overlay sesuai dengan bobotnya masing-masing sehingga didapatkan model berupa peta kesesuaian habitat.
Model yang telah didapatkan yang berupa peta kesesuaian habitat kemudian dilakukan validasi pengujian berdasarkan data dari observasi lapang.
Observasi lapang dilakukan dengan metode jalur transect. Validasi model dilakukan agar dapat ditentukan tingkat akurasinya dan sebagai dasar diterima
atau tidaknya model. Secara umum bagan alir tahapan penelitian disajikan pada Gambar 4.
4.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data utama yang diperlukan dalam penelitian, yaitu merupakan data
spasial yang berupa peta batas kawasan penelitian, peta jaringan jalan, peta jaringan sungai, peta administratif, citra landsat TM untuk menentukan nilai
NDVI dan data lapang untuk pembuatan serta validasi model yaitu lokasi sebaran orangutan di SM Sungai Lamandau.
Lokasi sebaran orangutan ditentukan melalui identifikasi titik keberadaan orangutan dengan menggunakan Global Positioning System GPS. Idetifikasi
keberadaan orangutan dilakukan dengan mendeteksi jejak. Dalam hal ini jejak yang dimaksud adalah sarang orangutan, karena menurut Meijard et al 2001
sarang adalah bukti keberadaan orangutan yang paling mudah diamati, karena sangat mencolok berada di atas pohon dengan bentuk berbeda dengan
sekelilingnya. Terdapat 4 tipe sarang berdasarkan menurut UNESCO-PanEco dalam YEL 2009 yaitu sarang kelas A dicirikan dengan daun masih segar, sarang
baru, semua daun masih hijau. Sarang kelas B ditandai dengan daun sudah mulai tidak segar, semua daun masih ada, bentuk sarang masih utuh, warna daun sudah
mulai coklat terutama di permukaan sarang, belum ada lubang yang terlihat dari bawah. Sarang kelas C atau sarang tua yaitu semua daun sudah coklat bahkan
sebagian daun sudah hilang, sudah terlihat adanya lubang dari bawah. Serta, sarang kelas D yaitu semua daun sudah hilang, sebagian besar hanya tinggal
ranting. Gambar setiap kelas sarang disajikan pada Gambar 5.
Gambar 4 Diagram alir tahapan penelitian. 22
a b
c d Gambar 5 Kelas sarang orangutan kalimantan a sarang kelas A, b sarang
kelas B, c sarang kelas C, d sarang kelas D. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data titik sarang untuk
identifikasi keberadaan orangutan adalah metode transect. Transect dilakukan di sekitar 4 camp yang ada di SM Lamandau yaitu di sekitar Camp Rasak, Camp JL,
Camp Gemini dan Camp Buluh. Transect di sekitar camp tersebut dilakukan pada jarak minimal 2 km dari masing-masing camp untuk mengambil data titik sarang
orangutan liar. Hal ini dikarenakan pada jarak 2 km dari camp merupakan wilayah jelajah orangutan rehabilitasi, sehingga sarang yang terdapat pada area tersebut
merupakan sarang orangutan rehabilitasi yang dapat mempengaruhi keakuratan dalam pembuatan model. Titik hasil temuan lapang kemudian dikelompokkan
menjadi dua dengan proporsi 23 atau 70 dari keseluruhan digunakan untuk
menyusun model, kemudian 13 atau 30 dari keseluruhan titik digunakan sebagai validasi.
Data sekunder yang dikumpulkan adalah data bio-ekologi orangutan kalimantan dan data kondisi umum lokasi penelitian. Data ini diperoleh dengan
studi literatur dan wawancara dengan pengelola kawasan, pengunjung dan masyarakat.
4.5 Pengolahan Peta Tematik