1 Analisis kelayakan skenario S permusim tanam

Perhitungan Net BC menghasilkan perhitungan pada skenario S2 dengan nilai Net BC tertinggi lebih dari satu pertahun dengan dua kali masa tanam yaitu untuk MT 1 dan MT 2 dengan Net BC tertinggi pada skenario S2 yaitu 2,5 pada masa tanam tahun 2012 dan untuk Net BC terendah untuk skenario S2 adalah 2,1 pada masa tanam tahun 2008. Dengan total net BC sebesar 11,3 hal ini menunjukan bahwa penggunaan pupuk kimia 50 dan pupuk organik 60 pada skenario S2 dengan Net BC lebih besar dari satu, untuk setiap tahun dua kali masa tanam Nilai Pay back Period PP mengambarkan kecepatan perputaran setiap panen. Masa panen yang diberlakukan adalah 3 bulan sekali selama dua kali periode masa tanam dalam setahun, dari hasil perhitungan dengan perbandingan pupuk anorganik dan pupuk organik, pada tanaman padi inbrida, dengan penggunaan pupuk anorganik 100 dan pupuk organik 50 pada padi inbrida untuk sekenario S1 dan perbandingan pupuk anorganik 50 dan pupuk organik 60 untuk skenario S2 Perputaran percepatan panen selama setahun dengan dua kali masa tanam dengan skenario S1 dengan paling cepat masa panen sebesar 1 pada tahun 2012 dan paling lama masa panen sebesar 2 pada tahun 2009 sementara untuk skenario S2 dengan paling cepat masa panen sebesar 0,7 pada tahun masa tanam 2012 dan paling lama masa panen untuk skenario S2 sebesar 0,9 pada tahun masa tanam 2008. Dengan total Pay back Period untuk skenario S1 adalah 6,7 tahun dan untuk skenario S2 4 tahun sehingga dapat diketahui bahwa skenario S2 memiliki masa panen tercepat yaitu 4 tahun, bisa dilihat Lampiran 4. Tabel 13. Skenario dasar tanpa pupuk organik Parameter STN Tahun Tanam Padi Inbrida SD 2008-2012 Rata- rata Skenario Dasar Nilai

1. Tingkat Produksi Tonha

3.471 3.471

2. Harga Beras RpKg

4.200 4.200

3. NPV jutaan Rpthn

86.248 86.248

4. IRR thn

41 41

5. NET BC -

5,6 6

6. Pay Back Period thn

1,7 2

d. Analisis kelayakan skenario dasar

Tingkat produksi beras menurut skenario dasar dengan menggunakan pupuk kimia dan tanpa menggunakan pupuk organik, skenario dasar menghasilkan tingkat produksi beras per tonha sebesar 3.471kg, skenario dasar ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan menggunakan pupuk organik sebagai pembanding produktifitas tanaman padi inbrida. Hal ini menandakan bahwa pengaruh penggunaan pupuk organik ini berpengaruh terhadap sifat fisik tanah menjadi lebih sehat sehingga organisme yang ada dalam tanah bertambah, sehingga tanah menjadi subur kembali. Harga beras dari skenario dasar dengan rata­rata adalah adalah Rp. 4.200 kg, dengan perlakuan selama lima tahun dengan dua kali masa tanam, setiap tahun harga beras naik, dikarenakan ditetapkan berdasarkan harga pembelian pemerintah. Nilai NPV mengambarkan keuntungan dari produk tersebut. Nilai NPV penggunaan pupuk anorganik 100 dan Pupuk organik 0 untuk sekenario dasar nilai NPV yang diperoleh sebesar Rp. 86.248,­ Perbandingan tiga sekenario dengan skenario dasar dapat diperoleh perbandingan tertinggi pada skenario P2 Rp. 138,406,­ dengan perlakuan pupuk anorganik 50 dan Pupuk organik 60. Penambahan pupuk organik 10 untuk sekenario P2 untuk memberikan pengaruh terhadap tanaman padi inbrida sehingga bisa memberikan kenaikan produksi tanaman padi inbrida. Dengan perbandingan penggunaan pupuk anorganik dan pupuk organik menghasilkan hasil yang nyata sehingga layak untuk dijalankan. Perhitungan IRR ini dilakukan dengan cara coba­coba sampai ditemukan tingkat bunga yang dapat menjadikan present value proceed sama besar dengan present value outlay Riyanto, 2001. Kadariah 2001 menyatakan bahwa dalam perhitungan IRR harus dilakukan interpolasi antara discount rate tertinggi i’ yang memberi NPV negative NPV”, sehingga diperoleh NPV sebesar nol 0. Nilai IRR menunjukan discount faktor pada tingkat suku bunga deposito bank mandiri r1 = 5,75, dengan cara coba­coba dengan tingkat suku bunga sebesar r2 = 7 Nilai IRR dengan penggunaan pupuk anorganik 100 dan Pupuk organik 0 untuk skenario dasar dengan nilai yang dimiliki IRR sebesar 41 hal ini sama dengan tiga skenario yang menggunakan pupuk anorganik dan pupuk organik. Hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan pupuk kimia pada tanaman padi inbrida layak untuk dilanjutkan. PI disebut juga sebagai net BC, yaitu dengan menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang dari perencanaan penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang dari investasi yang dilaksanakan, dapat dihitung dengan membandingkan PV kas masuk dan PV kas keluar. Nilai sekenario dasar pada pupuk anorganik 100 dan pupuk organik 0 pada padi inbrida untuk skenario dasar sebesar 5,6 dengan perbandingan tiga sekenario yang menggunakan pupuk anorganik dan pupuk oraganik skenario S2 sebesar 6,2 nilai PI atau Net BC yang menunjukan nilai yang lebih besar dari satu maka usaha layak untuk dijalankan. Pay back Period menggambarkan kecepatan perputaran setiap panen. Masa panen yang diberlakukan adalah 3 bulan sekali selama dua kali periode masa tanam, dari hasil perhitungan dengan perbandingan pupuk anorganik dan pupuk organik, pada tanaman padi inbrida, dengan penggunaan pupuk anorganik 100 dan pupuk organik 0 pada padi inbrida untuk skenario dasar menghasilkan pay back period adalah 1,7 tahun dan membandingkan dengan tiga skenario dengan pay back period tertinggi adalah pada skenario S1 1,9 tahun skenario S1 memiliki masa panen lebih lama dibandingkan dengan skenario dasar yang hanya menggunakan pupuk kimia Hal ini dapat diartikan bahwa penggunaan kadar pupuk kimia 100 pada produktivitas padi inbrida, dapat mempercepat masa panen.

d.1 Analisis kelayakan skenario dasar permusim tanam