Analisis Spasial METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Sebaran Sarang Orangutan Kalimantan

Suaka Margasatwa Sungai Lamandau terdiri dari dua tipe ekosistem yaitu ekosistem hutan dataran rendah dan tipe ekosistem hutan rawa air tawar. Kedua tipe ekosistem tersebut merupakan habitat bagi orangutan kalimantan. Dalam penentunan titik distribusi keberadaan orangutan di SM Lamandau yang dilakukan dengan identifikasi tidak langsung yaitu melalui sarang, ditemukan tiga kelas sarang dari empat tipe sarang yang diketahui berdasarkan UNESCO-PanEco dalam YEL 2009.Ketiga kelas sarang yang ditemukan adalah sarang kelas B, sarang kelas C dan sarang kelas D Gambar 7. a b c Gambar 7 Sarang orangutan yang ditemukan di lokasi penelitian a sarang kelas B, b sarang kelas C, c sarang kelas D. Sarang kelas B merupakan sarang yang memiliki bentuk masih utuh,daun sudah mulai tidak segar, semua daun masih ada, warna daun sudah mulai coklat terutama di permukaan sarang dan belum ada lubang yang terlihat dari bawah. Sarang kelas C ditandai dengan semua daun sudah berwarna coklat bahkan sebagian daun sudah hilang, sudah terlihat adanya lubang dari bawah. Serta, sarang kelas D ditandai dengan bentuk sarang yang sudah mulai tidak utuh, daun- daun penyusunnya rontok. Pada sarang kelas D ini hanya terdapat ranting-ranting penyusun sarang yang sudah mulai rusak. Dari hail survey di lapang didapatkan 72 titik sarang dari ke empat lokasi pengambilan data yang terdiri dari 11transek. Peta sebaran titik sarang orangutan di SM Lamandau dapat dilihat di Gambar 8. Gambar 8 Peta sebaran sarang orangutan.

5.2 Peta Tematik untuk Pembuatan Model Spasial.

Pembangunan model spasial kesesuaian habitat orangutan kalimantan dilakukan dengan menganalisis penilaian kebutuhan hidup life requisites orangutan kalimantan terhadap faktor-faktor habitat dan faktor-faktor gangguan. Faktor-faktor habitat yang digunakan adalah ketersediaan air yang diwakilkan dari jarak dari sungai dan nilai Normalization Difference Vegetation Index NDVI, sedangkan faktor-faktor gangguan berasal dari aktivitas manusia yang diidentifikasi melalui jarak dari jalan dan jarak dari desa.

5.2.1 Peta jarak dari Sungai

Hasil data survey dan pustaka diketahui bahwa orangutan dari berbagai lokasi yang ada di Kalimantan maupun Sumatera lebih umum terdapat di dekat sungai-sungai kecil atau besar dan di dekat rawa-rawa. Kepadatan populasi tertinggi terdapat pada petak-petak hutan kecil yang berada di lembah-lembah sungai, hutan-hutan gambut di dekat rawa-rawa atau di antara sungai-sungai kecil. Hal ini disebabkan karena keanekaragaman jenis-jenis pohon di lembah-lembah lebih tinggi dibandingkan dengan di perbukitanMackinnon 1972. Selain itu hasil penelitian Rijksen 1978 menunjukkan karakteristik habitat orangutan ditunjukkan dengan tidak adanya dominasi dari satu jenis pohon atau vegetasi. Orangutan memenuhi kebutuhan pokok akan cairan melalui beberapa sumber yaitu dari makanannya, kemudian menjilat bulu-bulunya sampai kering, memeras tanah basah dari pohon-pohon berongga, menghisap tumbuhan yang mengandung air dan dari sungai Napier Napier 1985. Pada musim kemarau di lokasi penelitian yang merupakan hutan rawa mengalami kekeringan, beberapa sungai-sungai kecil juga mengalami pengeringan. Pada saat penelitian dilakukan, dijumpai kondisi lantai hutan yang kering dan sungai-sungai kecil yang mengalami pendangkalan. Kondisi sungai di lokasi penelitian disajikan pada Gambar 9. a b Gambar 9 Kondisi sungai di lokasi penelitian a sungai besar yang surut bsungaikecil yang mengalami kekeringan. Penentuan klasifikasi jarak dari sungai ditentukan pada jelajah harian orangutan. Galdikas 1988 menyatakan bahwa jelajah harian orangutan antara 90 m sampai 3050 m, dan rata-rata orangutan menempuh jelajah harian 790 m, sehingga selang setiap kelas kesesuaian untuk bufferditetapkan sebesar 800 m. Jarak dari sungai diklasifikasikan menjadi 5 kelas, yaitu 0-800 m, 800-1600 m, 1600-2400 m, 2400-3400 m dan lebih dari 3400 m. Kelas 0-800 m memiliki luasan paling besar yaitu sebesar 27803,07 ha, kelas 800-1600 m memiliki luasan 20996,82 ha, kelas 1600-2400 m memiliki luas sebesar 15659,61 ha, kelas 2400- 3200 m memiliki luas sebesar 8818,20 ha dan kelas 3200 m memiliki luas sebesar 6741,81 ha. Jarak kurang dari sama dengan 800 m dari sungai dianggap