas Limbah di Kawasan Industri Cilegon
7.3.1. Hasil Analisis Kualitas Limbah Cair Industri Kota Cilegon
Pada dasarnya setiap kegiatan industri akan menghasilkan limbah, baik berupa limbah padat maupun limbah cair. Salah satu kegiatan yang banyak
menghasilkan limbah adalah kegiatan proses industri. Dalam hal ini pabrik yang ada di suatu kawasan akan menghasilkan limbah padat dan limbah cair. Oleh
karena itu maka perlu dilakukan analisis terhadap limbah yang dihasilkan oleh kegiatan industri tersebut. Pada bab ini akan membahas tentang analisis kualitas
limbah cair industri di kota Cilegon. Berdasarkan data pada Tabel 18 di atas bisa dilihat bahwa ada beberapa
parameter uji Kualitas Limbah Cair Industri di beberapa stasiun di Kota Cilegon yang telah melewati ambang baku mutu yang telah ditetapkan. Parameter
pertama adalah Suhu. Berdasarkan baku mutu yang telah ditetapkan ambang batas untuk suhu adalah 40 °C, namun pada kenyataannya hasil analisis
laboratorium menunjukkan bahwa ada dua stasiun yang dalam hal ini stasiun II dan Stasiun IV yang berturut-turut adalah Outlet PT. Asahimas Chemical
Indonesia dan Outlet PT. Sentra Utama Jaya memiliki suhu udara insitu melebihi ambang batas yang telah ditetapkan yaitu masing-masing 45 °C dan 43,8 °C.
Parameter berikutnya yang juga perlu menjadi perhatian adalah parameter TDS. Padatan terlarut total TDS adalah zat padat yang terlarut,
terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang larut dalam air, mempunyai ukuran lebih kecil dari 10
-3
μm. Padatan yang diamati dalam penelitian ini adalah padatan terendapkan, padatan terlarut dan padatan
tersuspensi. Padatan terendapkan adalah padatan dalam suspensi yang dalam keadaan tenang dapat mengendap dalam waktu tertentu karena pengaruh gaya
beratnya. Padatan tersuspensi dapat diklasifikasikan dalam padatan tersuspensi organis dan padatan tersuspensi anorganis. Contoh padatan tersuspensi adalah
tanah liat, kuarts dan sebagainya. Contoh padatan terlarut adalah larutan garam dan molekul organik.
119 Tabel 18. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan industri
Kota Cilegon
Hasil Analisis Laboratorium No Parameter Satuan
Baku Mutu
Sta I Sta II
Sta III Sta IV
Sta V 1 Suhu
0C 40
33.7 45
36.4 43.8
31.2 2 TDS
mgl 4000
204 29420
30500 83110
1010 3 TSS
mgl 400
11 24
10 165
5 4 pH
insitu 6,0-9,0
8.52 7.03
6.73 13.59
7.42 5 Fe
mgl 10
0.13 0.14
0.59 7.07 0.06
6 Mn mgl
5 0.02
0.02 0.33
0.2 0.02 7 Ba
mgl 3
0.1 0.1
0.1 0.1
0.1 8 Cu
mgl 3
0.02 0.02
0.02 0.02 0.02
9 Zn mgl
10 0.09
0.09 0.16
0.14 0.08
10 Cr 6+
mgl 0.5
0.01 0.01
0.01 0.01
0.01 11 Cr
mgl 1
0.02 0.02
0.02 0.02
0.02 12 Cd
mgl 0.1
0.003 0.003
0.003 0.003 0.003
13 Hg mgl
0.005 0.0005
0.0005 0.0005
0.0005 0.0005 14 Pb
mgl 1
0.01 0.01
0.01 0.01
0.01 15 Sn
mgl 3
0.4 0.4
0.4 0.4
0.4 16 As
mgl 0.5
0.005 0.005
0.005 0.005 0.005
17 Se mgl
0.5 0.002
0.002 0.002
0.002 0.002 18 Ni
mgl 0.5
0.02 0.02
0.02 0.02
0.02 19 Co
mgl 0.6
0.02 0.02
0.02 0.02
0.02 20 CN
mgl 0.5
0.005 0.005
0.005 0.005 0.005
21 H2S mgl
0.1 0.002
0.002 0.002
0.002 0.002 22 F
mgl 3
0.29 0.91
0.98 0.65
0.12 23 Cl2
mgl 2
0.01 0.01
0.01 0.01
0.01 24 NH3-N
mgl 5
0.03 0.01
4.02 9.39
0.01 25 NO3-N
mgl 30
0.6 0.5
0.6 3.1
2.3 26 NO2-N
mgl 3
0.066 0.008
0.105 0.002 0.002
27 BOD5 mgl
150 3.9
48.9 46.7
11390 3.3
28 COD mgl
300 15.9
194.5 181.5
39740.2 13.4
29 MBAS mgl
10 0.1
1.07 0.76
3.51 0.09
30 fenol mgl
1 0.001
0.001 0.001
0.001 0.001 31
minyak dan lemak
mgl 30 0.2
0.2 0.2
0.3 0.2
32 Debit M3jam
- 0.96
1.71 133.53
0.63 -
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon Keterangan :
Pengukuran dilakkan pada semester 1 Tahun 2007 Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu limbah cair bagi
kegiatan industri Sta I : Outlet PT. Tripolyta Indonesia
Sta II : Outlet PT. Asahimas Chemical Indonesia Sta III : Outlet PT. Lautan Utsuka Chemical
Sta IV : Outlet PT. Sentra Utama Jaya Sta V : Outlet PT. Dong jin
120 Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa kadar TDS pada stasiun II
Outlet PT. Asahimas Chemical Indonesia; stasiun III Outlet PT. Lautan Utsuka Chemical dan Stasiun IV Outlet PT. Sentra Utama Jaya memiliki kadar TDS
melebihi ambang batas baku mutu yang telah ditentukan yaitu 4000 mgl. Kadar TDS pada stasiun II yang merupakan Outlet PT. Asahimas Chemical Indonesia
adalah sebesar 29420 mgl, kadar TDS pada Stasiun III yang merupakan Outlet PT. Lautan Utsuka Chemical adalah sebesar 30500 mgl dan kadar TDS pada
Stasiun IV yang merupakan Outlet PT. Sentra Utama Jaya adalah sebesar 83110 mg l. Hasil analisis laboratorium tersebut jela smenunjukkan bahwa kadar TDS
pada ketiga staisun itu telah melebihi ambang batas baku mutu yang telah ditentukan.
Disamping itu pH institu yang juga menjadi salah satu parameter yang dianalisis pada uji Kualitas Limbah Cair Industri di beberapa stasiun di Kota
Cilegon menunjukkan adanya pH pada salah satu stasiun yang telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan, dimana baku mutu pH insitu untuk limbah cair
adalah 6,0 - 9,0 skala PH. Adapaun stasiun yang pH institunya telah melebih ambang batas baku mutu yang telah ditetapkan adalah pada stasiun IV yang
merupakan Outlet PT. Sentra Utama Jaya dengan hasil analisis laboratorium untuk parameter pH insitu adalah sebesar 13,59. Angka tersebut jelas
menunjukkan bahwa pH insitu pada stasiun ini telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
Derajat kemasaman pH adalah kondisi asam atau basa suatu larutan dengan konsentrasi ion hidrogen H
+
dan ion hidroksida OH
-
dan mencirikan suatu keseimbangan antara asam dan basa dalam air. pH merupakan parameter
penting dalam menganalisa limbah dan bahkan menjadi parameter kunci pada kehidupan biota yang ada di dalamnya.
Selain telah melebihi baku mutu pada parameter pH insitu limbah cair, stasiun IV yang merupakan Outlet PT. Sentra Utama Jaya juga telah melebihi
ambang batas baku mutu pada tiga parameter lainnya yaitu NH
3
, BOD
5
dan COD. Berdasarkan hasil analisis laboratorium pada stasiun IV menunjukkan
bahwa kadar NH
3
sebesar 9,39 mgl melebih baku mutu yang telah ditetapkan yaitu sebesar 5 mgl. Selanjutnya kadar BOD
5
pada stasiun ini adalah sebesar 11390 mgl melebihi baku mutu yang telah ditetapkan yaitu sebesar 150 mgl.
Demikian pula dengan kadar COD pada stasiun ini juga telah melebihi baku mutu
121 yang telah ditetapkan yaitu 300 mgl, dimana kadar COD nya sangatlah tinggi
yaitu sebesar 39740.2 mgl. Tabel 19. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan industri
Kota Cilegon
Hasil Analisis Laboratorium No Parameter Satuan
Baku Mutu Sta I
Sta II Sta III
Sta IV Sta V
1 Suhu
insitu 0C 40
35.6 29.5 34.8 35.6 35.7 2
TDS mgl 4000
138 4880 6050 2830 2180 3 TSS
mgl 400
2 3
94 40
57 4
pH insitu 6,0-9,0
7.68 7.6
8.66 9.28
9.26 5 Fe
mgl 10
0.11 0.06
0.06 0.06
0.06 6 Mn
mgl 5
0.37 0.02
0.06 0.06
0.03 7
Ba mgl
3 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
8 Cu mgl
3 0.02
0.02 0.02 0.02 0.02 9
Zn mgl
10 0.17 0.08 0.09 0.09 0.15
10 Cr 6+
mgl 0.5
0.01 0.01
0.01 0.01
0.01 11 Cr
mgl 1
0.02 0.02
0.02 0.02
0.02 12 Cd
mgl 0.1
0.003 0.003 0.003 0.003 0.003 13 Hg
mgl 0.005
0.0005 0.0005 0.0005 0.0005
0.000 5
14 Pb mgl
1 0.01
0.01 0.01
0.01 0.01
15 Sn
mgl 3
0.4 0.4 0.4 0.4 0.4 16 As
mgl 0.5
0.005 0.005 0.005 0.005 0.005 17 Se
mgl 0.5
0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 18 Ni
mgl 0.5
0.02 0.02
0.02 0.02
0.02 19 Co
mgl 0.6
0.02 0.02
0.02 0.23
0.2 20 CN
mgl 0.5
0.005 0.005 0.005 0.005 0.005 21 H2S
mgl 0.1
0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 22
F mgl
3 0.11 0.89 1.02 1.43 1.47
23 Cl2 mgl
2 0.01
0.01 0.01
0.01 0.01
24 NH3-N mgl
5 0.01
0.01 0.05
15.22 14.51 25
NO3-N mgl 30
0.8 0.5 0.5 0.8 1.6 26 No2-N
mgl 3
0.002 0.017
0.01 0.214
0.596 27 BOD5
mgl 150
5 4.2
2 34.2
40.7 28 COD
mgl 300
20.1 16.8
92 130
158.5 29 MBAS
mgl 10
0.09 0.71
0.7 0.46
0.12 30 fenol
mgl 1
0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 31
minyak dan lemak
mgl 30
0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 32 Debit
M3jam -
1.51 60
- 113
85 Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Keterangan : Pengukuran dilakukan pada semester 1 Tahun 2007
Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri
Sta I : Outlet PT. Dow Chemical Sta II : Outlet PLTGU Suralaya
Sta III : Oil Separtor PLTGU Suralaya Sta IV : Outlet WWT I PT. Mitsubishi Chemical Indonesia
Sta V : Outlet WWT II PT. Mitsubishi Chemical Indonesia
122 Pada Tabel 19 menunjukkan bahwa hasil analisis laboratorium
menunjukkan ada beberapa stasiun atau pabrik di lingkungan industri yang diuji memiliki parameter kualitas limbah cair melebihi baku mutu yang telah
ditetapkan. Parameter yang pertama adalah TDS, dari hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa stasiun II dan stasiun III yang masing-masing terdiri dari
Outlet PLTGU Suralaya dan Oil Separtor PLTGU Suralaya memiliki kandungan TDS masing-masing memiliki kandungan TDS sebesar 4880 mgl dan 6050 mgl.
kadar TDS kedua stasiun ini jelas telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan yaitu sebesar 4000 mgl.
Endapan berupa bahan-bahan terlarut maupun bahan tersuspensi di dalam lingkungan perairan yang berasal dari buangan industri maupun hasil
aktivitas diluar industri sangat berpengaruh terhadap kondisi lingkungan perairan. Bahan-bahan tersebut sebagian akan mengendap di dasar sungai dan sebagian
lagi akan melayang-layang di dalam air. Bahan-bahan terlarut dan tersuspensi yang mengendap di dalam air akan menutupi telus-telur ikan sehingga dapat
menghambat proses penetasan telur-telur tersebut. Sementara bahan-bahan yang melayang-layang di dalam air akan menghalangi masuknya sinar matahari
ke dalam lapisan air. Terhambatnya sinar matahari masuk ke dalam air akan menghambat terjadinya proses fotosintesis di dalam air bagi biota perairan yang
dapat melakukan proses fotosintesis. Akibatnya rantai kehidupan di dalam air akan terputus karena matinya organisme fotosintesis tersebut.
Parameter uji berikutnya yang harus diperhatikan adalah pH insitu limbah cair dari kelima pabrik yang ada. Dari lima limbah cair stasiun pabrik yang
dianalisis, ada dua stasiun yang nilai pH insitu-nya telah melebihi baku mutu yang ditetapkan. Dua stasiun tersebut adalah stasiun IV dan stasiun V yang
terdiri dari Outlet WWT I PT. Mitsubishi Chemical Indonesia dan Outlet WWT II PT. Mitsubishi Chemical Indonesia dengan nilai pH insitu masing-masing 9,28
dan 9,26. Nilai pH instu tersebut jelas telah melebihi baku mutu untuk pH limbah cair yaitu sebesar 6,0-9,0.
Menurut Wardana 2001 bahwa air yang normal yang memenuhi syarat suatu kehidupan mempunyai pH berkisar antara 6,5 – 7,5. Nilai pH air dapat
berada diluar dari batas tersebut dan sangat dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi ion hidrogen di dalam air. Apabila konsentrasi ion hidrogen di dalam
air berada dalam konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan pH air menjadi turun dan sebaliknya jika konsentrasinya rendah menyebabkan pH air naik. pH
123 air lebih rendah dari nilai 6,5 disebut pH asam atau masam dan di atas dari nilai
7,5 disebut pH basa alkalis. Umumnya makhluk hidup lebih cocok hidup pada pH normal netral dan hanya sebagian kecil yang dapat bertahan hidup pada pH
asam atau basa. Selanjutnya ada parameter yang juga penting iuntuk diperhatikan karena
hasil analisis laboratorium menunjukkan ada salah satu stasiun yang melebihi baku mutu yang ditetapkan. Parameter tersebut adalah
NH3-
N atau Nitrat. Nitrat adalah nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman di dalam air. Nitrat sangat
mudah larut dan bersifat stabil yang dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Diawali dari proses nitritasi terjadi perubahan
amonia menjadi nitrit dan selalnjutnya proses nitratasi dalam proses nitrifikasi dihasilkan nitrat yang berlangsung dalam kondisi aerob. Oksidasi amonia
menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri Nitrobacter dengan persamaan reaksi
sebagai berikut Effendi, 2000 : 2 NH
3
+ 3 O
2
2 NO
2 -
+ 2 H
+
+ 2 H
2
O 2 NO
2 -
+ O
2
2 NO
3 -
Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa pada stasiun IV dan stasiun V yang terdiri dari Outlet WWT I PT. Mitsubishi Chemical Indonesia dan
Outlet WWT II PT. Mitsubishi Chemical Indonesia memiliki kadar NH3-N masing- masing sebesar 15.22 mgl dan 14.51 mgl. Padahal baku mutu untuk kadar
NH3-N pada limbah cair adalah sebesar 5 mgl. Hal tersebut jelas menunjukkan bahwa kadar NH3-N pada kedua stasiun atau pabrik ini telah melebihi baku mutu
yang telah ditetapkan. Kadar nitrat yang melebihi 5 mgliter menggambarkan terjadinya
pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan aktivitas lainnya. Jika kadar nitrat melebihi 0,2 mgliter dapat mengakibatkan terjadinya
eutrofikasi pengayaan perairan yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan tanaman perairan secara pesat sehingga terjadi blooming. Nitrat dapat
digunakan untuk mengklasifikasikan tingkat kesuburan di perairan. Perairan oligotropik kadar nitrat 0 – 1 mgliter, perairan mesotropik kadar nitrat 1 – 5
Nitrosomonas Nitrobacter
124 mgliter, dan perairan eutropik kadar nitra 5 – 50 mgliter. Nitrat tidak bersifat
toksik terhadap organisme perairan. Data Tabel 20 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis uji
laboratorium kualitas limbah cair pada kelima stasiun di atas menunjukkan bahwa ada satu stasiun pabrik yang telah melewati baku mutu kualitas limbah
cair yang telah ditentukan. Stasiun atau pabrik tersebut adalah stasiun yang merupakan Outlet PT. Krakatau Daya Listrik, dimana parameter yang telah
melebihi baku mutu adalah untuk parameter TDS. Limbah dari stasiun atau pabrik ini memiliki kandungan TDS sebesar 17320 mgl sedangkan baku mutu
yang telah ditetapkan untuk TDS suatu limbah pabrik adalah sebasar 4000 mgl. Tentu saja TDS dari limbah cair pabrik ini telah melebihi ambang bata syang
telah ditetapkan. Pada Tabel 21 terlihat bahwa ada satu stasiun atau pabrik yang kualitas
limbah cairnya telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Stasiun atau pabrik tersebut adalah stasiun I yang merupakan Outlet PT. CRM, dimana ada
satu parameter kualitas limbah cair dari pabrik ini yang telah melebihi baku mutu. Parameter yang dimaksud adalah COD dari limbah pabrik ini sbesar 527
mgl sementara baku mutu yang telah ditentukan untuk COD adalah sebesar 300 mgl.
Pada Tabel 20 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis laboratorium ada satu stasiun atau pabrik yang telah melebihi baku mutu kualitas
limbah cair. Stasiun yang dimaksud adalah stasiun V yang merupakan Outlet PT. Jawa Manis Rafinasi. Ada dua parameter pada stasiun tersebut yang telah
melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Parameter yang pertama adalah BOD5, dimana nilai BOD5 stasiun ini adalah sebesar 566.8 mgl sementra baku
mutu yang telah ditetapkan adalah sebesar 150 mgl. Selanjutnya parameter yang kedua adalah COD, dimana COD stasiun ini bernilai 2057.4, padahal baku
mutu yang telah ditetapkan adalah sebesar 300 mgl. Oleh karena itu dari hasil analisis laboratorium tersebut terlihat jelas bahwa kadar BOD5 dan COD stasiun
V yaitu Outlet PT. Jawa Manis Rafinasi telah melebihi baku mutu yang ditetapkan.
125 Tabel 20. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan industri
Kota Cilegon
Hasil Analisis Laboratorium No Parameter Satuan
Baku Mutu
Sta I Sta II
Sta III Sta IV
Sta V 1
Suhu insitu 0C 40 38.6 29.5 30.9 28.7 34.8
2 TDS mgl 4000 1570
878 291
17320 272
3 TSS mgl
400 21 27 12 12 6
4 pH
insitu 6,0-9,0
8.52 7.68 6.71 8.74 8.2 5 Fe
mgl 10
0.06 0.06
0.32 0.11
0.24 6 Mn
mgl 5
0.26 0.02
0.02 0.02
0.02 7
Ba mgl 3 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
8 Cu
mgl 3 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 9 Zn
mgl 10
0.1 0.14
0.15 0.1
0.9 10
Cr 6+
mgl 0.5 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 11
Cr mgl 1 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
12 Cd
mgl 0.1 0.003 0.003 0.003 0.003 0.003 13 Hg
mgl 0.005 0.0005 0.0005 0.0005 0.0005 0.0005
14 Pb
mgl 1 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 15
Sn mgl 3 0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
16 As
mgl 0.5 0.005 0.005 0.005 0.005 0.005 17
Se mgl 0.5 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002
18 Ni
mgl 0.5 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 19
Co mgl 0.6 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
20 CN
mgl 0.5 0.005 0.005 0.005 0.005 0.005 21
H2S mgl 0.1 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002
22 F
mgl 3 0.31 0.23 0.07 0.94 0.11 23
Cl2 mgl 2 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
24 NH3-N mgl
5 2.48
0.29 0.1
0.01 0.01
25 NO3-N mgl
30 1.1
9 0.3
1.3 0.1
26 No2-N mgl
3 0.566
2.026 0.017
0.002 0.002 27 BOD5
mgl 150
6 16.2
4.4 7.7
13.5 28
COD mgl
300 24.3 63.2 17.7 30.8 52.7
29 MBAS mgl 10 0.22 0.16 0.09 0.56 0.16
30 fenol
mgl 1 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 31
minyak dan lemak
mgl 30 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 32 Debit
M3jam -
180 11.6
21 -
0.15 Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Keterangan : Pengukuran dilakkan pada semester 1 Tahun 2007
Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri
Sta I : Outlet PT. Amoco Mitsui PTA Indonesia Sta II : Outlet PT. Titan Petrokimia Nusantara
Sta III : Outlet PT. Statomer Sta IV : Outlet PT. Krakatau Daya Listrik
Sta V : Outlet PT. HSM
126 Tabel 21. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan industri
Kota Cilegon
Hasil Analisis Laboratorium No Parameter Satuan
Baku Mutu
Sta I Sta II
Sta III Sta IV
Sta V 1
Suhu insitu
0C 40 40,0
33.4 29.3 28.3 37.8 2 TDS
mgl 4000 1330 403
671 2170
694 3 TSS
mgl 400
59 10
15 28
7 4
pH insitu 6,0-9,0
7.7 7.39
6.77 7.71
7.06 5 Fe
mgl 10
2.11 0.11
1.97 0.69
0.59 6 Mn
mgl 5
0.23 0.16
0.41 0.02
1.52 7 Ba
mgl 3
0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
8 Cu mgl
3 0.02 0.02 0.02
0.02 0.02 9 Zn
mgl 10
0.17 0.21
0.14 0.2
0.28 10 Cr
6+ mgl
0.5 0.01
0.01 0.01
0.01 0.01
11 Cr mgl
1 0.02
0.02 0.02
0.02 0.02
12 Cd mgl
0.1 0.003 0.003 0.003 0.003 0.003
13 Hg mgl
0.005 0.0005 0.0005
0.0005 0.0005 0.0005 14 Pb
mgl 1
0.01 0.01
0.01 0.01
0.01 15 Sn
mgl 3
0.4 0.4 0.4 0.4 0.4
16 As mgl
0.5 0.005 0.005 0.005 0.005 0.005
17 Se mgl
0.5 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002
18 Ni mgl
0.5 0.02
0.02 0.02
0.02 0.02
19 Co mgl
0.6 0.02
0.02 0.02
0.02 0.02
20 CN mgl
0.5 0.005 0.005 0.005 0.005 0.005
21 H2S mgl
0.1 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002
22 F mgl
3 0.55
0.46 0.1
0.67 0.36
23 Cl2 mgl
2 0.01
0.01 0.01
0.01 0.01
24 NH3-N mgl
5 0.15
1.04 0.01
0.01 0.01
25 NO3-N mgl
30 0.1
0.8 0.1
1.9 0.7
26 NO2-N mgl
3 0.002 0.103
0.014 0.021
0.01 27 BOD5
mgl 150
145.1 2.4
3.7 18.2
15.9 28 COD
mgl 300
527 9.7
14.8 70.8
61.6 29 MBAS
mgl 10
0.67 0.07
0.19 0.25
0.14 30 fenol
mgl 1
0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 31
minyak dan lemak
mgl 30
0.2 0.2 0.2 0.2 0.2
32 Debit M3jam
- 117 5 0.06 9.48 30
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu limbah
cair bagi kegiatan industri Sta I : Outlet PT. CRM
Sta II : Outlet PT. Cabot Indonesia Sta III : Outlet PT.Neomax Indonesia
Sta IV : Outlet PT.Rohm and Haas Indonesia Sta V : Outlet PT. Latinusa
127 Tabel 22. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan industri
Kota Cilegon
Hasil Analisis Laboratorium No Parameter Satuan
Baku Mutu
Sta I Sta II
Sta III Sta IV
Sta V 1 Suhu
insitu 0C
40 30.8
30.4 26.6
31.6 29.8
2 TDS mgl 4000 1700
610 2700
2200 837
3 TSS mgl
400 26
17 20
6 140
4 pH insitu
6,0-9,0 7.1 7.95 7.43 8.3 7.72 5 Fe
mgl 10
0.06 1.03
0.98 0.12
6.96 6 Mn
mgl 5
0.09 0.17
0.25 0.07
0.99 7 Ba
mgl 3
0.1 0.1 0.1 0.1 0.1
8 Cu mgl
3 0.02 0.02 0.02
0.02 0.02 9 Zn
mgl 10
0.1 0.48
0.17 0.12
0.56 10 Cr
6+ mgl
0.5 0.01
0.01 0.01
0.01 0.01
11 Cr mgl
1 0.02
0.02 0.02
0.02 0.02
12 Cd mgl
0.1 0.003 0.003 0.003 0.003 0.003
13 Hg mgl 0.005 0.0005
0.0005 0.0005 0.0005 0.0005
14 Pb mgl
1 0.01
0.01 0.01
0.01 0.01
15 Sn mgl
3 0.4
0.4 0.4 0.4 0.4 16 As
mgl 0.5
0.005 0.005 0.005 0.005 0.005 17 Se
mgl 0.5
0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 18 Ni
mgl 0.5
0.02 0.02
0.02 0.02
0.02 19 Co
mgl 0.6
0.02 0.02
0.02 0.02
0.02 20 CN
mgl 0.5
0.005 0.005 0.005 0.005 0.005 21 H2S
mgl 0.1
0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 22 F
mgl 3
0.36 0.15
0.61 0.46
0.48 23 Cl2
mgl 2
0.01 0.01
0.01 0.01
0.01 24 NH3-N
mgl 5
0.01 0.42
0.02 0.02
0.03 25 NO3-N
mgl 30
3.9 6.1
0.1 0.2
3.2 26 No2-N
mgl 3
0.871 1.261 0.002 0.002 0.002
27 BOD5 mgl
150 54.8
16.1 34.3
4.9 566.8
28 COD mgl
300 207.8
62.4 129.9
19.8 2057.4
29 MBAS mgl
10 0.51
0.22 0.41
0.17 1.12
30 fenol mgl
1 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001
31 Minyak lemak
mgl 30
0.2 0.2
0.2 0.2
0.6 32 Debit
M3jam -
1 9
5 2.53
12.5 Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon
Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri
Sta I : Outlet PT. Clariant Sta II : Outlet PT. Dystar
Sta III : Outlet PT.Bluscope Steel Sta IV : Outlet PT.Bayer
Sta V : Outlet PT. Jawa Manis Rafinasi
128 Berdasarkan hasil analisis laboratorium seperti yang terlihat pada Tabel
23, menunjukkan bahwa dari ke-empat stasiun yang dianalisis limbahnya yaitu Stasiun I : Outlet PT.Permata Dunia Sukses Makmur, Stasiun II : Outlet PT.
Dystar, Stasiun III : Outlet PT.Krakatau Wajatama dan Stasiun IV : Outlet PT. Polyprima secara umum tidak terdapat adanya parameter yang melebihi baku
mutu yang telah ditetapkan. Namun ada satu parameter yang melebihi baku mutu yitu kadar TDS pada stasiun I yang merupkan Outlet PT.Permata Dunia
Sukses Makmur dengan kadar TDS sebesar 9130 mgl padahal baku mutu untuk TDS adalah 4000 mgl.
Pada Tabel 24 terlihat hanya ada satu parameter yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Parameter tersebut adalah TDS. Kadar TDS pada
stasiun II yang merupakan Outlet PT. LOC adalah sebesar 23760 mgl, sementara baku mutu yang telah ditetapkan untuk TDS limbah cair adalah
sebesar 4000 mgl. Hal tersebut jelas menunjukkan bahwa kadar TDS limbah cair stasiun II Outlet PT. LOC telah melebihi baku mutu yang ditetapkan.
Demikian pula halnya pada Tabel 23 terlihat hanya ada satu parameter yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Parameter tersebut adalah suhu
insitu. Suhu insitu yang telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan terdapat paad stasiun III yang merupakan pada stasiun III yang merupakan Outlet PT.
Continental. Suhu insitu di stasiun III adalah sebesar 58,8 °C, sedangkan baku mutu suhu insitu limbah cair suatu pabrik adalah sebesar 40 °C. Hal tersebut
jelas menunjukkan bahwa suhu insitu limbah cair stasiun III yang merupakan Outlet PT. Continental telah melebihi baku mutu yang ditetapkan.
129 Tabel 23. Data Kualitas Limbah Cair pada Beberapa Industri di Kawasan Kota
Cilegon
Hasil Analisis Laboratorium No Parameter Satuan
Baku Mutu
Sta I Sta II
Sta III Sta IV
1 Suhu insitu
0C 40
30.2 28.8
32.5 30.6
2 TDS mgl 4000
9130 1380 214 1340
3 TSS mgl
400 26
15 10
45 4 pH
insitu 6,0-9,0 7.56
7.54 5.66
8.53 5 Fe
mgl 10
1.23 0.35
0.14 0.06
6 Mn mgl
5 0.09
3.52 0.04
0.03 7 Ba
mgl 3
0.1 0.1
0.1 0.1
8 Cu mgl
3 0.02 0.02 0.02
0.02 9 Zn
mgl 10
0.15 0.18
0.09 0.08
10 Cr 6+
mgl 0.5
0.01 0.01
0.01 0.01
11 Cr mgl
1 0.02
0.02 0.02
0.02 12 Cd
mgl 0.1
0.003 0.003 0.003 0.003
13 Hg mgl
0.005 0.0005 0.0005
0.0005 0.0005 14 Pb
mgl 1
0.01 0.01
0.01 0.01
15 Sn mgl
3 0.4
0.4 0.4
0.4 16 As
mgl 0.5
0.005 0.005 0.005 0.005
17 Se mgl
0.5 0.002 0.002 0.002
0.002 18 Ni
mgl 0.5
0.02 0.02
0.02 0.02
19 Co mgl
0.6 0.02
0.02 0.02
0.33 20 CN
mgl 0.5
0.005 0.005 0.005 0.005
21 H2S mgl
0.1 0.002 0.002 0.002
0.002 22 F
mgl 3
0.54 0.67
0.29 0.56
23 Cl2 mgl
2 0.01
0.01 0.01
0.01 24 NH3-N
mgl 5
0.01 0.05
0.01 0.02
25 NO3-N mgl
30 1.4
0.2 0.1
1.8 26 No2-N
mgl 3
0.002 0.016 0.002 0.002
27 BOD5 mgl
150 149.5
15.2 6.2
23.5 28 COD
mgl 300
560.7 58.6
24.9 90.2
29 MBAS mgl
10 0.06
0.21 0.15
0.27 30 fenol
mgl 1
0.001 0.001 0.001 0.001
31 minyak dan
lemak mgl 30 0.3 0.2 0.2 0.2
32 Debit m3jam
- 10.42
- -
150 Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu limbah
cair bagi kegiatan industri Sta I : Outlet PT.Permata Dunia Sukses Makmur
Sta II : Outlet PT. Bumi Merak Terminallindo Sta III : Outlet PT.Krakatau Wajatama
Sta IV : Outlet PT.Polyprima
130
Tabel 24. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan Kota
Cilegon.
Hasil Analisis Laboratorium No Parameter Satuan
Baku Mutu
Sta I Sta II
Sta III Sta IV
1 Suhu insitu
0C 40
54 38.5 33 30.2
2 TDS mgl 4000 1600
23760 1556 312
3 TSS mgl
400 90
9 12
7 4 pH
insitu 6,0-9,0 7.17
6.43 8.54
8.87 5 Fe
mgl 10
0.06 0.06 0.06 0.06
6 Mn mgl
5 1.18
0.36 0.03
0.06 7 Ba
mgl 3
0.1 0.1
0.1 0.1
8 Cu mgl
3 0.02 0.02 0.02
0.02 9 Zn
mgl 10
0.19 0.28
0.18 0.19
10 Cr 6+
mgl 0.5
0.01 0.01
0.01 0.01
11 Cr mgl
1 0.02
0.02 0.02
0.02 12 Cd
mgl 0.1
0.003 0.003 0.003 0.003 13 Hg
mgl 0.005 0.0005
0.0005 0.0005 0.0005
14 Pb mgl
1 0.01
0.01 0.01
0.01 15 Sn
mgl 3
0.4 0.4
0.4 0.4
16 As mgl
0.5 0.005 0.005 0.005 0.005
17 Se mgl
0.5 0.002 0.002 0.002 0.002
18 Ni mgl
0.5 0.02
0.02 0.02
0.02 19 Co
mgl 0.6
0.02 0.02
0.02 0.33
20 CN mgl
0.5 0.005 0.005 0.005 0.005
21 H2S mgl
0.1 0.002 0.002 0.002 0.002
22 F mgl
3 0.94
2.88 0.68
0.41 23 Cl2
mgl 2
0.01 0.01
0.01 0.01
24 NH3-N mgl
5 0.01
4.65 0.01
0.01 25 NO3-N
mgl 30
1.3 0.5
2.2 1.5
26 No2-N mgl
3 0.57
0.015 0.079
0.027 27 BOD5
mgl 150
22 96
8 9
28 COD mgl
300 67
278 28
30 29 MBAS
mgl 10
0.11 0.84
0.18 0.14
30 fenol mgl
1 0.001 0.001 0.001 0.001
31 minyak dan
lemak mgl 30 0.2 0.2 0.2 0.2
32 Debit m3jam
- 11.2
105.99 45.83 0.06
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu limbah
cair bagi kegiatan industri Sta I : Outlet PT. NSI
Sta II : Outlet PT. LOC Sta III : Outlet PT.Dong jin
Sta IV : Outlet PT.SPIJ
131 Tabel 25. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan industri
Kota Cilegon
Hasil Analisis Laboratorium No Parameter Satuan
Baku Mutu
Sta I Sta II
Sta III Sta IV
1 Suhu insitu
0C 40
34.5 36.2
58.8 36.8
2 TDS mgl 4000 2460
2450 26
1642 3 TSS
mgl 400
26 35
19 15
4 pH insitu
6,0-9,0 8.52 8.53
5.11 8.88
5 Fe mgl
10 0.06 0.06 0.06
0.06 6 Mn
mgl 5
0.2 0.25
0.16 0.18
7 Ba mgl
3 0.1
0.1 0.1
0.1 8 Cu
mgl 3
0.02 0.02 0.02 0.02
9 Zn mgl
10 0.17
0.16 0.11
0.07 10 Cr
6+ mgl
0.5 0.01
0.01 0.01
0.01 11 Cr
mgl 1
0.02 0.02
0.02 0.02
12 Cd mgl
0.1 0.003 0.003 0.003 0.003
13 Hg mgl
0.005 0.0005 0.0005
0.0005 0.0005 14 Pb
mgl 1
0.01 0.01
0.01 0.01
15 Sn mgl
3 0.4
0.4 0.4
0.4 16 As
mgl 0.5
0.005 0.005 0.005 0.005 17 Se
mgl 0.5
0.002 0.002 0.002 0.002 18 Ni
mgl 0.5
0.02 0.02
0.02 0.02
19 Co mgl
0.6 0.43
0.46 0.02
0.02 20 CN
mgl 0.5
0.005 0.005 0.005 0.005 21 H2S
mgl 0.1
0.002 0.002 0.002 0.002 22 F
mgl 3
1.72 1.88
0.16 0.51
23 Cl2 mgl
2 0.01
0.01 0.01
0.01 24 NH3-N
mgl 5
2.42 1.5
0.01 0.04
25 NO3-N mgl
30 0.4
0.5 0.2
2.1 26 No2-N
mgl 3
0.002 0.052 0.002 0.77
27 BOD5 mgl
150 57
74 52
24 28 COD
mgl 300
185 214
168 82
29 MBAS mgl
10 0.32
0.55 0.27
0.52 30 fenol
mgl 1
0.001 0.001 0.001 0.001 31
minyak dan lemak
mgl 30 0.2 0.2 0.2 0.2 32 Debit
m3jam -
51 12
0.375 155.4
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu limbah
cair bagi kegiatan industri Sta I : Outlet WWT II Mitsubishi Chemical Indonesia
Sta II : Outlet WWT I Mitsubishi Chemical Indonesia Sta III : Outlet PT. Continental
Sta IV : Outlet PT.Amoco Mitsui Indonesia
132 Berdasarkan data pada Tabel 26 di atas bisa dilihat bahwa ada beberapa
parameter uji Kualitas Limbah Cair Industri di beberapa stasiun di Kota Cilegon yang telah melewati ambang baku mutu yang telah ditetapkan. Parameter
pertama adalah TDS. Berdasarkan baku mutu yang telah ditetapkan ambang batas untuk kadar TDS adalah sebesar 4000 mgl, namun pada kenyataannya
hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa ada dua stasiun yang memiliki kadar TDS melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Stasiun pertama adalah
stasiun II yang merupakan Outlet Oil Trap PT. Dover memiliki kadar TDS sebesar 5064 mgl dan stasiun kedua adalah stasiun III yang merupakan Outlet PT.
Candra Asih memiliki kadar TDS sebesar 12218 mgl. Hal tersebut jelas menunjukkan bahwa kadar TDS paad kedua stasiun ini telah melebihi baku mutu
yang telah ditetapkan. Selain itu pelanggaran yang juga dilakukan oleh stasiun II yang
merupakan Outlet Oil Trap PT. Dover adalah nilai pH insitu, kadar BOD5 dan kadar COD. Nilai pH insitu pada limbah cair pabrik ini adalah sebesar 9,34
sementara baku mutu untuk pH insitu adalah 6,0-9,0. selanjutnya nilai BOD5 dari limbah pabrik ini adalah 249 mgl sementara baku mutu yang telah ditetapkan
untuk kadar BOD5 adalah 150 mgl. Nilai COD dari limbah pabrik ini adalah 699 mgl sementara baku mutu yang telah ditetapkan adalah sebesar 300 mgl. Hasil
anlaisi dari ketiga paramter tersebut jelas menunjukkan bahwa pH insitu, kadar BOD5 dan kadar COD stasiun II yang merupakan Outlet Oil Trap PT. Dover telah
melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Berdasarkan data pada Tabel 27 di atas bisa dilihat bahwa ada beberapa
parameter uji Kualitas Limbah Cair Industri di beberapa stasiun di Kota Cilegon yang telah melewati ambang baku mutu yang telah ditetapkan. Parameter
pertama adalah Suhu. Ada dua stasiun yang memiliki Suhu insitu melebihi ambang batas yang telah ditetapkan yaitu suhu insitu pada stasiun I yang
merupakan Outlet PT. Krakatau Steel dan stasiun III yang merupakan Outlet PT. Sentra Usahatama Jaya. Suhu insitu stasiun I adalah sebesar 45,6 dan suhu
insitu stasiun III adalah sebsar 49,9 sementara baku mutu untuk suhu insitu limbah cair pabrik adalah sebesar 40 °C. Hal tersebut jelas menunjukkan bahwa
suhu insitu kedua stasiun ini telah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
133 Tabel 26. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan industri
Kota Cilegon
Hasil Analisis Laboratorium No Parameter Satuan
Baku Mutu
Sta I Sta II
Sta III Sta IV
1 Suhu insitu
0C 40
32.4 29.2
34 31.3
2 TDS mgl 4000
754 5064 12218
249 3 TSS
mgl 400
23 31
17 9
4 pH insitu
6,0-9,0 8.11 9.34
8.13 7.63
5 Fe mgl
10 0.06
0.16 0.06
0.06 6 Mn
mgl 5
0.03 0.1
0.04 0.02
7 Ba mgl
3 0.1
0.1 0.1
0.1 8 Cu
mgl 3
0.02 0.02 0.02 0.02
9 Zn mgl
10 0.16
0.18 0.25
0.13 10 Cr
6+ mgl
0.5 0.01
0.01 0.01
0.01 11 Cr
mgl 1
0.02 0.02
0.02 0.02
12 Cd mgl
0.1 0.003 0.003 0.003 0.003
13 Hg mgl
0.005 0.0005 0.0005
0.0005 0.0005 14 Pb
mgl 1
0.01 0.01
0.01 0.01
15 Sn mgl
3 0.4
0.4 0.4
0.4 16 As
mgl 0.5
0.005 0.005 0.005 0.005 17 Se
mgl 0.5
0.002 0.002 0.002 0.002 18 Ni
mgl 0.5
0.02 0.02
0.02 0.02
19 Co mgl
0.6 0.02
0.02 0.02
0.02 20 CN
mgl 0.5
0.005 0.005 0.005 0.005 21 H2S
mgl 0.1
0.002 0.002 0.002 0.002 22 F
mgl 3
0.6 0.76
1.06 0.4
23 Cl2 mgl
2 0.01
0.01 0.01
0.01 24 NH3-N
mgl 5
0.35 75.1
0.01 0.01
25 NO3-N mgl
30 11.2
1.7 0.3
1.6 26 No2-N
mgl 3
3.361 0.034
0.029 1.323
27 BOD5 mgl
150 22
249 43
13 28 COD
mgl 300
76 699
136 45
29 MBAS mgl
10 0.32
5.26 1.05
0.18 30 fenol
mgl 1
0.001 0.001 0.001 0.001 31
minyak dan lemak
mgl 30 0.2 0.2 0.2 0.2 32 Debit
m3jam -
7 -
25 3.6
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu
limbah cair bagi kegiatan industri Sta I : Outlet PT. Titan Petrokimia Nusantara
Sta II : Outlet Oil Trap PT. Dover Sta III : Outlet PT. Candra Asih
Sta IV : Outlet PT.Krakatau Steel
134
Tabel 27. Data kualitas limbah cair pada beberapa industri di kawasan industri
Kota Cilegon
Hasil Analisis Laboratorium No Parameter Satuan
Baku Mutu
Sta I Sta II
Sta III Sta IV
1 Suhu insitu
0C 40
45.6 30.8
49.9 32.5
2 TDS mgl 4000 2091
835 4366
5176 3 TSS
mgl 400
26 144
90 52
4 pH insitu
6,0-9,0 8.51 7.61
8.9 8.6
5 Fe mgl
10 0.42
2.78 3.97
2.19 6 Mn
mgl 5
0.03 0.14
0.27 0.03
7 Ba mgl
3 0.1
0.1 0.1
0.1 8 Cu
mgl 3
0.02 0.02 0.02 0.02
9 Zn mgl
10 0.18
0.31 0.27
0.16 10 Cr
6+ mgl
0.5 0.01
0.01 0.01
0.01 11 Cr
mgl 1
0.02 0.02
0.02 0.02
12 Cd mgl
0.1 0.003 0.003 0.003 0.003
13 Hg mgl
0.005 0.0005 0.0005
0.0005 0.0005 14 Pb
mgl 1
0.01 0.01
0.01 0.01
15 Sn mgl
3 0.4
0.4 0.4
0.4 16 As
mgl 0.5
0.005 0.005 0.005 0.005 17 Se
mgl 0.5
0.002 0.002 0.002 0.002 18 Ni
mgl 0.5
0.02 0.02
0.02 0.02
19 Co mgl
0.6 0.02
0.02 0.02
0.02 20 CN
mgl 0.5
0.005 0.005 0.005 0.005 21 H2S
mgl 0.1
0.002 0.002 0.002 0.002 22 F
mgl 3
0.73 0.9
0.08 1.24
23 Cl2 mgl
2 0.01
0.01 0.01
0.01 24 NH3-N
mgl 5
0.01 0.01
0.61 0.01
25 NO3-N mgl
30 0.3
3.1 3.3
0.5 26 No2-N
mgl 3
0.002 0.002 0.002 0.182
27 BOD5 mgl
150 42
1677 4062
58 28 COD
mgl 300
121 4351
10458 179
29 MBAS mgl
10 0.36
1.07 1.39
0.17 30 fenol
mgl 1
0.001 0.001 0.001 0.001 31
minyak dan lemak mgl
30 0.2
0.2 0.2
0.2 32 Debit
m3jam -
25.2 12.5
6.25 12.5
Sumber : Dinas Lingkungan Hidup, Pertambangan dan Energi Kota Cilegon Baku Mutu : Keputusan Walikota Cilegon Nomor 4 tahun 2002 tentang baku mutu limbah
cair bagi kegiatan industri Sta I : Outlet PT. Krakatau Steel
Sta II : Outlet PT. Jawa Manis Fafinasi Sta III : Outlet PT. Sentra Usahatama Jaya
Sta IV : Outlet PT.PDSU
Parameter berikutnya yang juga perlu menjadi perhatian adalah parameter TDS. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa kadar TDS pada
stasiun III yang merupakan Outlet PT. Sentra Usahatama Jaya adalah sebesar
135 4366 mgl dan kadar TDS stasiun IV yang merupakan Outlet PT. PDSU adalah
sebesar 5176 mgl, sedangkan baku mutu untuk TDS adalah sebesar 4000 mgl. Hal ini jelas menunjukkan bahwa kadar TDS pada kedua pabrik ini telah melebihi
baku mutu yang telah ditetapkan. Disamping itu pH insitu yang juga menjadi salah satu parameter yang
dianalisis pada uji Kualitas Limbah Cair Industri di beberapa stasiun di Kota Cilegon menunjukkan adanya pH pada salah satu stasiun yang hampir melebihi
baku mutu yang telah ditetapkan, dimana baku mutu pH insitu untuk limbah cair adalah 6,0 - 9,0. Adapaun stasiun yang pH institunya hampir melebihi ambang
batas baku mutu yang telah ditetapkan adalah pada stasiun III yang merupakan Outlet PT. Sentra Usahatama Jaya dengan hasil analisis laboratorium untuk
parameter pH insitu adalah sebesar 8,9. Angka tersebut jelas menunjukkan bahwa pH insitu pada stasiun ini sudah sangat mendekati atau hampir melebihi
baku mutu yang telah ditetapkan. Parameter uji berikutnya yang juga telah melebihi baku mutu yang telah
ditetapkan adalah BOD5 dan COD. Pelanggaran terhadap baku mutu yang telah ditetapkan pada dua parameter ini terjadi pada dua stasiun yaitu stasiun II dan III
yang masing-masing merupakan Outlet PT. Jawa Manis Rafinasi dan Outlet PT. Sentra Usahatama Jaya. Kadar BOD5 untuk limbah cair stasiun II adalah
sebesar 1677 mgl dan kadar BOD5 untuk limbah cair stasiun III adalah 4062 mgl, sedangkan baku mutu untuk kadar BOD5 limbah pabrik adalah sebesar 150
mgl. Sementara itu untuk kadar COD dari kedua pabrik tersebuk adalah 4351 mgl untuk limbah cair stasiun II dan 10458 mgl COD untuk limbah cair stasiun
III, padahal baku mutu yang telah ditetapkan untu kadar COD dari limbah cair adalah sebesar 300 mgl. Dari hasil analisis laboratorium pada kedua stasiun
tersebut jelas menunjukkan bahwa kadar BOD5 dan COD limbah cair kedua stasiun ini telah melebihi baku mutu yang telah ditentukan.
7.3.2 Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien