1. Persemaian
Pada saat melakukan persemaian benih harus direndam menggunakan pupuk organik cair, 2cclt air selama 612 jam, tiriskan dan masukan ke karung goni, benih
mengambang dibuang. Selanjutnya diperam menggunakan daun pisang atau dipendam dalam tanah selama 12 malam hingga benih berkecambah serentak.
Persemaian dialiri dengan berangsur sampai setinggi 35 cm. Setelah bibit berumur 7 10 hari dan 1418 hari, dilakukan penyemprotan pupuk organik cair dengan dosis 2
tutuptangki.
2. Persiapan dan pengolahan tanah sawah
pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan tanah struktur tanah yang dikehendaki
tanaman, yaitu melalui pembersihan, pencakulan, pembajakan, penggaruan. Setelah tanah diolah dilakukan pemupukan organik cair 1 liter dicampur dengan 200 liter air
bersih dengan menggunakan tangki semprot yang harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga tidak terjadi kontaminan, semprot beulang kali sehingga merata.
3. Penanaman
Bibit yang siap dipindah tanamkan ke sawah berumur 2140 hari, berdaun 5 7 helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak terserang hama
penyakit.
4. Pemeliharaan
Pemeliharan dengan cara penyulaman dan penyiangan bibit yang digunakan harus jenis yang sama, penyulaman tidak boleh melampaui 10 hari setelah tanam.
Serta harus melakukan pengairan secara terusmenerus, dan tujuan pemupukan adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan sangat penting bagi tanaman
baik dalam proses pertumbuhan produksi.
5. Pemupukan
Pemupukan menggunkan kombinasi pupuk kimia dan pupuk organik cair harus diberi jarak lima hari yaitu pada saat padi berumur lima belas hari maka yang
diggunakan terlebih dahulu pupuk organik cair dengan dosis 1 liter dicampur dengan air bersih sebanyak 100 liter air, setelah itu lima hari kemudian baru menggunakan
pupuk kimia dengan dosis NPK 150 kg, Urea 100 kg dan pada saat tiga puluh lima hari setelah tanam baru dilanjutkan pemupukan kedua dengan menggunakan pupuk
organik cair dengan dosisi 1 liter dicampur dengan air bersih sebanyak 100 liter air, setelah itu lima hari kemudian baru menggunakan pupuk kimia dengan dosis NPK
150 kg, Urea 100 kg, hal ini untuk mencegah terjadinya kontak penggunaan pupuk kimia dan pupuk organik cair, karena kandungan isi dari pupuk organik cair
merupakan mahluk hidup berupa mikroorganisme yang dapat menyuburkan tanah.
c. Pasca panen
Kegiatan pemanenan dilakukan pada saat usia padi sudah mencapai 100 hari atau padi sudah cukup umur dan mencapai kondisi yang diinginkan oleh petani.
Cara panen padi yang dilakukan adalah dengan memotong padi dengan menggunakan sabit. Pemotongan padi dilakukan pada bagian atas padi. Hal ini dilakukan karena
setelah padi dipotong padi akan dirontokan dengan menggunakan mesin perontok. Perontokan padi dilakukan dengan tujuan untuk melepaskan gabah dari malainya.
Penggunaan mesin perontok dilakukan agar presentase rendeman padi rendah. Selain itu presentase padi yang tidak rontok rendah bila dibandingkan dengan menggunakan
sistem gebot atau banting. Dengan demikian, hasil gabah yang di dapatkan juga lebih baik. Berikut grafik harga gabah dan beras Vs HPP 20062011
Grafik 1. Harga gabah dan beras Vs harga pembelian pemerintah 2006-2011
Sumber : Syahyuti 2006 Berikut perkembangan harga gabah dan beras Vs HPP 20062011 yang
dimana harga pembelian pemerintah gabah kering panen pada tahun 2006 mencapai harga Rp 1.750, menggalami kenaikan di tahun 2012 mencapai harga Rp. 2.500,
sementara untuk gabah kering panen pada tahun 2006 mencapai harga Rp. 2.000, mengalami kenaikan di tahun 2012 mencapai harga Rp. 3.750, dan untuk harga
pembelian pemerintah untuk beras ditahun 2006 mencapai harga Rp. 2.750, dan mengalami kenaikan ditahun 2012 mencapai harga Rp. 5.000, dan untuk harga beras
di tahun 2006 mencapai harga Rp. 4000 dan menagalami kenaikan ditahun 2012 mencapai harga Rp. 8.250,