5. Perhitungan konversi berat padi – beras
Produksi Gabah Kering Panen GKP : Luas lahan Ha x
Produktivitas ratarata TonHa
Produksi Gabah Kering Giling GKG : 86,59 x GKP
Produksi Beras : 63,20 x GKG 6.
Penilaian sekenario investasi sesuai dengan Studi Kelayakan Bisnis kelayakan perbandingan skenario pertama pupuk kimia 100 dan
pupuk organik 50 dan skenario kedua pupuk kimia 50 dan pupuk organik 60 serta skenario ketiga pupuk kimia 100 dan pupuk
organik 0 dapat menggunakan 4 kreteria investasi yang terdiri dari : Net Present Value
NPV, Internal Rate Of Return IRR, Net BC, Break event point
BEP, Payback Periode PBP. 7.
Suku bunga deposito sebesar 5,75 persen yang diperoleh melalui rata rata BI rate bulan Februari 2012. Suku bunga pinjaman yang
digunakan adalah sebesar 7 persen selama lima tahun, nilai tersebut merupakan suku bunga pinjaman
selama lima tahun Johansyah, 2012.
8.
Data yang diperoleh baik secara primer ataupun sekunder akan diolah secara manual dan dibantu prangkat lunak Microsoft excel versi 2003.
9. Data sekunder dari penelitian ini adalah berupa produktifitas
penggunaan pupuk kimia dan pupuk organik pada tahun 2008 2012 yang sumber data didapat dari Dinas Pertanian Kabupaten Bandung
dan lokasi penelitian di Kecamatan Soreang. 10.
Studi kepustakaan merupakan metode pengumpulan data dengan cara mempelajari literaturliteratur yang relevan dengan penelitian guna
memperoleh gambaran teoritis mengenai konsep pemupukan berimbang dengan efisiensi penggunaan yang tepat, studi kepustakaan
diperoleh dari berbagai literatur maupun teori dari buku, jurnal penelitian dan internet.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian 4.1.1 Kabupaten Bandung
Kabupaten Bandung merupakan bagian dari wilayah pengembangan metropolitan Bandung, yang mempunyai luas 176.239 km2 dengan Jumlah penduduk
3.174.499 Jiwa terdiri dari 1.617.513 lakilaki dan 1.556.986 perempuan BPS 2010, yang merupakan hiterlend serta daerah penyangga Ibukota propinsi Jawa Barat. Hal
ini memberi dampak positif terhadap keleluasan dan peluang pengembangan struktur ekonomi dan aksesibilitas infrastruktur peningkatan kualitas sosial. Batasbatas
daerah adalah sebelah utara : Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Sumedang; sebelah timur : Kabupaten Sumedang dan Kabupaten
Garut; sebelah selatan : kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur serta sebelah Barat : Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Cianjur dan Kota Bandung Anonim, 2012.
Wilayah Kabupaten Bandung terbagi ke dalam 31 Administratif Kecamatan yang terdiri dari 267 Desa dan 9 Keluarahan.
Kondisi Geografis Koordinat 107
o22108oBT dan 6o 417o19LS Ketinggian 110 2.429 m dpl
Luas wilayah 176.239 Ha Kondisi Morfologis
Terdiri dari wilayah datarlandai, kaki bukit, dan pegunungan. Kemiringan lereng beragam antara08 ,815 hingga diatas 45
Berdasarkan rencana tata ruang dan wilayah Kabupaten Bandung Tahun 2007 2027, wilayah Kabupaten Bandung dibagi kedalam 8 Wilayah Pengembangan : 1
Wilayah Pengembangan Baleendah; 2 Wilayah Pengembangan Banjaran; 3 Wialayah Pengembangan Cicalengka; 4 Wilayah Pengembangan Cilengkrang
Cimenyan; 5 Wilayah Pengembangan CileunyiRancaekek; 6 Majalaya; 7 MargahayuMargaasih; 8 SoreangKutawaringinKetapang.
Potensi sektor pertanian hampir di seluruh Wilayah Pengembangan, Sehingga Kebijakan Pengembangan sistem kotakota dan wilayah diarahkan
pada pengembangan kawasan pertanian, terutama di Wilayah Pengembangan Soreang
KutawaringinKetapang, Wilayah
Pengembangan Beleendah,
Wilayah Pengembangan Banjaran, Wilayah Pengembangan Majalaya, Wilayah Pengembangan
CileunyiRancaekek, Wilayah
Pengembangan Cicalengka,
dan Wilayah
Pengembangan CilengkrangCimenyan.
4.1.2 Potensi Lahan
Lahan merupakan sumberdaya alam yang paling penting dalam usaha budidaya pertanian. Potensi Lahan di Kabupaten Bandung, terdiri dari Lahan Sawah
seluas 36.212 hektar atau 20,55 dari luas wilayah Kabupaten Bandung 176.239 Ha. Lahan Kering seluas 140.027 hektar 79,45 , terdiri dari lahan kering pertanian
seluas 74.778 Ha 42,43 dan lahan kering bukan pertanian 65.249 Ha 37,02
4.2. Aspek-Aspek Analisis Kelayakan Usaha
Aspek – aspek analisis kelayakan usaha yang dibahas meliputi aspek pasar, aspek produksi, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek
finansial. Variabelvariabel yang dibahas setiap aspek disesuaikan dengan kondisi usaha yang dijalankan, Penjelasan pada setiap aspek adalah sebagai berikut :
4.2.1 Aspek Pasar a.
Peluang pasar
Kebutuhan pupuk kimia di Indonesia sangat besar, mengingat sebagian besar mayoritas penduduk bermata pencarian sebagai petani, dan diperkirakan kebutuhan
pupuk kimia setiap tahunnya meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Berdasarkan asumsi tersebut, maka selama 20072012 diproyeksikan akan
terdapat surplus produksi Urea yang terus meningkat Tabel 4. Jika surplus tersebut ditambah stok akhir tahun 2006 sekitar 1 juta ton, maka akan menjadi 2,183,633 ton
pada tahun 2007. Jika stok pupuk sebesar 1 juta ton tetap dipertahankan dalam rangka pengamanan cadangan pupuk, maka jumlah tersebut baru dapat digunakan untuk
mencukupi kebutuhan sektor perindustrian sekitar 1,1 juta ton.