sudah mandiri yakni jantan pradewasa dan betina remaja bersifat jauh lebih sosial. Orangutan jantan dewasa yang tidak berpasangan melewatkan hampir sepenuh
waktunya dalam kehidupan menyendiri, bahkan tidak dapat menerima kehadiran sesama jenisnya. Dan diantara pongidae yang lain orangutan jantan dewasa lah
yang jelas-jelas mempunyai sifat tidak tenggang terhadap sesama jenisnya. Sedangkan orangutan betina juga merupakan betina pongidae yang memiliki sifat
interaksi terhadap sesama yang paling rendah. Sehingga menurut Rodman 1973 diacu dalam Galdikas 1978 sistem sosial orangutan sangat berbeda dari sistem
sosial chimpanze dan gorilla. Harisson 1962 dan Schaller 1961 diacu dalam Galdikas 1978 menyatakan bahwa kesoliteran orangutan terbentuk akibat terlalu
banyak orangutan yang diburu oleh manusia.
2.2.8 Ancaman yang dihadapi
Ancaman orangutan yang paling besar adalah manusia, terutama manusia yang menggunakan senjata. Ancaman orangutan terjadi sejak zaman batu sampai
sekarang. Sejak zaman batu, manusia memburu hewan ini terutama untuk diambil dagingnya dan sejak akhir abad lalu keberadaan orangutan dinyatakan hampir
punah terutama di Kalimantan dan Sumatera. Umumnya orangutan dari tempat tersebut dipindahkan ke tempat lain untuk keperluan kebun binatang atau untuk
tujuan objek penelitian. Hewan ini ditangkap dalam jumlah yang besar dan pada saat pemindahan banyak yang mangalami kematian baik pada waktu dalam
perjalanan maupun sesudahnya Uitgeverij Van Hoeve 2003. Selain itu Uitgeverij Van Hoeve juga menyebutkan bahaya lain yang selalu mengancam
hidup orangutan adalah tekanan yang datang terus menerus dari penduduk sekitar hutan tempat orangutan hidup. Konversi hutan menjadi area pertanian,
perkebunan dan peruntukan lain terus meningkat, bahkan di Cagar Alam pun orangutan tidak bebas dari gangguan manusia.
2.3 Sistem Informasi Geografis SIG
2.3.1 Definisi
SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang dirancang khusus, yang mempunyai kemampuan untuk mengelola data pengumpulan, penyimpanan,
pengelohan, analisis, pemodelan dan penyajian data spasial keruangan dan non
spasial tabulartekstual, yang mengacu pada lokasi di permukaan bumi data biorgeoreferensi Jusmady 1996 diacu dalam Soenarmo 2003. Pada dasarnya,
sistem informasi geografis adalah suatu “sistem” yang terdiri dari komponen- komponen yang saling berkait berhubungan dalam mencapai suatu sasaran,
berdasarkan “informasi” data, fakta, kondisi, fenomena berbasis “geografis” daerah, spasial, keruangan yang dapat dicek posisinya di permukaan bumi
bergeoreferensi Soenarmo 2003. Prahasta 2001 menyebutkan dalam berbagai literatur, SIG dipandang sebagai hasil perkawinan sistem komputer uuntuk bidang
kartografi CAC atau sistem kompter untuk bidang perancangan CAD dengan basis data data base.
2.3.2 Komponen dasar dalam penggunaan SIG
SIG merupakan sistem yang kompleks yang biasanya terintegrasi dengan lingkungan sistem-sitem komputer yang lain ditingkat fungsional dan jaringan.
Komponen SIG menurut Prahasta 2001 terdiri dari empat komponen yang meliputi perangkat keras, perangkat lunak, data dan informasi geografi dan
manajemen yakni sumberdaya manusia atau brainware. Soenarmo 2007 bagan komponen SIG terdiri dari prosedur yaitu
organisasi yang mendukung dimungkinkannya pengembangan teknologi dan aplikasi SIG, data, perangkat keras dan perangkat lunak dan pelaksana. Sesuai
dengan fungsinya, perangkat keras SIG dapat dimasukkan dalam empat kategori utama yaitu: alat masukan digitizer, keyboard, alat penyimpanan hardisk, CD
ROM, alat untuk memproses prosessor dan alat untuk pengeluaran printer, ploter. Perangkat lunak menunjukkan program dan fungsi analisis. Data secara
spasial digolongkan ke dalam data atribut dan data geografi. SIG dapat menyimpan data geografi struktur dan vektor atau raster.
2.3.3 Subsistem SIG