dibandingkan dengan tiang dan pancang, serta banyaknya sarang yang ditemukan di zona buffer ini.
Habitat dengan kelas kesesuaian sedang memiliki karakteritik habitat yaitu berada pada jarak dari jalan bervariasi yaitu dari jarak lebih 800 m dari jalan,
jarak dengan desa yang bervariasi yaitu lebih dari 3000 m dari desa, nilai NDVI yang bervariasi yang didominasi oleh nilai lebih dari 0,0-1 serta jarak dari sungai
yang bervariasi karena banyak terdapat beberapa aliran sungai pada habitat dengan kesesuaian sedang tersebut.
Sedangkan kelas kesesuaian rendah sebagian besar terdapat di sekitar batas kawasan penelitian. Kelas kesesuaian rendah ini memiliki karakteristik
habitat yaitu berada di 0-800 m dari jalan, jarak dari desa yang bervariasi yaitu 0- 900 m, nilai NDVI juga bervariasi yang didominasi oleh -1-0,1 dan jarak dari
sungai bervariasi yang didominasi oleh jarak lebih dari 1600 m dari sungai, karena beberapa sungai besar yang berada di sekitar penelitian juga merupakan
jalan karena selain menggunakan jalur darat, masyarakat Kalimantan khususnya Kalimantan Tengah juga menggunakan jalur sungai.
5.4.2 Validasi Model
Validasi model kesesuaian habitat orangutan kalimantan dilakukan karena untuk menentukan diterima atau tidaknya model yang dibangun. Serta untuk
mengetahui tingkat kepercayaan terhadap model yang dibagun. Model yang telah dibangun dapat diterima apabila hasil validasi memperoleh tingkat kepercayaan
yang tinggi yaitu 85 pada kelas kesesuaian sedang dan tinggi. Data yang digunakan untuk melakukan validasi didapatkan dari sepertiga atau 30 dari
jumlah keseluruhan titik sarang yang didapatkan di lapang. Pemilihan titik validasi dilakukan secara acak namun mewakili setiap tipe sarang. Titik sarang
yang digunakan untuk validasi sebanyak 23 titik dari 72 titik sarang di lapang. Nilai validasi didapatkan dengan membagi banyaknya titik sarang dari setiap
kelas kesesuaian terhadap jumlah keseluruhan. Hasil validasi menunjukkan bahwa model kesesuaian habitat orangutan
kalimantan yang dibangun dapat diterima 100 dari jumlah presentase validasi pada kelas kesesuaian sedang dan tinggi. Pada kelas kesesuaian tinggi memiliki
nilai validasi 39,13, pada kelas kesesuaian sedang memiliki nilai validasi 60,87 dan kelas kesesuaian rendah memiliki nilai 0. Validasi pada tiap kelas
kesesuaian habitat orangutan kalimantan di lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Validasi tiap kelas kesesuaian habitat orangutan kalimantan
No Kelas Kesesuaian
Titik Sarang Presentase
1 2
3 Rendah
Sedang Tinggi
14 9
0,00 60,87
39,13
Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh menunjukkan bahwa model yang dibangun cukup representatif untuk menunjukkan daerah kesesuaian habitat
orangutan kalimantan dengan kelas kesesuaian sedang dan tinggi. Namun, dilihat dari tingginya nilai validasi pada kelas kesesuaian sedang dibandingkan dengan
kelas kesesuaian tinggi menunjukkan bahwa model yang diterima belum memberikan hasil yang optimal. Hal ini disebabkan masih terdapatnya komponen
habitat orangutan kalimantan yang lain yang berpengaruh selain empat komponen yang digunakan dalam pembangunan model kesesuaian habitat. Keempat
komponen habitat yang digunakan dalam pembangunan model masih belum mewakili komponen habitat yang sensitif dan yang sangat diperlukan oleh
orangutan kalimantan. Komponen habitat sensitif yang dimaksudkan diantaranya jenis pohon tidurbersarang, keberadaan pohon buahfeeding tree, tinggi
rendahnya pohon tidur untuk keperluan memudahkan keterjangkauan pandangan terhadap areal hutan, keterlindugan terhadap angin dimalam hari dan sebagainya.
Gambar 20 Peta kesesuaian habitat orangutan kalimantan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Pembangunan model spasial kesesuaian habitat orangutan kalimantan dilakukan dengan menganalisis penilaian kebutuhan hidup life requisites
orangutan kalimantan terhadap faktor-faktor habitat dan faktor-faktor gangguan. Faktor-faktor habitat yang digunakan adalah ketersediaan air yang diwakilkan
dengan jarak dari sungai dan nilai NDVI Normalization Difference Vegetation Index, sedangkan faktor-faktor gangguan berasal dari aktivitas manusia yang
diidentifikasi melalui jarak dari jalan dan jarak dari desa. Model spasial kesesuaian habitat orangutan kalimantan Pongo pygmaeus
wurmbii, Linneaus 1760 yang dihasilkan pada penelitian ini adalah:
Y= 1,747 x FK
Sungai
+ 1,747 x Fk
NDVI
+ 1,215 x Fk
Jalan
+ 1,215 x Fk
Desa
Habitat orangutan kalimantan di Suaka Margasatwa Sungai Lamandau dengan kelas kesesuaian habitat tinggi memiliki luas 21328,60 ha. Luasan tersebut
mencakup 26,65 dari seluruh lokasi penelitian. Pada kelas kesesuaian sedang memiliki luas terbesar yaitu 52378,70 ha atau mencakup 65,46 dari seluruh
luasan lokasi penelitian. Sedangkan untuk kelas kesesuaian rendah memiliki luas terkecil yaitu sebesar 6311,70 ha atau 7,88 dari seluruh lokasi penelitian. Model
kesesuaian habitat orangutan kalimantan dapat diterima dengan validasi 39,13 pada kelas kesesuaian tinggi, 60,87 pada kelas kesesuaian sedang dan kelas
kesesuaian rendah memiliki nilai 0.
6.2 Saran
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait keberadaan orangutan kalimantan
di wilayah SM Lamandau untuk lebih meningkatkan kepercayaan terhadap model yang dibangun.
2. Mengidentifikasi komponen yang sensitif seperti jenis pohon tidurbersarang,
keberadaan pohon buahfeeding tree, tinggi rendahnya pohon tidur untuk keperluan memudahkan keterjangkauan pandangan terhadap areal hutan,
keterlindugan terhadap angin dimalam hari dan sebagainya untuk
pembangunan model selanjutnya. 3. Perlu adanya pengawasan pada habitat dengan kesesuaian tinggi di seluruh
kawasan SM Lamandau dari aktivitas masyarakat yang megakses SM Lamandau.
4. Perlu adanya perhatian terhadap zona buffer karena memiliki potensi
kesesuaian habitat yang sama dengan kawasan SM Lamandau. 5. Meningkatkan pengamanan kawasan dari aktivitas yang dapat mengancam
kelestarian orangutan di SM Lamandau, seperti illegal loging, kebakaran hutan, konversi lahan dan perburuan.