Alat dan Bahan Tahapan Penelitian Metode Pengumpulan Data

Gambar 4 Diagram alir tahapan penelitian. 22 a b c d Gambar 5 Kelas sarang orangutan kalimantan a sarang kelas A, b sarang kelas B, c sarang kelas C, d sarang kelas D. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data titik sarang untuk identifikasi keberadaan orangutan adalah metode transect. Transect dilakukan di sekitar 4 camp yang ada di SM Lamandau yaitu di sekitar Camp Rasak, Camp JL, Camp Gemini dan Camp Buluh. Transect di sekitar camp tersebut dilakukan pada jarak minimal 2 km dari masing-masing camp untuk mengambil data titik sarang orangutan liar. Hal ini dikarenakan pada jarak 2 km dari camp merupakan wilayah jelajah orangutan rehabilitasi, sehingga sarang yang terdapat pada area tersebut merupakan sarang orangutan rehabilitasi yang dapat mempengaruhi keakuratan dalam pembuatan model. Titik hasil temuan lapang kemudian dikelompokkan menjadi dua dengan proporsi 23 atau 70 dari keseluruhan digunakan untuk menyusun model, kemudian 13 atau 30 dari keseluruhan titik digunakan sebagai validasi. Data sekunder yang dikumpulkan adalah data bio-ekologi orangutan kalimantan dan data kondisi umum lokasi penelitian. Data ini diperoleh dengan studi literatur dan wawancara dengan pengelola kawasan, pengunjung dan masyarakat.

4.5 Pengolahan Peta Tematik

4.5.1 Parameter yang digunakan

Pemodelan kesesuaian habitat orangutan kalimantan Pongo pygmaeus pygmaeus Wurmbii, 1760 merupakan proses peninjauan dan penilaian kebutuhan hidup life requisites orangutan kalimantan terhadap faktor-faktor habitat dan faktor-faktor gangguan. Faktor-faktor habitat yang digunakan adalah ketersediaan air yang diwakilkan oleh jarak dari sungai dan ketersediaan cover yang diwakilkan oleh nilai Normalization Difference Vegetation Index NDVI. Faktor gangguan berasal dari aktivitas manusia yang diidentifikasi melalui jarak dari jalan dan jarak dari desa.

4.5.2 Pembuatan peta Buffer

Peta buffer yang dibuat adalah peta jarak dari sungai, peta jarak dari jalan dan peta jarak dari desa. Peta jarak dari jalan dibuat dari peta jaringan jalan, peta jarak dari sungai dibuat dari peta jaringan sungai, sedangkan peta jarak dari desa dibuat dari peta administratif yang dianalisis dengan menggunakan Arc Gis 9.3. Proses pembuatan peta buffer disajikan pada Gambar 6a.

4.5.3 Pembuatan peta Normalization Difference Vegetation Index NDVI

Peta Normalization Difference Vegetation Index NDVI dibuat dari citra landsat yang telah dilakukan koreksi geometri. Citra landsat tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan software Erdas imagine 9.1. Perhitungan NDVI dilakukan pada model maker Erdas menurut rumus: = Band − Band Band + Band Proses pembuatan peta NDVI disajikan pada Gambar 6b. Gambar 6 a proses pembuatan peta buffer b pembuatan peta NDVI.

4.6 Analisis Komponen Utama Principal Component Analysis PCA

Principal Component Analysis PCA merupakan teknik analisis multivariabel menggunakan banyak variabel yang dilakukan untuk tujuan ortogonalisasi dan penyederhanaan variabel. Analisis ini merupakan teknik statistik yang mentransormasikan secara linier satu set variabel ke dalam variabel baru dengan ukuran lebih kecil namun representatif dan tidak saling berkorelasi ortogonal Rosita 2008. PCA digunakan untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap distribusi orangutan kalimantan, berdasarkan titik distribusi orangutan kalimatan yang ditemukan baik langsung maupun tidak langsung dengan masing-masing layer jarak dari sungai, jarak dari jalan, jarak dari desa dan nilai NDVI. Adapun titik yang digunakan untuk pembangunan model yaitu 70 dari titik keseluruhan yang ditemukan di lapang, dan sisanya 30 digunakan sebagai validasi. Dari hasil tersebut selanjutnya dapat ditentukan bobot dari masing-masing faktor yang mempengaruhi habitat orangutan kalimantan. Analisis PCA tersebut dilakukan dengan menggunkan perangkat lunak SPSS 1.5. Hasil PCA yang digunakan untuk menentukan bobot masing faktor habitat dan untuk analisis spasial sehingga menghasilkan persamaan sebagai berikut: Y= aFK1+bFk2+cFk3+dFk4 Keterangan : Y = total nilai kesesuaian habitat a-e = nilai bobot setiap variabel Fk1 = faktor jarak dari sungai Fk2 = faktor NDVI Fk3 = faktor jarak dari jalan Fk4 = faktor jarak dari desa

4.7 Analisis Spasial

Titik sebaran orangutan kalimantan dianalisis dengan faktor-faktor spasial yang meliputi jarak dari sungai, jarak dari jalan dan jarak dari desa dan nilai NDVI. Analisis spasial dilakukan dengan metode tumpang susun overlay, pembagian kelas class, pembobotan weighting dan pengharkatan skoring. Pemberian bobot didasarkan atas nilai kepentingan atau kesesuaian bagi habitat orangutan kalimantan. Pemberian bobot terdiri dari 3 nilai bobot, dimana nilai tertinggi menunjukkan faktor habitat yang paling berpengaruh, nilai di bawahnya menunjukkan faktor habitat yang berpengaruh sedang dan nilai terendah menunjukkan faktor habitat yang kurang berpengaruh. Klasifikasi kelas kesesuaian terdiri dari tiga kelas yaitu: 1 rendah, 2 sedang dan 3 tinggi. Model Matematika yang digunakan adalah: 1. Nilai skor klasifikasi kesesuaian habitat orangutan kalimantan. SKOR = ΣWi Fki Keterangan: SKOR = nilai dalam penetapan klasifikasi kesesuaian habitat Wi = bobot untuk setiap parameter Fki = faktor kelas dalam parameter 2. Nilai selang skor klasifikasi kesesuaian habitat orangutan kalimantan ditentukan berdasarkan sebaran nilai piksel yang dihasilkan analisis spasial. Selang = − Keterangan : Selang = nilai dalam penetapan selang klasifikasi kesesuaian habitat Smaks = nilai piksel tertinggi