Pupuk Anorganik dan Pupuk Organik

negara tropika basah yang memiliki sumber bahan organik sangat melimpah, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal Bahanpupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan Badan Litbang Pertanian, 2006.

2.5. Lahan Kritis

Lahan kritis menurut hasil symposium pencegahan dan pemulihan lahan kritis pada tahun 1975, didefinisikan sebagai tanah yang karena tidak sesuai dengan penggunaan dan kemampuannya telah mengalami atau dalam proses kerusakan fisik, kimia, biologi yang akhirnya membahayakan fungsi hidrologis, orologis, produksi pertanian, pemukiman dan kehidupan ekonomi dari daerah lingkungannya. Hidayat dan Thalib 1987 mengemuakan hal yang sama bahwa lahan kritis adalah lahan­ lahan yang telah mengalami gangguan ataupun kerusakan baik secara fisika, kimia maupun biologinya. Departemen Pertanian menetapkan lahan kritis pada hakekatnya adalah lahan yang saat ini kurang produktif lagi ditinjau dari segi pertanian karena pengelolan dan penggunaannya tidak atau kurang memperhatikan kaidah­kaidah konservasi tanah. Pada lahan ini terdapat satu atau lebih unsur penghambat yang kurang mendukung usaha pemanfaatan lahan pertanian. Pusat penelitian tanah dan agroklimat mendefinisikan lahan kritis sebagai lahan yang telah mengalami kerusakan fisika tanah karena berkurangnya penutupan vegetasi dan adanya gejala erosi yang akhirnya membahayakan fungsi hidrologis dan daerah lingkungannya Sunyoto et al. 1993 Direktorat Jendaral Reboisasi dan Rehabilitasi lahan dengan Surat Keputusan Nomer 073KptsV1994 tentang pedoman penyusunan rencana Teknik Lapangan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Daerah Aliran Sungai mendefinisikan lahan kritis adalah lahan yang keadaan fisiknya sedemikian rupa sehingga lahan tersebut tidak bisa berfungsi secara baik sesuai dengan peruntukannya sebagai media produksi ataupun media tata air lahan­lahan tersebut berupa Suwardjo et al. 1996 1. lahan gundul yang sudah tidak bervegetasi lagi. 2. padang alang­alang atau lahan yang ditumbuhi semak belukar yang tidak produktif. 3. Areal yang berbatu atau berpasir sebagai akibat erosi tanah. 4. Lahan yang kedalaman solumnya sudah tipis sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. 5. Tanah yang tingkat erosinya melebihi tingkat erosi yang dapat ditolerasikan yaitu untuk tanah kedalaman solum lebih daru 100 cm sebesar 14 tonhatahun, daerah dengan kedalaman solum 30­100 cm sebesar 10 tonhatahun dan tanah dengan kedalaman solum kurang dari 30 cm sebesar 5 tonhatahun. Departemen kehutanan secara umum menyebutkan lahan kritis adalah lahan yang sudah tifak berfungsi sebagai media mengatur tata air dan unsur produksi pertanian yang baik. Keadaan ini dicirikan oleh keadaan penutupan vegetasi lebih kecil 25 topografi dengan kemiringan lebih besar 15 dan ditandai dengan adanya gejala erosi lembar sheet erosian dan erosi parit gully erosian.

2.6. Kesuburan dan Kesehatan Tanah

Kesuburan tanah adalah suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara dalam keadaan cukup, seimbang dan tersedia sesuai kebutuhan tanaman. Penggunaan pupuk merupakan suatu kebutuhan bagi tanaman untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dan menjaga keseimbangan hara yang tersedia selama siklus pertumbuhan tanaman Leiwakabessy et al. 2003 Ciri­ciri tanah yang subur dan sehat : • Mengandung humusbunga tanah terbuat dari bahan organik yang hancur dan terurai, kompos, mulsa, kotoran hewan dll • Mengandung sejumlah besar biota­biota tanah bermanfaat mikrofauna, mikroflora, makrofauna, dll