Bibit HASIL DAN PEMBAHASAN

Jumlah rata­rata bibit per hektar yang digunakan oleh petani pada periode pertama dengan masa tanam November­Februari 2007­2008, Desember­Maret 2008­ 2009, Januari­April 2010, November­Juni 2010­2011, Agustus­Mei 2011­2012 untuk perlakuan pupuk kimia 100 dan pupuk organik 50 dan periode kedua perlakuan pupuk kimia 50 dan pupuk organik 60 adalah sebanyak 20 kilogram per hektar, sedangkan Jumlah rata­rata bibit per hektar yang digunakan oleh petani adalah sebanyak 20 kilogram per hektar. Penggunaan jumlah bibit padi akan mempengaruhi total pengeluaran untuk input produksi padi.

b. Pupuk

Pupuk yang digunakan oleh patani terdiri dari dua macam, yaitu pupuk organik POG Parhon, Organik Gatara, Organik Granul, Organik Cair TGH dan pupuk anorganik NPK Kujang, NPK Phonska, Urea. Pupuk Organik dan pupuk Anorganik merupakan pemberian dari Dinas Pertanian Kabupaten Bandung. Dimana petani masih tergantung terhadap penggunaan pupuk anorganik sehingga perlu penambahan pupuk organik agar pemupukan yang dilakukan berimbang sehingga tidak merusak tanah yang mengakibatkan tanah menjadi kritis. Jumlah penggunaan pupuk anorganik dan pupuk organik pada usahatani padi inbrida dengan perlakuan pupuk kimia 100 dan pupuk organik 50 dapat dilihat pada Lampiran 6 dan pada masa tanam tahun 2008­2012 pada usahatani padi inbrida dengan perlakuan pupuk kimia 50 dan pupuk organik 60 dapat dilihat pada Lampiran 6 Serta pengunaan pupuk kimia 100 dan pupuk organik 0 dapat dilihat pada Lampiran 9.

c. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan dalam semua kegiatan usahatani padi yang dilakukan dilokasi penelitian seluruhnya dikerjakan oleh tenaga kerja laki­laki. Digunakan dalam kegiatan usahatani mulai dari persiapan lahan, penanaman, pemupukan, penyemprotan,dan pemanenan. Pada jenis kegiatan penanaman terdapat dua cara dalam pembayaran tenaga kerja yang dilakukan. Cara pertama adalah dengan cara ceblok, yaitu petani hanya membayar upah makan dengan kisaran biaya Rp. 10.000,00 dan Rp 15.000,00 dengan kondisi tenaga kerja yang digunakan akan mendapatkan kepastian akan dipekerjakan kembali ketika kegiatan pemanenan. Cara kedua dengan cara borongan, yaitu petani akan membayar upah kepada tenaga kerja sesuai dengan lahan yang akan ditanam. Besar upah untuk cara borongan berkisar dari Rp 700.000,00 sampai Rp 800.000,00 per satu bahu atau 0,66 hektar. Untuk kegiatan pemanenen menereapkan cara yang sama dalam pembayaran upah tenaga kerja, yaitu dengan menggunakan cara bawon. Cara pembayaran bawon adalah cara pembayaran bagi hasil dimana tenaga kerja akan mendapatkan satu per enam dari hasil panen petani. Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam analisis usahatani padi mengunakan satuan HOK Hari Orang Kerja. Petani hanya mengiginkan dengan upah yang dibayar suatu jenis pekerjaan bisa selesai dalam satu hari dimana untuk satu Hari Orang Kerja adalah delpan jam per hari. Biaya tenaga kerja yang terdiri dari 4 HOK pada proses persemaian, 20 HOK penanaman, 8 HOK pada proses pemupukan, 40 HOK pada proses penyiangan, 20 HOK pada proses penyemprotan, 150 HOK pada proses pemanenan.

d. Alat-Alat Pertanian

Jenis alat pertanian yang digunakan dalam kegiatan tanaman padi adalah cangkul, arit, ember, linggis, pompa air, alat semprot dan traktor. Cangkul digunakan untuk menggemburkan tanah, arit digunakan untuk menyiangi ilalang yang ada di sekitar sawah, linggis digunakan untuk membalikan tanah dan memecah tanah keras, pompa air digunakan untuk membantu mengairi sawah, alat semprot digunakan sebagai wadah menyempot tanaman padi untuk pemupukan tananaman padi menggunakan pupuk organik cair, dan traktor digunakan untuk membajak sawah dan mengemburkan tanah, peralatan yang digunakan petani adalah milik pribadi.

e. Analisis Biaya Usahatani

Biaya yang dikeluarkan dalam usahatani terdiri dari biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan dalam bentuk uang tunai, yang termasuk dalam biaya tunai pada usahatani adalah biaya input pembelian bibit, pupuk, sewa lahan, sewa alat pertanian, biaya irigasi dan biaya tenaga kerja. Pada Tabel 5 analisis usahatani yang dilakukan terhadap petani padi inbrida yang menggunakan periode tanam tahun 2008 dengan P1 penggunaan pupuk anorganik 100 dan pupuk organik 50 dan P2 penggunaan pupuk anorganik 50