5.3 Pembuatan Model Kesesuaian Habitat Orangutan Kalimantan
5.3.1 Pembobotan dengan metode PCA
Penentuan bobot untuk membangun model kesesuaian habitat orangutan kalimantan diperoleh dengan menggunakan Analisis Komponen Utama Principal
Componen AnalysisPCA dengan software SPSS 1.5. Faktor bobot
menggambarkan kepentingan relatif dari variabel yang digunakan dalam pemodelan spasial habitat Indrawati 2010.
PCAmerupakan teknik analisis multivariabel menggunakan banyak variabel yang dilakukan untuk tujuan ortogonalisasi dan penyederhanaan variabel
Rosita 2008. PCA digunakan untuk meringkas variabel yang banyak jumlahnya menjadi beberapa komponen utama yang mengandung variabel-variabel tertentu.
Hasil PCA berupa komponen utama yang sesuai dengan jumlah variabel yang digunakan, namun banyaknya komponen utama yang dijelaskan tergantung pada
jumlah keragaman kumulatif yang mewakili total keragaman data. Jumlah komponen utama yang dapat digunakan dianggap mewakili jika keragaman
kumulatifnya mencapai 70-80 Timm 1975 diacudalam Pereira 1999. Variabel yang digunakan meliputi jarak darisungai, nilai NDVI, jarak dari
jalan dan jarak dari desa. Data yang digunakan pada PCA adalah data titik sarang orangutan kalimantan yang dianalisis posisinya secara spasial terhadap empat
variabel tersebut. Titik sarang orangutan kalimantan didapatkan dengan metode transectdengan jarak minimal 2 km dari camp. Pemilihan lokasi transcet 2 km
dari camp dimaksudkan agar titik sarang yang ditemukan merupakan sarang orangutan liar. Karena di jarak 2 km dari camp,sarang yang akan ditemukan
adalah sarang orangutan rehabilitasi. Terdapat 72 titik sarang yang ditemukan dilapang dengan 49 titik yang digunakan untuk membangun model dan 23 titik
digunakan untuk validasi. Analisis spasial titik sarang orangutan terhadap variabel habitat yang meliputi jarak dari sungai dan nilai NDVI dapat dilihat pada Gambar
16 dan 17. Adapun analisis spasial titik sarang orangutan berdasarkan variabel gangguan yaitu jarak dari jalan dan jarak dari desa dapat dilihat pada Gambar 18
dan 19.
Gambar 16 Peta jarak dari sungai. 4
2
Gambar 17 Peta nilai NDVI. 4
3
Gambar 18Peta jarak dari jalan. 4
4
Gambar 19 Peta jarak dari desa. 4
5
Hasil analisis spasial titik sarang orangutan kalimantan selanjutnya ditransformasikan dengan Log 10yang dilakukan agar nilai setiap variabel
menjadi proporsional satu sama lain. Hasil transformasi dari masing-masing variabel dianalisis menggunakan metode PCA. Dari hasil analisis PCA kemudian
didapatkan 2 komponen utama yang digunakan dengan keragaman kumulatifmya 74,051. Nilai total dari akar ciri kedua komponen tersebut yang digunakan
sebagai bobot dalam pembuatan model kesesuaian habitat. Nilai keragaman total komponen utama disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Keragaman total komponen utama
Komponen Utama
Akar Ciri Total
Keragaman Kumulatif Keragaman
1 2
3 4
1,747 1,215
0,600 0,438
43,664 30,386
15,008 10,941
43,664 74,051
89,059 100,00
Bobot dari masing-masing variabeluntuk membangun model kesesuaian habitat orangutan kalimantan didapatkan dari skor total PCA masing-masing
komponen utama yang memiliki hubungan positif dengan variabel pemodelan kesesuaian habitat Herdiyanti 2009. Dari hasil analisis di atas menunjukkan
bahwa terdapat dua variabel yang memiliki hubungan positif dengan nilai tertinggi terhadap komponen pertama yaitu jarak dengan sungai dan nilai NDVI.
Sedangkan untuk komponen ke dua terdapat dua variabel yang mempunyai hubungan positif dengan nilai tertinggi. Jarak dari jalan dan jarak dari desa
memiliki hubungan positif dengan komponen ke dua. Keeratan hubungan antara keempat variabel habitat dengan komponen utama ditunjukkan oleh vektor ciri
PCA yang disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7 Vektor ciri variabel PCA
No Variabel
Komponen 1
2
1 2
3 4
Jarak dari sungai NDVI
Jarak dari jalan Jarak dari desa
0,832 0,786
-0,636 0,177
0,207 0,055
0,590 0,907
Bobot masing-masing variabel mempunyai hubungan positif dengan variabel pemodelan kesesuaian habitat. Dengan demikian besarnya bobot masing-
masing variabel kesesuaian habitat disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Nilai bobot tiap variabel
No Variabel
Skor keragaman PCA
Nilai Bobot
1 2
3 4
Jarak dari sungai NDVI
Jarak dari jalan Jarak dari desa
1,747 1,747
1,215 1,215
1,747 1,747
1,215 1,215
Dengan hasil pembobotan terebut maka model kesesuaian habitat orangutan kalimantan dirumuskan sebagai berikut:
Y= 1,747 x FK
Sungai
+ 1,747 x Fk
NDVI
+ 1,215 x Fk
Jalan
+ 1,215 x Fk
Desa
Keterangan : Y
= total score kesesuaian habitat FK
Sungai
= skor kesesuaian jarak dari jalan Fk
NDVI
= skor kesesuaian NDVI Fk
Jalan
= skor kesesuaian jarak dari jalan Fk
Desa
= skor kesesuaian jarak dari desa
5.4 Peta Kesesuaian Habitat Orangutan Kalimantan