Bobot masing-masing variabel mempunyai hubungan positif dengan variabel pemodelan kesesuaian habitat. Dengan demikian besarnya bobot masing-
masing variabel kesesuaian habitat disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Nilai bobot tiap variabel
No Variabel
Skor keragaman PCA
Nilai Bobot
1 2
3 4
Jarak dari sungai NDVI
Jarak dari jalan Jarak dari desa
1,747 1,747
1,215 1,215
1,747 1,747
1,215 1,215
Dengan hasil pembobotan terebut maka model kesesuaian habitat orangutan kalimantan dirumuskan sebagai berikut:
Y= 1,747 x FK
Sungai
+ 1,747 x Fk
NDVI
+ 1,215 x Fk
Jalan
+ 1,215 x Fk
Desa
Keterangan : Y
= total score kesesuaian habitat FK
Sungai
= skor kesesuaian jarak dari jalan Fk
NDVI
= skor kesesuaian NDVI Fk
Jalan
= skor kesesuaian jarak dari jalan Fk
Desa
= skor kesesuaian jarak dari desa
5.4 Peta Kesesuaian Habitat Orangutan Kalimantan
5.4.1 Pembuatan peta kesesuaian habitat orangutan kalimantan
Pembuatan peta kesesuaian habitat orangtuan kalimantan berdasarkan kelas kesesuaian habitat. Kelas kesesuaian habitat diperoleh dari metode tumpang
tindih overlay semua variabel atau peta tematik yang digunakan dalam pembutan model kesesuaian habitat. Sebelum dilakukan tumpang tindih,
dilakukan proses pengekelasan classyaitu pengekelasan dari masing-masing variabel habitat untuk dilakukan pengharkatan scoreskor tiap kelas variabel.
Nilai skor dari tiap kelas dalam satu variabel berbeda antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Nilai skor masing-masing kelas dari setiap variabel
disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9 Skor tiap variabel
Jarak dari Sungai Jarak dari Jalan
Nilai NDVI Jarak dari Desa
Kelas Skor
Kelas Skor
Kelas Skor
Kelas Skor
0-800 800-1600
1600-2400 2400-3200
3200 5
4 3
2 1
0-800 800-1600
1600 1
2 3
-1-0,0 0,0-0,25
0,25-1 1
2 3
0-3000 3000-6000
6000-9000 9000-12000
12000 1
2 3
4 5
Hasil analisis spasial dengan metode pembobotan, pengkelasan, dan pengharkatanskoring dan tumpang tindih overlay menghasilkan nilai pixel
terendah adalah 5,92 dan nilai piksel tertinggi yaitu 23,69. Nilai standar deviasi 3,11 dan nilai rata-rata sebesar 16,01.
KelasKesesuaian Habitat KKH terdiri dari tiga kelas kesesuaian yaitu kelas kesesuaian rendah KKH 1, kelas kesesuaian sedang KKH2 dan kelas
kesesuaian tinggi KKH 3. Dalam menentukan kelas kesesuaian habitat orangutan, maka harus menentukan selang untuk setiap kelas kesesuaian habitat.
Selang dalam setiap KKH didapat dengan membagi rata antara selisih piksel tertinggi dengan piksel terendah dengan jumlah kelas kesesuaian. Sehingga
didapatkan nilai dari kelas kesesuaian rendah, kelas kesesuaian sedang dan kelas kesesuaian tinggi. Nilai piksel yang tinggi menunjukkan tigkat kesesuaian yang
besar. KKH 1 memiliki selang nilai piksel yang kecil, sehingga kesesuaian habitat rendah. KKH 2 memiliki selang nilai piksel yang lebih tinggi daripada KKH 1,
sehingga memiliki kesesuaian sedang dan KKH 3 memiliki selang nilai piksel yang tertinggi, sehingga kesesuaian habitat adalah tinggi. Selang dari masing-
masing kelas kesesuaian disajikan pada Tabel 10.
Selang = , 9 − ,9
= ,9
Tabel 10 Selang dari masing-masing kelas kesesuaian
No Kelas Kesesuaian Habitat
KKH Selang
1 2
3 KKH 1
KKH 2 KKH 3
5,924 s.d 11,939 11,939 s.d 17,924
17,924 s.d 23,696
Habitat orangutan kalimantan di Suaka Margasatwa Sungai Lamandau dengan kesesuaian habitat tinggi memiliki luas 21328,60 ha. Luasan tersebut
mencakup 26,65 dari seluruh lokasi penelitian. Untuk kesesuaian sedang memiliki luas terbesar yaitu 52378,70 ha dari seluruh lokasi penelitian atau
mencakup 65,46 dari seluruh luasan lokasi penelitian. Sedangkan untuk kelas kesesuaian rendah memiliki luas terkecil yaitu sebesar 6311,70 ha atau 7,88 dari
seluruh lokasi penelitian. Luas tiap kelas kesesuaian habitat disajikan pada Tabel 11 dan peta kesesuaian habitat orangutan kalimantan dapat dilihat pada Gambar
20. Tabel 11 Luas tiap kelas kesesuaian habitat orangutan kalimantan
No Kelas Kesesuaian
Selang Luas ha
Presentase
1 2
3 Rendah
Sedang Tinggi
5,924 – 11,939 11,939 – 17,924
17,924 – 23,696 6311,7
52378,7 21328,6
7,88 65,46
26,65
Pada gambar peta kesesuaian habitat orangutan kalimantan dapat dilihat bahwa kelas kesesuaian tinggi menyebar diseluruh lokasi penelitan baik yang
berada di dalam kawasan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau maupun area yang direkomendasikan sebagai zona buffer. Namun, keberadaan wilayah dengan kelas
kesesuaian tinggi terfragmentasi oleh wilayah kelas kesesuaian sedang. Kelas kesesuaian tinggi ini sebagian besar berada di sekitar Camp Buluh dan Camp
Mangkung. Selain itu di zona buffer juga terlihat wilayah kelas kesesuaian tinggi memiliki luasan area yang luas.
Karakteritik habitat dengan kelas kesesuaian tinggi di wilayah SM Sungai Lamandau tersebut terdapat dijarak lebih dari 1600 m dari jalan, lebih dari 1200 m
dari desa, jarak dari sungai bervariasi karena banyaknya aliran sungai yang menyebar di dalam kawasan dan nilai NDVI 0,0 – 1 yang didominai oleh nilai
0,25-1. Kelas kesesuaian tinggi sebagian besar berada di bagian utara, lokasi ini dekat dengan dua camp yaitu Camp Rasak dan Camp Mangkung. Selain di bagian
utara juga terdapat dibagian selatan yaitu disekitar sekitar Camp Buluh. Selain itu telihat di zona buffer di bagian utara sampai tengah zona buffer memiliki
kesesuaian yang tinggi. Pada saat penelitian juga diketahui kondisi vegetasi dan habitat di zona buffer masih baik ditandai dengan dominasi pohon yang besar
dibandingkan dengan tiang dan pancang, serta banyaknya sarang yang ditemukan di zona buffer ini.
Habitat dengan kelas kesesuaian sedang memiliki karakteritik habitat yaitu berada pada jarak dari jalan bervariasi yaitu dari jarak lebih 800 m dari jalan,
jarak dengan desa yang bervariasi yaitu lebih dari 3000 m dari desa, nilai NDVI yang bervariasi yang didominasi oleh nilai lebih dari 0,0-1 serta jarak dari sungai
yang bervariasi karena banyak terdapat beberapa aliran sungai pada habitat dengan kesesuaian sedang tersebut.
Sedangkan kelas kesesuaian rendah sebagian besar terdapat di sekitar batas kawasan penelitian. Kelas kesesuaian rendah ini memiliki karakteristik
habitat yaitu berada di 0-800 m dari jalan, jarak dari desa yang bervariasi yaitu 0- 900 m, nilai NDVI juga bervariasi yang didominasi oleh -1-0,1 dan jarak dari
sungai bervariasi yang didominasi oleh jarak lebih dari 1600 m dari sungai, karena beberapa sungai besar yang berada di sekitar penelitian juga merupakan
jalan karena selain menggunakan jalur darat, masyarakat Kalimantan khususnya Kalimantan Tengah juga menggunakan jalur sungai.
5.4.2 Validasi Model