Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

Arman 2000, efesiensi Penggunaan Faktor Produksi pada Usahatani Kacang Tanah dan Kedelai, metode sampling menggunakan purposive sampling dan random sampling dengan alat analisis regresi dengan model fungsi Cobb Douglas dan RC Ratio, pada usaha tani kedelai penggunaan benih dan pupuk TSP berpengaruh nyata terhadap produksi kedelai. Sedangkan pada usaha tani kacang tanah penggunaan luas lahan dan tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi kacang tanah. Secara ekonomis menunjukan bahwa tingkat efesiensi usaha tani kedelai lebih besar dibandingkan efesiensi kacang tanah. Tutuarima 2009, analisis Efisiensi Produksi Pendekatan Fungsi Produksi Frontier pada Usaha Tani Cabai. Metode sampling yang digunakan Sample Random Sampling dengan alat analisis fungsi produksi frontier, luas lahan, benih, pupuk, dan pestisida, secara nyata mempengaruhi produksi cabai. Sedangkan variabel tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap produksi cabai. Rata­rata efisiensi teknik usaha tani cabai belum mendekati 1 yang berarti produksi cabai pada daerah penelitian belum efisien. Sedangkan Efisiensi harga lebih besar dari 1 yang artinya penggunaan input produksi belum efisien dan perlu menambahkan kuantitas penggunaan input produksi. Suprihono 2003, analisis Efesiensi Usaha Tani Padi pada Lahan Sawah di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak. Tujuan pertama untuk mengetahui pendapatan dan biaya usahatani padi pada lahan sawah berpengairan teknis dan tadah hujan, kedua untuk menganalisis efisiensi teknis, efisiensi harga dan efisiensi ekonomis usahatani pada lahan sawah berpengaira teknis dan tadah hujan dalam waktu musim tanam padi pertama yaitu pada saat musim tanam padi pada lahan sawah tadah hujan di Kabupaten Demak, dengan menggunakan metode Sampling yaitu Quota Sampling dengan alat analisis stataistik digunakan untuk menguji model fungsi produksi dan efisiensi, sedangkan untuk menganalisis usahatani menggunakan Net BC. Hasil usahatani padi dengan pengairan teknis luas lahan lebih besar dari 0,5 Ha rata­rata efisiensi teknis sebesar 0,83439, efisiensi hargaalokatif sebesar 2,5055 dan efisiensi ekonomis sebesar 2,1144 sedangkan usahatani padi dengan pengairan tadah hujan luas lahan lebih dari 0,5 Ha rata­rata efisiensi teknis 0,9697, efisiensi hargaalokatif sebesar 3.7160 dan efisiensi ekonomis rata­rata sebesar 3,6035. Net BC pada usaha tani dengan pengairan teknis lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan pengairan tadah hujan. Chaerunnisa 2007, meneliti Studi Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah di Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. aspek pasar pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen operasional dan aspek finansial. Berdasarkan hasil analisis finansial diperoleh dan aspek finansial diperoleh nilai dari beberapa parameter kelayakan yang meliputi Net Present Value NPV yang bernilai Rp. 254.889.000, Internal rate of retrun IRR 40,8 persen, Net BC 8,54 dan PBP adalah 0,8 tahun. Semua analisis kelayakan menunjunkan nilai yang baik sehingga layak di jalankan. Margaretha 2008 meneliti Analisis Kelayakan Finansial Usaha Budidaya Tanaman Tomat, Cabai dan Melon Menggunakan Irigasi Tetes. Hasil analisis finansial usaha yang dihitung menggunakan Internal rate of retrun IRR dengan lama usaha 8 tahun memberikan nilai IRR sebesar 27.48 persen untuk tanaman tomat, 25.60 persen untuk tanaman cabai dan 35.88 persen untuk tanaman melon. Dari hasil tersebut maka usaha budidaya tanaman tomat, cabai, melon dengan menggunakan irigasi tetes memang paling layak untuk digunakan. Pandel 2008, meneliti tentang Kelayakan Ekonomi untuk penyerapan Karbon Tanah Dalam Produksi Jagung Tanpa Olah Tanah dan Pupuk Kandang di Timur Laut Kansas. Dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa nilai net retruns yang dihasilkan sebesar 84 juta, kemudian dilakukan analisis sensitivitas dengan skenario kenaikan biaya input dan nilainya turun menjadi 5,62 yang berarti usaha ini sensitif terhadap kenaikan harga input. Duriyat 2008, meneliti tentang Analisis kelayakan bisnis Kaji Terapan pemupukan tanaman padi di Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur Tabel 1. Perlakuan pemupukan pupuk organik pada tanaman padi inbrida No Produktivitas Perlakuan I II III 6,60 TonHa 8,53 TonHa 12,95 TonHa 1 Nilai Produksi 13.200.000 17.060.000 30.439.550 2 Beda Nilai Produksi 3.860.000 13.377.550 3 Biaya Pupuk 750.000 1.015.000 1.015.000 4 Beda Biaya Pupuk 265.000 1.012.000 5 Keuntungan 10.060.000 13.325.550 26.705.050 6 Beda Keuntungan 3.265.500 13.325.550 7 BCR 5.1 3.8 10.2 Berdasarkan Tabel 1 nampak jelas bahwa perlakuan pertama dengan hasil sebesar 6,60 tonha, dengan mengunakan pupuk kimia 100. Dan untuk perlakuan yang kedua 8,53 tonha, dengan menggunakan kombinasi pupuk kimia 50 dan pupuk organik 100 serta perlakuan, dan aplikasi yang ketiga diperoleh dengan hasil sebesar 12,95 tonha, dengan menggunakan kombinasi pupuk kimia 50 dan pupuk organik 100, dengan Benefit Cost Ratio dari setiap perlakuan yang berbeda hal ini menandakan bahwa penggunaan pupuk organik cair memberikan efek yang nyata terhadap produksi tanaman padi.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiaran

Kabupaten Bandung bagian dari wilayah pengembangan metropolitan Bandung yang mempunyai Luas 176.239 km2 dengan jumlah penduduk 3.174.499 terdiri dari 1.617.513 laki­laki dan 1.566.986 perempuan BPS 2010, sektor pertanian di kabupaten Bandung menempati urutan ketiga yang berkontribusi terhadap PDRB pertanian mencapai 2.19 pertahun atau lebih bila dibandingakan dengan sektor pertanian sebagai basis ekonomi yang akan memberikan kontribusi besar pengembangan wilayah di kabupaten Bandung. Revolusi hijau merupakan usaha yang dilakukan manusia dalam meningkatkan produksi pangan dengan jalan melakukan pengembangan pada teknologi pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan dan kesejahteraan penduduk dunia, hasil pertanian yang didapatkan dari program BIMAS tersebut memang sangat menguntungkan. Namun dalam penerapannya, program ini menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia yang berlebihan yang bertujuan untuk menambah kesuburan tanah dan membuat tanaman tersebut tahan terhadap serangan hama penyakit. Hal ini berakibat berdampak terhadap penurunan produktivitas tanah, rusaknya keseimbangan ekosistem dan terganggunya kesehatan manusia. Meningkatkan taraf kehidupan masyarakat yang menyadari arti pentingnya hidup yang berkualitas dan mengatasi agar dampak negatif dari teknologi revolusi hijau tidak berkelanjutan, maka ahli pertanian mengembangkan sistem pertanian organik, pertanian organik dianggap sebagai salah satu solusi bagi revolusi hijau mengajarkan petani untuk menghargai kearifan dan budaya lokal dalam pertanian. Selain itu, Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk membandingkan usahatani padi organik dan anorganik untuk mengetahui sistem pertanian mana yang lebih baik dan menguntungkan untuk diusahakan oleh petani Gambar 1.Kerangka pemikiran operasional Skenario Dasar SD 100 Standar NPK 300 Kg 100 Standar Urea 200 Kg Skenario-1 P P1 P2 100 Standar 50 Standar NPK 300 Kg NPK 150 Kg 100 Standar 50 Standar Urea 100 Kg Urea 50 Kg 50 Standar 60 Standar TGH 3 Lt TGH 3,6 Lt Skenario-2 Q Q1 Q2 100 Standar 50 Standar NPK 300 Kg NPK 150 Kg 50 Standar 60 Standar TGH 3 Lt TGH 3,6 Lt 50 Standar 60 Standar POG 250 Kg POG 300 Kg Skenario-3 S S1 S2 100 Standar 50 Standar NPK 100 Kg NPK 50 Kg 100 Standar 50 Standar Urea 100 Kg Urea 50 Kg 50 Standar 60 Standar TGH 3 Lt TGH 3,6 Lt 50 Standar 60 Standar Granul 500 Kg Granul 600 Kg 50 Standar 60 Standar Gatara 3 Kg Gatara 3,6 Kg Perbandingan analisis finansial pupuk kimia dan pupuk organik cair Dinas Pertanian Kabupaten Bandung. • Padi Non Hibrida Skenario Perlakuan Penggunaan Pupuk Kimia dan Pupuk Organik Layak Tidak Layak Tidak dilanjutkanDiperbaiki DikembangkanDilanjutkan Analisis Non Finansial • Aspek Pasar • Aspek Teknis • Aspek Manajemen dan Hukum • Aspek Sosial ekonomi dan budaya • Aspek Lingkungan Analisis Finansial • Net Present Value NPV • Internal Rate of retrun IRR • Net BC • Pay Back Periode PBP Studi Kelayakan Bisnis